Kalangan awam tentang teknologi informasi atau yang baru mengetahuinya menganggap bahwa mesin telusur web itu hanya Google atau Yahoo. Parahnya lagi, ada yang berasumsi bahwa search engine berbeda dengan situs atau website lainnya.
Sejatinya mesin pencari web itu tak ada bedanya dengan situs lainnya. Cuma yang membedakan adalah ia lebih fokus berperan pada mengumpulkan, mengorganisir, lalu menyajikan informasi secara luas dan sebanyak-banyaknya yang dibutuhkan pengguna.
Inilah barangkali yang membuat sebagian orang antipati terhadap layanan mesin pencarian web. Was-was informasi yang disajikan tidak pantas atau amoral. Serta takut informasi yang didapat tidak berkualitas, kredibel, valid, akurat, atau yang semacamnya.
Perlu diketahui bahwa pengelola search engine menggunakan algoritma khusus untuk mengatur hasil pencarian. Tampilan hasilnya sangat dinamis agar tetap relevan dengan zaman. Jadi, apabila hasilnya tidak memuaskan, mungkin "kata kuncinya" yang harus diganti.
Fungsi Mesin Pencarian Web
Memang harus diakui, Google merupakan perusahaan raksasa yang hampir tidak mungkin dikalahkan oleh perusahaan lain yang sebidang. Lebih-lebih dalam urusan mesin pencarian web. Hingga saat ini Google menjadi rajanya. Segala fungsi yang dibutuhkan ada padanya.
Mesin telusur web fungsinya tidak jauh-jauh dengan pencarian informasi yang dilakukan pengguna. Intinya ingin mempermudah siapapun yang mencari informasi di internet. Bahkan makin ke sini search engine seperti Google mengetahui kebutuhan dan keinginan penggunanya.
Berikut beberapa fungsi mesin telusur website:
1. Mengumpulkan informasi sebanyaknya
Mesin pencarian web melakukan indeksasi, pendataan, atau menginput situs yang berada di jaringan online. Caranya yaitu dengan menjelajahi/merayapi semua website. Kegiatan itu dilakukan secara otomatis setiap waktu tanpa jeda. Informasi yang terkumpul akan diseleksi lalu dikategorikan.
Tidak semua situs dapat diendeks oleh mesin pencari. Salah satunya karena pemilik atau pengelola situs tidak mengizinkan search engine merayapi/meng-crawling situsnya. Perlu diketahui, jumlah situs skala global yang berhasil dirayapi Google sudah lebih dari 250 trilliun laman.
2. Mengorganisir informasi
Setelah mendata situs apa saja yang masuk daftar mesin pencarian, langkah selanjutnya ialah memilah situs mana yang akan ditampilkan menggunakan kata kunci tertentu. Kemudian menganalisis perilaku semua pengguna untuk mengetahui tingkat kepopuleran situs yang akan ditampilkan.
Mesin pencari sekarang ini sudah melibatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence). Ia tahu situs-situs mana saja yang dimunculkan pada halaman pertama pencarian. Serta website apa saja yang harus diblokir dari tampilan hasil mesin telusur karena alasan tertentu.
3. Media pemasaran
Pemilik atau pengelola mesin telusur kerapkali menampilkan hasil teratas pada halaman pertama untuk website tertentu. Terlebih lagi bila kata kuncinya terkait dengan produk, layanan, atau pembelian sesuatu. Kemungkinan besar pemilik produk atau situs itu melakukan kerja sama.
Tak hanya bagi para pemodal yang mampu mengeluarkan biaya promosi di hasil pencarian, para Blogger atau pemilik situs kelas bawah juga punya peluang besar untuk promosi gratis. Halaman situs mereka yang terpajang di hasil pencarian merupakan cara mengenalkan situs tanpa biaya.
Tiga Alternatif Mesin Pencarian Website Selain Google dan Yahoo
1. Bing
Bing.com diluncurkan pada 1 Juni 2009. Ia merupakan situs mesin pencarian yang dimiliki Microsoft. Setidaknya ia menggunakan 40 bahasa. Seperti halnya pada Google, ketika kalian mengetik Bing.com di browser maka otomatis akan menggunakan bahasa Indonesia.
Halaman utama Bing |
Bing sempat menjadi satu-satunya mesin pencari website asing yang boleh beropesi di China. Dengan komitmen Microsoft harus menyensor hasil pencarian yang bermuatan sensitif yang tak sesuai kebijakan China. Bing mulai beropasi di China semenjak November 2017.
Kata kunci "Banjir Embun" diketik di kotak pencarian Bing.com |
Sebelumnya, Google sudah sedari awal diblok di negeri tirai bambu itu sejak tahun 2010. Namun, kini Bing juga harus bernasib sama. Sejak awal 2019 lalu Bing sudah tidak bisa lagi diakses oleh pengguna yang berlokasi di China. Kini China hanya punya mesin pencarian internet raksasa bernama Baidu.com.
2. Yandex
Yandex.ru merupakan mesin pencari website terbesar di Rusia. Ia didirikan pada sekitar setelah tahun 1990. Perusahaan yang menaunginya berkantor pusat di Moskow, Rusia. Sekarang ia menggurita menjadi perusahan multinasional merambah ke banyak bidang.
Perusahaan Yandex merupakan raksasa teknologi terbesar di Rusia. Tidak hanya mengelola bidang mesin pencarian webiste, ia juga bergerak di transportasi, navigasi, e-commerce, aplikasi hiburan, dan lain-lain. Bisa di bilang Yandex tidak hanya Google-nya Rusia tapi juga Uber dan Spotify-nya Rusia. Serta masih banyak hal lain.
Kata kunci "Banjir Embun" diketik di kotak pencarian Yandex.com |
Dalam skala internasional Yandex masih kalah dari Google. Ia terlihat memang fokus pada pasar Rusia. Namun jangan khawatir. Sebagai alternatif, pengguna internet di Indonesia dapat menggunakan laman Yandex.com untuk melakukan pencarian. Tentu itu menggunakan bahasa Indonesia.
3. Duckduckgo
Duckduckgo.com dirilis pada 25 September 2008. Ia menjalin kemitraan dengan mesin pencarian web lain seperti Bing.com, Yahoo.com, Yandex.com, dan lain-lain untuk berbagi hasil pencarian. Perusahaan yang menaungi search engine tersebut berbasis di Amerika Serikat.
|
Seperti halnya mesin telusur web lain, keberlangsungan Duckduckgo juga ditopang oleh pemasukan yang didapat dari iklan. Mesin pencari web ini diklaim mengutamakan privasi pengguna. Di mana, ia tidak akan merekam/melacak lalu menganalisis informasi dan aktivitas dari pengguna.
Klaim duckducgo menjaga data pribadi pengguna |
Itulah tiga mesin pencarian sebagai alternatif yang patut dicoba.
Memang banyak sekali mesin pencari di luar goole. Namun tetap saja dari awal tahun 2000 an google sudah mendominasi bahkan sampai sekarang. Setidaknya untuk di Indonesia saja, hampir semua pencarian melibatkan goolgle. Sampai istilah searching di Internet saja berubah menjadi googling. Hehee... Mungkin karena fitur yang lengkap dan hasil pencarian yang akurat yang membuat google menjadi seperti sekarang.
BalasHapus