Ini merupakan kisah nyata yang diceritakan oleh salah satu tokoh agama dalam sebuah ceramahnya. Ada salah satu jamaah ibu-ibu meminta diberi motivasi saat keuangannya sulit. Di mana, saat musim wabah COVID-19 ini benar-benar tak ada pendapatan sama sekali.
Ibu itu mengutarakan bahwa suaminya seorang kuli bangunan di proyek sana sini. Tidak bisa bekerja sama sekali karena semua ditutup. Tahu hal tersebut tokoh agama itu menguatkan bahwa itu adalah cobaan. Kondisi seperti itu tidak hanya dia yang mengalami. Hampir semua terdampak.
Disambung dengan memberi terjemahan firman Allah "Katakanlah (Muhammad kepada mereka) kami tidak ditimpa kecuali dengan apa yang telah Allah catatkan pada kami." Ditambahkan bahwa itu harus dikemas dalam firman Allah yang lain "Sesungguhnya di setiap kesulitan akan ada kemudahan".
Masih banyak kemudahan yang perlu disyukuri yaitu kesehatan, anggota tubuh utuh, bisa makan, punya keluarga utuh, dan lain-lain. Barangkali masih ada kekurangan yaitu tidak adanya pemasukan bagi keluarga. Mungkin saja Allah SWT akan menggerakkan umat Islam agar ikut membantu.
Mengingat permintaan yang diajukan ibu tersebut ialah ingin diberi motivasi di tengah himpitan ekonomi maka tokoh agama itu berbagi kisah. Sebuah cerita luar biasa. Ada seorang hamba yang bergantung diri sepenuhnya kepada Allah. Tanpa ada keraguan sedikitpun tentang masalah itu.
Pada zaman dulu, sebelum terdapat listrik seperti sekarang ada keluarga yang sangat susah. Kepala keluarganya menuturkan "Saya cuma hidup dari pendapatan harian saya". Diteruskan bahwa suatu waktu ia keluar ingin mencari rizqi. Pada waktu itu betul-betul tidak ada sumber rizqi.
Apa yang didapat hari itu maka itu yang dimakan. Dia bilang "Saya sudah keliling sana sini tidak ada makanan". Sudah keluar rumah seharian hingga selepas Isya lebih. Istri dan anak sudah menunggu. Lalu memutuskan pulang ke rumah. Sampai di rumah istri dan anak menyambut penuh harap.
Entah kenapa tak seperti biasanya kali ini ia pulang tanpa makanan. Berhubung di tangannya tidak ada apa-apa ia pun duduk.
Lalu istri memberikan air putih sembari bertanya "Apa hari ini tidak ada bekal makanan?"
Suami menjawab "Sama sekali saya tidak menemukan pekerjaan, saya tidak tahu harus mencari di mana lagi".
Lalu kata istrinya "Apakah kita harus tidur dalam kondisi kelaparan? Saya sama anak-anak betul-betul belum makan sama sekali dari pagi."
Maka kata suami "Baik saya akan istirahat sejenak baru mencari rizqi lagi. Mudah-mudahan kali ini Allah berikan pada kita."
Kata Istrinya "Baiklah kalau begitu".
Akhirnya, tanpa mengenal letih laki-laki yang saleh itu keluar lagi dari rumahnya. Waktu dia keluar suasana sudah tengah malam. Di mana, zaman dulu belum ada lampu seperti sekarang. Barangkali jam 9 malam saja sudah banyak yang tidur. Keadaan gelap mencekam tanpa penerangan.
Lelaki itu terus berjalan tanpa tahu harus ke mana. Sambil berdoa pada Allah "Ya Allah, ke mana langkah kakiku ini, aku sendiri belum makan seharian. Anak istriku juga belum makan. Berikanlah kami rizqi."
Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah Masjid yang tak jauh dari rumahnya. Ia pun menuju ke sana.
Kondisi Masjid sangat gelap, tanpa penerangan. Pada zaman itu hanya pakai sumbu dan minyak. Itu pun penerangannya sangat kecil.
