Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Arti "Ulam" dalam Peribahasa Pucuk Dicinta Ulam Tiba


Bangsa Indonesia sangat kaya dengan ungkapan penuh makna. Di mana, perumpamaan tersebut memiliki banyak fungsi. Sebut saja seperti sebagai sumber nilai (norma), sindiran, pengingat, nasihat, penghalus perkataan, meringkas informasi atau penjelasan, dan lain-lain.
Banjirembun.com

Begitu pula pada peribahasa "Pucuk dicinta ulam tiba". Dalam kalimat itu mengandung sejumlah makna. Salah satunya untuk memperhalus ucapan yang dikeluarkan dari mulut. Sebab tatkala diucapkan secara terus terang dapat menimbulkan kesan tidak nyaman.


Perlu diperjelas dulu bahwa ungkapan di atas yang paling tepat ialah "Pucuk dicinta ulam tiba". Bukan "Pucuk dicinta ulam pun tiba." Jadi, tidak diberi sisipan kata "pun" setelah kata "ulam". Hal itu sebagaimana dicontohkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).


Arti Pucuk dan Ulam

Pucuk dalam perumpamaan di atas punya arti daun muda yang berada di ujung ranting. Sedangkan ulam adalah hidangan atau sajian panganan berupa lalapan disertai sambalnya. Isinya bisa berupa daun muda, sayur segar, dan buah segar. Semuanya itu dimakan tanpa dimasak.


Persamaan pucuk dan ulam ialah keduanya sama-sama dedaunan atau sayur segar tanpa diolah. Adapun perbedaannya yaitu kata pucuk lebih condong pada daun yang belum dibersihkan atau bahkan belum dipetik. Berbeda dengan ulam yang sudah siap untuk disantap atau dinikmati.

Ilustrasi pucuk kemangi yang telah dipetik (sumber gambar)


Arti Peribahasa Pucuk Dicinta Ulam Tiba

Pucuk dicinta ulam tiba mempunyai arti mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan (dikehendaki). Peribahasa itu semakna dengan ungkapan "Hendak ulam pucuk menjulai." Keduanya memiliki penekanan tentang mendapat kemudahan disaat telah siap menghadapi kesulitan.


Penjelasan rincinya tentang peribahasa di atas ialah ada orang yang mencintai (suka) pada dedaunan muda untuk dikonsumsi. Ketika lagi sangat ingin sekali memakannya ternyata ada hidangan lalapan disertai sambalnya. Jadi tidak usah repot-repot mengolah pucuk, langsung tinggal santap.


Tentang ungkapan "Hendak ulam pucuk menjulai" juga punya penjelasan spesifiknya. Yakni, ada orang yang hendak membuat ulam (hidangan lalapan dan sambalnya) tak dinyana ternyata pucuk (daun muda) yang jadi bahan panganan itu menjuntai. Daun itu berayun-ayun menjulur ke arah pemetik.






Baca tulisan menarik lainnya:

1 Tanggapan untuk "Arti "Ulam" dalam Peribahasa Pucuk Dicinta Ulam Tiba"

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*