Sebagian besar masyarakat jazirah arab pra Islam memang tak bisa baca tulis. Namun, bukan berarti mereka tak familier dengan tulisan. Sebaliknya peradaban mereka lekat dengan tulisan yang dirangkai oleh para penyair. Bahkan mereka sangat menjunjung dan menghormati para penyair ulung.
Jahiliah adalah praktik beragama masyarakat arab pra Islam yang menyimpang, sesat, dan fanatik total. Orang dikatakan jahiliah karena ia tidak mendapat cahaya hidayah agama Islam. Meskipun mereka sudah mendapat syiar dan dakwah pada permulaan Islam tapi justru memeranginya.
Kehidupan orang zaman jahiliah sangat tidak bermoral. Merendahkan perempuan, melakukan perbudakan, hingga diskriminasi sosial. Pola dan sistem kemasyarakatan mereka berbasis fanatisme suku. Bagi mereka membela anggota suku, walaupun salah, adalah suatu keharusan.
Kemajuan Peradaban Bangsa Arab
Masyarakat arab sebelum datangnya islam (pra islam) memang disebut sebagai zaman kegelapan. Makna "gelap" tersebut bukan mengacu pada lemahnya kecerdasan. Sebab masyarakat arab pada saat itu (sebelum tahun 610 M) tergolong berperadaban maju dibanding belahan bumi lain.
Beberapa indikator kemajuannya ialah mereka sudah mengenal tulisan, sastra, senjata peperangan cukup canggih di zamannya, melakukan perdagangan dengan uang (dirham dan dinar), hingga perkakas-perkakas rumah tangga yang cukup variatif.
Orang arab telah lama mengenal ilmu perbintangan untuk digunakan penunjuk jalan saat melakukan perjalanan dagang. Bintang juga digunakan untuk mengetahui musim berbuah kurma. Mereka juga menetapkan, saat musim dingin berdagang ke Yaman dan musim panas ke Syam.
Lebih-lebih dalam bidang sastra. Mereka mengadakan pentas atau perlombaan syair. Para penyair bagaikan artis yang sangat diidolakan dan dikagumi. Teks syair yang dinilai indah akan ditempelkan di Ka'bah. Para penyair yang karyanya "viral" akan mendapat kedudukan istimewa.
Orang arab jahiliah juga menghormati orang yang mahir berpidato. Pidato menjadi penting bagi mereka karena untuk membangkitkan motivasi. Kata-kata yang disuarakan tak serumit syair. Pidato menggunakan susunan kata sederhana tapi sangat bisa menyentuh hati.
Dalam teknik berperang, orang arab dikenal pandai berkuda, memanah, berpedang, dan menombak. Bahkan beberapa di antara mereka pandai memanah dengan tepat meski kuda sedang berlari kencang. Jadi, keahlian bidang panah dan tombak tidak hanya digunakan untuk berburu binatang saja.
Makna Jahiliah yang Sebenarnya
Tidak elok masyarakat arab disebut dengan masyarakat primitif. Sebelum Islam datang mereka lebih pantas disebut bebal, tak peduli, dan sulit menerima kebenaran. Mereka memang pantas disebut bodoh. Bukan bodoh dari segi kogintifnya tapi bodoh dalam bidang afektif (etika/moral).
Bila jahiliah diartikan tidak bisa baca tulis maka nabi Muhammad sebelum jadi rasul juga tergolong darinya. Sebab pada masa itu beliau dikenal sebagai orang yang buta huruf. Serta beberapa sahabat Rasul lainnya yang juga tak bisa baca tulis. Apakah mereka semua jahiliah? Tentu tidak.
Bangsa arab disebut jahiliah karena beragama dengan cara yang salah. Mereka mengakui Allah sebagai Tuhan, sebagaimana yang diajarkan nabi Ibrahim. Namun, mereka telah melakukan penyelewengan agama yang ekstrim. Menjadi penyembah berhala sehingga terjebak kemusyrikan fatal.
Kebiasaan jahiliah lain adalah wanita dapat diwariskan pada anaknya. Seorang ayah yang telah meninggal akan mewariskan istrinya pada salah seorang anaknya. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah istri dari lelaki masyarakat arab pada saat itu mayoritas lebih dari 4 orang.
Masih banyak perilaku jahiliah lainnya yang jadi kebiasaan masyarakat arab. Baru kemudian, setelah Islam berhasil berkembang pesat di sana, zaman jahiliah telah hilang dengan sendirinya. Hukum Islam dan akhlak umat Islam telah membabat habis perilaku sesat tersebut.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bukan Primitif atau Buta Peradaban, Ini Makna Jahiliah yang Sebenarnya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*