Kemudian ia menyalakan api lampu dilanjutkan berwudhu, sholat, dan berdo'a. Dia tak tahu harus berbuat apa lagi kecuali seperti itu.
Ia memohon pada Allah supaya dikasih rizqi, dimudahkan, dan dikeluarkan dari masalah kemiskinan.
Di tempat lain, di malam yang sama ada penguasa wilayah setempat yang mengalami kegelisahan luar biasa. Tak bisa tidur. Disertai penuh ketakutan akan meninggal dunia.
Mengalami keadaan itu hatinya terdorong untuk bersedekah. Ia pun bergegas mengambil sejumlah kantong lalu mengisinya dengan emas.
Lantas dibawa kantong itu sembari bergumam " Ya Allah, hatiku sangat gelisah, aku takut meninggal, sementara aku masih belum memiliki bekal cukup untuk bertemu dengan-Mu, maka izinkanlah aku bersedekah dijalan-Mu."
Penguasa itu keluar istana naik kuda sendiri tanpa minta dikawal siapapun.
Mengawali perjalanan atas hikmah Allah hatinya tergerak untuk meminta lagi pada-Nya "Ya Allah, aku minta petunjuk kepada-Mu, aku tidak akan memegang tali kekangan kudaku ini, aku biarkan jalan".
Subhanallah, kisah nyata ini menjelaskan bahwa ia jalan begitu saja. Setelah itu kudanya berhenti dan berdiam di halaman Masjid. Tempat bernaung suami yang miskin tadi. Penguasa itu merasa heran kenapa kudanya berhenti di Masjid.
Penguasa itu bertanya-tanya "Apa ini rahasianya? Kenapa Allah datangkan aku ke Masjid ini?".
Penguasa itu masuk ke Masjid yang gelap. Hanya ada satu saja sumbu lampu.
Ia mendengar ada suara yang lirih agak merintih "Ya Allah, mudahkanlah rizqi saya, sudah seharian tidak makan sama anak istri saya, berikanlah rizqi, saya tidak tahu harus ke mana lagi. Saya mohon kepada-Mu."
Suami yang miskin itu terus merengek-rengek pada Allah.
Di sela-sela do'a itu penguasa menegur dengan salam pada pria miskin. "Assalamualaikum."
Pria itu menjawab "Wa'alaikumsalam".
Penguasa tersebut bertutur "Saya dengar tadi keluhanmu pada Allah SWT, saya kebetulan bawa beberapa kantong uang emas, saya akan berikan kepada kamu sebagai sedekah, dan ketahuilah saya raja di wilayah ini, saya tadi gelisah, ingin sekali keluar dan bersedekah, Allah tunjukkan saya ke Masjid ini. Mungkin kaulah yang Allah maksudkan."
Penguasa itu melanjutkan "Saya akan berikan kepada kamu uang ini sebagai sedekah di jalan Allah SWT, antara kita berdua, dan ketiganya adalah Allah. Dan saya berharap apapun yang kau butuhkan datanglah ke istanaku setiap saat. Saya yakin Allah yang menggerakkan saya bertemu dengan kamu."
Subhanallah, orang miskin ini luar biasa keimanannya. Ia berkata "Wahai tuan, kalau seandainya saya pun masih punya kebutuhan selain apa yang akan anda berikan pada saya ini, maka saya tidak akan datang minta pada anda. Tapi saya akan minta pada Allah yang telah mengirim anda datang kepada saya."
TAMAT
Luar biasa, untuk punya kadar keimananan yang seperti itu sangatlah susah. Semakin modern masa, maka semua akan di nalar dengan logika. Dan terkadang disitulah kelemahan manusia disaat logika sudah menguasai pikiran, maka tidak ada tempat lagi untuk keimanan disana. Tapi untuk penulis, terima kasih untuk tulisan ini mengingatkan saya untuk selalu berserah pada kuasa Tuhan. Burung saja tidak pernah takut jatuh karena dia punya sayap, sama seperti manusia harusnya tidak takut apapun karena dia punya Tuhan....salam
BalasHapus