Sungguh malu rasanya, saya telat mengulas film Bad Boys for Life. Sebenarnya film ini rilis perdana pada tanggal 17 Januari kemarin. Namun baru kemarin saya menontonnya. Tepat setelah menonton film The Courier yang berakhir pada jam 4 sore. Setelah itu pada jam 5 sore setelah sholat Ashar saya langsung pesan tiket film komedi aksi tersebut.
Sebenarnya kemarin saya tidak ada niat untuk menonton film Bad Boys for Life. Saya pikir film tersebut sudah "usang" untuk dibahas di website Banjir Embun. Namun, keadaan berkata lain. Kondisi hujan deras menahan saya untuk segera pulang. Akhirnya sambil menunggu hujan reda diputuskan menonton film tersebut.
Walau tergolong film yang sudah lama nangkring di bioskop ternyata jumlah penontonnya masih banyak. Studio dengan kursi khusus yang harga tiketnya lebih mahal tak jadi halangan penonton untuk bergerak membelinya. Barangkali karisma Will Smith yang juga dikenal dengan sosok anti menenggak bir/wiski di kehidupan nyata maupun film menjadi salah satu faktornya.
Sebenarnya saya juga ingin melakukan double posting mengulas dua film di atas sekaligus dalam satu hari. Namun, Tuhan tidak berkehandak. Saya masih ada tanggungan lain. Salah satunya adalah menulis di beberapa situs yang berada di bawah naungan perusahaan Banjir Embun. Terpaksa baru hari ini sempat untuk mengulasnya.
Film Bad Boys for Life diawali dengan aksi kejar-kejaran dua tokoh utama dengan polisi lalu lintas. Lalu dilanjutkan dengan aksi lawak salah satu tokoh. Sayangnya sebagian darinya merupakan ciri khas lawak budaya Amerika. Barangkali bagi orang amerika bisa tertawa tapi bagi orang Indonesia terasa garing bahkan bikin "kikuk".
Walau pun dipenuhi unsur komedi film ini tidak sama sekali lepas dari aksi keji berdarah. Ketegangan, keseriusan, dramatisasi yang mengaduk emosi, hingga konflik batin juga tak kalah menghiasi isi film. Bahkan, ada bagian yang menunjukkan bahwa dibalik tawa ada kematian orang tercinta. Mati ditembak dari jarak jauh oleh sniper.
Sebagian plot cerita berada di negara Meksiko. Sama dengan film Rambo: Last Blood yang sebagian aksi perkelahian dan tembak menembak juga berada di negeri itu. Namun untuk film yang dibintangi Will Smith ini dilakukan secara rahasia oleh beberapa anggota polisi. Yups, Will Smith berperan sebagai detektif Mike seorang polisi Miami.
Film Bad Boys for Life ini sangat kental dengan unsur nilai moral persahabatan dan hubungan keluarga. Selain menyebabkan rasa haru, keberadaan dramatisasi keluarga dan sahabat juga bikin penonton terpingkal. Salah satunya ialah ketika sahabat Will Smith begitu takut pada istrinya. Kemudian rasa takut itu jadi bahan guyonan.
Sebenarnya Will Smith tidak bermaksud ingin menggali lagi kehidupan masa lalunya. Ia tak pernah menceritakan sebagian masa lalu hitamnya pada siapapun. Termasuk juga pada sahabat terdekat sekaligus mitra di satuan kepolisian Miami itu. Namun, berkat insting pertahan diri dan senantiasi menyelidiki sesuatu maka ia bakal menemukan kebenaran masa lalunya.
Film ini menyuguhkan teknologi canggih. Yakni, berupa drone mini (pesawat tanpa awak). Di mana ia mampu menembakan peluru secara beruntuk dalam tempo singkat. Dengan kaliber yang juga lebih besar dari pistol biasanya. Itu merupakan sesuatu hal yang baru. Tidak hanya di dunia nyata bahkan di film pun masih jarang mengangkat kemampuan drone mini tempur seperti itu.
Walau ini film komedi jangan berharap akhir ceritanya sepenuhnya berakhir dengan tawa. Justru rasa iba dan sedih bisa saja menghantui penonton setelah menontonya. Sungguhlah pantas film ini dikatakan film aksi-komedi daripada dikatakan sebaliknya yaitu film komedi-aksi. Sebab unsur aksinya lebih mengena daripada komedinya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan Film Bad Boys for Life: Mengungkap Masa Lalu Will Smith"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*