Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Ulasan Film The Courier: Hubungan Cewek dan Cowok di Lantai Parkir Gedung



Sudah lama website Banjir Embun ini tidak memposting ulasan dan sinopsis film. Hal itu disebabkan karena tim Banjir Embun sedang sibuk mengurusi masalah yang harus segera dituntaskan. Serta beberapa target yang harus dicapai Jangankan untuk menonton untuk sekadar jalan-jalan saja kami belum sempat.



Film terakhir yang kami ulas berjudul Underwater yang ulasannya kami rilis tanggal 10 Januari 2020. Setelah itu kami terpaksa "menjauhi" bioskop hampir satu bulan penuh. Sudah lama tak menonton ternyata ada sisi positifnya. Rasa bosan terhadap bioskop jadi sirna. Justru yang ada feel menonton filmnya kena banget. 


Kami menyadari bahwa film The Courier ini kami ulas dengan telat. Biasanya, saat tayang perdana suatu film bergenre aksi, fiksi ilmiah, dan petualangan selalu kami menjadi bagian pertama kali menontonnya. Malah kami juga pernah merasakan momen midnight show. Untuk lebih lengkapnya silakan buka tautan berwarna biru tersebut.


The Courier adalah film aksi yang yang dibintangi oleh perempuan. Tokoh utama yang juga digambarkan sebagai sosok cewek tangguh begitu mendominasi. Posisinya sebagai perempuan digambarkan sanggup mengalahkan hegemoni laki-laki. Bahkan tak sedikit adegan yang menunjukkan satu pria cenderung berlindung di ketek cewek.


Pemicu menariknya film ini hampir sama dengan serial film Transporter. Yakni, tentang jasa pengiriman paket yang pelanggannya orang-orang berpengaruh. Cuma bedanya untuk film The Courier kendaraan yang digunakan adalah sepeda motor. Di mana sepeda motor digambarkan sebagai alat utama dalam "bekerja". 


Terbukti, dalam salah satu adegan tokoh utama melontarkan kata-kata yang menandakan dia sangat tidak menyukai mobil. Helm yang digunakannya pun ternyata juga berteknologi tinggi. Kacanya bisa menjadi monitor layaknya Iron Man. Serta tentunya bisa digunakan untuk melihat di tengah kegelapan mati lampu di area parkir gedung.


Film ini diiringi dengan musik yang bagus. Suaranya nge-bass banget. Entah karena sudah lama tak menonton film di bioskop atau musiknya memang benar-benar bagus. Pun, film ini juga tidak terlalu banyak dialog. Misal pun ada dialog itu bukanlah dialog sampah yang membosankan. Malah dialog yang sering muncul dapat menimbulkan penasaran hingga ketegangan.


Sayangnya, film ini tidak cocok untuk anak-anak. Selain karena banyaknya adaegan perkelahian hidup-mati yang berdarah-darah juga ada adegan dewasa. Sebut saja seperti adegan tokoh utama menyopot baju hingga BH-nya terlihat jelas tanpa sensor. Tak hanya itu, adegan mesum cowok memegang payudara cewek secara tak sengaja juga diperlihatkan.


Awalnya kami kira film ini akan mengangkat derajat kaum hawa. Di mana kaum hawa digambarkan memiliki kesetaraan gender. Tapi tayangan hot yang terkesan mengeksploitasi tubuh cewek bahkan juga cenderung melecehkannya juga ada. Cewek yang digambarkan kuat secara fisik ternyata begitu mudah untuk dijamah. 


Tokoh utama film (sumber gambar)


Makna terburuk dari adegan di atas yang kami dapat adalah sekuat apapun cewek dan seberapa besar apapun jasa/peran cewek dia adalah objek pemuas seks kaum pria. Cewek boleh kuat secara fisik tapi secara emosional dia tetap butuh cowok. Barangkali itu yang muncul dalam benak kami setelah menonton.


Film ini memamerkan teknologi drone mini (pesawat nirawak) yang canggih. pesawat itu mampu terbang di ketinggian yang sangat rendah sambil menembakkan peluru. Namun sayangnya, tembakannya seperti pistol. Bukan tembakan beruntun dengan kaliber peluru yang besar. Di bagian penggunaan drone inilah salah satu dari banyak adegan menegangkan terjadi.


Bagi kalian yang tidak suka pada kaum psikopat maka film The Courir akan menyuguhkannya. Salah satu anak buah yang sekaligus seorang agen petugas keamaan yang disuap oleh musuh utama adalah psikopat. Mimik mukanya begitu mudah berubah. Kadang tertawa dan kadang marah. Sungguh menyebalkan sekali ketika melihat mukanya.


Sayangnya, ending film ini tidak begitu bagus. Bahkan kami terpaksa untuk mengatakan bahwa ending film ini begitu aneh. Sebelum benar-benar ending terjadi adegan kematian musuh terjadi begitu sepele. Namun, itu juga sebuah kemenangan yang dicapai dengan cara tak terduga. Di tengah perjuangan hidup-mati yang mendebarkan ternyata matinya musuh begitu "mudah".









Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan Film The Courier: Hubungan Cewek dan Cowok di Lantai Parkir Gedung"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*