Kasus baru penyakit COVID-19 di wilayah bali terjadi. Kali ini asal-usulnya disinyalir dari pekerja migran Indonesia yang setiba pulang dari luar negeri. Setidaknya 443 orang warga dusun Banjar Serokadan desa Abuan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli dinyatakan positif berdasar hasil rapid test.
Dikabarkan sebelumnya, ada satu pekerja migran yang "pulang kampung" dinyatakan positif COVID-19. Ia pulang sebelum kebijakan karantina ketat diberlakukan. Naasnya, entah bagaimana sengaja atau tidak ia menyebarkan virus SARS-CoV-19 itu kepada 10 warga yang lain.
Hasil 443 temuan baru itu didapat setelah pemerintah setempat menemukan 11 warga desa Abuan positif dari hasil swab test. Terpaksa pemerintah harus melakukan "lockdown lokal" untuk melakukan rapid test secara massal dan memutus mata rantai penyebaran lebih luas.
Paling tidak ada 2.600 jiwa dari 722 Kepala Keluarga di Dusun Banjar Serokadan yang terdampak isolasi. Warga dusun itu tidak boleh keluar desa begitu pula sebaliknya warga luar dusun tak boleh masuk. Sayangnya dari 2.600 jiwa itu "hanya" 1.210 orang yang menjalani rapid test.
Hasilnya 767 jiwa dinyatakan negatif. Sisanya 443 orang positif. Tindakan isolasi desa sendiri dilakukan selama 14 hari sesuai dengan protokol penanganan Covid-19. Untuk masalah kebutuhan pangan masyarakatnya maka didirikan dapur umum.
Sebelum diberlakukan "lockdown" pada satu desa Abuan, Bupati Bangli hanya menginstruksikan untuk mengisolasi satu dusun Banjar Serokadan. Baru pada 1 Mei 2020 Gubernur Bali memerintahkan supaya mengisolasi satu desa Abuan. Meliputi Banjar Sala, Banjar Selokadan, dan Banjar Abuan.
Paling tidak ada 2.600 jiwa dari 722 Kepala Keluarga di Dusun Banjar Serokadan yang terdampak isolasi. Warga dusun itu tidak boleh keluar desa begitu pula sebaliknya warga luar dusun tak boleh masuk. Sayangnya dari 2.600 jiwa itu "hanya" 1.210 orang yang menjalani rapid test.
Hasilnya 767 jiwa dinyatakan negatif. Sisanya 443 orang positif. Tindakan isolasi desa sendiri dilakukan selama 14 hari sesuai dengan protokol penanganan Covid-19. Untuk masalah kebutuhan pangan masyarakatnya maka didirikan dapur umum.
Sebelum diberlakukan "lockdown" pada satu desa Abuan, Bupati Bangli hanya menginstruksikan untuk mengisolasi satu dusun Banjar Serokadan. Baru pada 1 Mei 2020 Gubernur Bali memerintahkan supaya mengisolasi satu desa Abuan. Meliputi Banjar Sala, Banjar Selokadan, dan Banjar Abuan.
[Peta Lokasi Bale Banjar Serokadan]
Penjagaan di perbatasan desa dilakukan tidak main-main. Satu pleton pasukan Kodim 1626 Bangli diterjunkan. Selain untuk mengamankan, selama isolasi berlangsung para prajurit tersebut juga bertugas mendirikan dapur umum, memasak, dan menyalurkan logistik tersebut pada warga.
Selain dijaga oleh pasukan TNI, petugas gabungan juga diterjunkan di beberapa titik untuk melakukan penjagaan ketat.
Selain dijaga oleh pasukan TNI, petugas gabungan juga diterjunkan di beberapa titik untuk melakukan penjagaan ketat.
[Video]
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Satu Desa di Bali Lockdown Lokal Setelah 443 Warganya Positif Covid-19"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*