Banjirembun.com - Pada dasarnya seluruh Masjid di dunia ini tanpa terkecuali merupakan tempat suci yang wajib dimuliakan dan dijaga kemakmurannya. Artinya, ketika ada Masjid yang baru saja terbangun maupun telah lama berdiri harus dilestarikan melalui langkah pengelolaan yang profesional. Dengan begitu, tempat ibadah tersebut termasuk salah satu dari ciri-ciri Masjid yang makmur.
Sayangnya, semakin ke sini jumlah Masjid mengalami bertambah banyak angkanya. Entah apa tujuan mereka mendirikan Masjid? Apakah mereka memakai uang yang 100% halal untuk membangun Masjid? Bagaimana sistem perawatan dan pemeliharaan Masjid agar Rumah Allah itu tetap ideal untuk melakukan syiar dan dakwah Islam?
Sekarang ini banyak sekali Masjid yang berlomba-lomba memiliki bangunan mewah, megah (besar), dan terkesan eksklusif. Intinya, mereka hanya fokus membangun dan mengembangkan aspek fisik. Tanpa diimbangi dengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang mengelola dan bertugas memakmurkan Masjid.
Sungguh sayang bukan ketika kondisi penampilannya mentereng tapi jamaahnya sedikit? Kalau memang "jijik" atau malu didatangi oleh umat Islam yang jorok (tak pandai jaga kebersihan), kenapa enggak langsung terus terang tulis peringatan secara jelas "Pengunjung Masjid wajib memakai busana rapi, tampilan bersih, badan wangi, dan mulut tidak bau."
Masjid yang Dibangun Orang Munafik pada Zaman Rasulullah
Kelakuan orang munafik ialah mereka hidup di tengah-tengah Umat Muslim, sementara realitanya mereka membenci agama Islam dari dalam. Sebagaimana yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad ada orang munafik yang mengaku Islam tetapi justru mencari kesalahan-kesalahan umat Islam baik dari belakang (menghasut atau provokasi) maupun saat kumpul bersama.
Ciri orang munafik yaitu mengakui secara lisan dan kadang disertai penampilan serta perbuatan (memakai busana Muslim, memakai nama/identitas diri Islam, sampai ucapan-ucapan yang dikeluarkan juga kalimat zikir) bahwa mereka bagian dari Umat Islam. Mereka tidak memahami iman, Islam, dan aqidah secara sungguh-sungguh lantaran dianggap tak penting.
Lokasi Masjid al Dirar di sekitar Masjid Quba di Madinah (sumber gambar Google Earth) |
Malahan, terkadang perilaku orang munafik membuat banyak Umat Islam terpesona. Kegiatan yang diterapkan seolah-olah sangat setia, taat, dan serius dalam membangun peradaban masyarakat Islam yang maju. Salah satu yang dilakukan yaitu membangun Masjid. Di mana, pada zaman Rasulullah Masjid yang dibangun orang munafik bernama Masjid Dhirar.
Masjid Dhirar adalah tempat ibadah umat Islam yang dibangun di atas nilai-nilai kemunafikan dari pendirinya di masa awal pertumbuhan peradaban Muslim. Didirikan sekitar tahun 630 masehi dengan maksud memberi tipu daya (salah satunya untuk tujuan politik-perang) kepada kaum Muslim sehingga membahayakan tatkala tetap dibiarkan berdiri.
Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Sekali menepuk dua nyamuk mati. Berenang sambil minum air. Maknanya, niat busuk mereka bukan cuma menjadikan Masjid "munafik" itu sebagai benteng persembunyian. Lebih dari itu, mereka juga hendak memecah belah kaum Muslim. Salah satunya dengan cara mengambil jamaah Masjid lain agar masuk ke Masjid al Dirar.
Kisah tentang Masjid "pembangkang" ini dimulai di waktu pasukan Nabi Muhammad beserta rombongan pasukan beliau sedang dalam perjalanan pulang dari perang Tabuk. Sebelum benar-benar tiba di kampung halaman, beliau mengutus dua sahabat untuk pulang lebih dulu demi menjalankan misi membakar sebuah Masjid yang didirikan oleh orang munafik.
Pada mulanya, Rasulullah sangat antusias saat mendapat kabar pendirian Masjid Dhirar. Maklum saja, sebagai pemimpin Umat Islam beliau merasakan betapa pentingnya membangun Rumah Ibadah supaya dapat dimanfaatkan pengikut beliau. Kemudian, tak lama setelah itu beliau mendapat wahyu untuk menghancurkan dan membakar Masjid abal-abal tersebut.
Perlu diketahui bahwa Masjid "propaganda" yang dibangun oleh kaum munafik itu terlaksana atas arahan Abu Amir al Fasiq. Mereka rata-rata ahli ibadah. Bahkan, ikut berpura-pura sholat berjamaah bersama Rasulullah. Padahal, di balik kepalsuan itu menyimpan siasat brutal ingin membinasakan tatanan masyarakat Muslim yang mulai terlihat tumbuh mekar di zaman Nabi.
Boleh dibilang, Masjid munafik di atas berdiri malah diniatkan guna mengganggu dan merusak tatanan masyarakat Islam. Lantas setelah berhasil dibumihanguskan, tempat ibadah itu dijadikan lokasi pembuangan sampah dan bangkai binatang.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ketika Nabi Muhammad Memerintah Dua Sahabatnya Membakar Masjid Milik Kaum Munafik "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*