Virus Corona lagi mengguncang dunia. Berita tentangnya telah menenggelamkan berita penting global lain. Baik itu berita ekonomi maupun politik sekalipun. Bahkan, kabar tentang serangan terbaru 3 roket terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Irak pada 26 Januari 2020 kemarin nampak jadi hambar. Patut diduga kuat itu dilakukan oleh Iran atau para milisi yang pro Iran atau bahkan didukung olehnya.
Ancaman virus Corona menjadi sangat menakutkan. Tak hanya membuat panik masyarakat tapi juga timbul penasaran. Akankah kisah "serangan" virus Corona akan mampu dipadamkan seperti halnya virus "modern" sebelumnya? Sebut saja di antaranya virus modern pasca tahun 2000-an yang meliputi virus H5N1 (Flu Burung), virus Ebola, dan virus SARS. Di mana, ketiga virus tersebut telah mampu ditidurkan dengan nyenyak.
Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin yang mampu menghentikan virus Corona. WHO sendiri akan segera menyatakan bahwa wabah Corona sebagai darurat internasional. Kenyataan itu menyebabkan banyak spekulasi, desas-desus, hingga teori konspirasi menyeruak ke mana-mana. Sebut saja ada yang menyatakan bahwa virus Corona bukanlah virus hasil mutasi atau evolusi secara alami.
Baca juga:
Ada dugaan bahwa virus Corona sengaja dibuat sebagai senjata biologis. Pun, ada kabar yang menyatakan bahwa jumlah korban tewas yang sebenarnya jauh lebih besar dari yang diinfokan secara resmi. Beberapa kabar lain mencatat bahwa korban yang sudah tewas hingga kini mencapai ratusan orang. Lebih spesifiknya sudah puluhan kali lipat dari data yang ditunjukkan sekarang ini. Yakni, sekitar 50-an kasus kematian.
Virus Corona disinyalir sebagai senjata biologis yang memakan tuannya. Dugaan itu muncul karena virus tersebut sangat mirip dengan virus SARS mendekati identik 80%. Di mana, teknologi dan ilmu tentang pembuatan virus tersebut dicuri dari Kanada. Ditambah lagi ada klaim bahwa di kota Wuhan terdapat laboratorium khusus untuk penelitian virus. Dari laboratorium itulah virus tersebut muncul. Berhubung karena virus Corona masih tahap pengembangan maka belum terpikirkan untuk membuat penangkalnya.
Tak hanya konspirasi bidang politik. Virus Corona juga tak lepas dari konspirasi ekonomi. Di mana, sebenarnya vaksin untuk virus Corona sudah ada. Bahkan sudah dipatenkan secara resmi. Para pemilik Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas vaksin itu sengaja menyimpannya rapat-rapat hingga masyarakat dunia merasa benar-benar butuh. Baru setelah itu vaksin dikeluarkan dengan harga mahal yang tentu hanya terjangkau bagi kalangan berduit.
Dugaan-dugaan di atas muncul dengan berbagai motif. Baik itu motif ideologi, politik, ekonomi, hingga fanatisme. Orang yang tidak suka pada negara China dan ideologinya tentu akan begitu terampil membumbui berita terkait virus Corona. Sebaliknya, orang yang hatinya terpaut pada apapun tentang China tentu akan menutup rapat fakta negatif. Bahkan barangkali akan membela mati-matian dengan berbagi dalih yang diajukan. Biarlah fakta nanti yang menunjukkan siapa yang benar.
Diberitakan ada beberapa tenaga medis yang menangani pasien dampak virus Corona menjadi frustasi dan histeris disertai tangisan. Mereka tentu cemas dan panik. Bukan karena takut tertular saja. Namun, juga disebabkan saking banyaknya pasien terduga dijangkiti virus Corona yang tergeletak. Mereka terpaksa harus bekerja ekstra di pusat kesehatan di tengah-tengah keluarga sendiri juga tak lepas dari ancaman Corona.
Tak sedikit berita yang mengabarkan bahwa kota Wuhan sebagai pusat dan asal-usul munculnya Virus Corona bak kota mati. Sebagian yang lain menambahkan penduduk Wuhan banyak yang menjadi zombie. Sebab tak sedikit yang telah rubuh terkapar dengan sendirinya. Informasi itu diperkuat oleh kenyataan bahwa virus tersebut tidak hanya bisa menyebar dari hewan ke manusia tapi juga mudah menyebar dari manusia ke manusia.
Hingga kini belum ditemukan penyebab pasti yang sahih/valid dari mana asal-usul virus Corona. Namun, dari pada hanya sekadar beradu argumen dari mana asal-usul virus tersebut lebih baik kalangan akademis fokus untuk membuat vaksinnya. Sesekali biarlah masyarakat awam menduga asal-usul virus tersebut berdasar sudut pandang ideologi dan fanatismenya. Sebab dengan itu masyarakat selain bisa terhibur juga bisa meredam rasa panik akut.
Sayangnya, ada hoax dibalik virus Corona. Informasi Hoax itu mengatakan bahwa Kota Wuhan mayoritas Muslim dan Masjid-masjid telah berdiri banyak di Wuhan. Padahal penduduk muslim di sana tidak lebih dari 3 % saja. Serta dapat dipastikan tidak ada satupun Masjid resmi yang berdiri di Wuhan. Hoax itu disertai bumbu bahwa negara China sengaja ingin membasmi umat Islam di China yang diawali dari Wuhan.
Untuk itu bagi kalian lebih bijaklah saat menanggapi kabar yang disebarkan. Lebih baik cek dulu. Tidak bijak menjadi sumbu pendek. Langsung bereaksi dengan marah lalu menyebarkannya ketika ada kabar yang menurutnya perlu disebarluaskan. Bisa jadi si penyebar Hoax itu adalah orang tidak waras yang sengaja menjeremuskan kalian. Menebar umpan agar kalian terpancing. Dengan begitu itu akan menguntungkan bagi si pembuat/pencipta hoax.
Baca juga:
Oleh sebab itu, jadilah orang cerdas yang tidak kalah cerdas dengan ponselnya yang digunakan untuk membaca kabar HOAX. Serta mampulah membedakan antara teori konspirasi dengan hoax. Teori konspirasi tidak perlu menunjukkan data atau fakta. Cukup menganalisis dan menyimpulkan dari fakta atau data yang sudah diketahui secara umum. Adapun hoax melakukan penipuan atau memanipuasi data maupun fakta. Sebenarnya itu tidak ada tapi direkayasa sehingga seolah-olah menjadi ada.
Semoga ada keajaiban pertolongan dari Tuhan. Salah satunya melalui terciptanya vaksin virus Corona. Walau secara estimasi logis menurut dunia farmasi dibutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan lebih dari satu tahun untuk membuatnya. Percayalah di balik kesusahan pasti ada kemudahan.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Teori Konspirasi Virus Corona "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*