Jenuh melihat film yang menyuguhkan tampilan asli tubuh manusia? Tak salahnya kita menjadi anak kecil lagi. Menonton film kartun. Eits, jangan salah dulu. Meski film kartun, Spies in Disguise ini mulai dari jalan cerita, efek, dan tampilan gambarnya ternyata cocok ditonton oleh orang dewasa.
Bagi kalian yang juga merasa bosan dengan unsur lucu yang diperankan manusia asli, di film Spies in Disguise akan memberikan kejutan. Tak seperti film mata-mata "serius" pada umumnya yang sangat minim humor. Pada film ini unsur dagelannya teramat banyak.
Sudah lama rasanya tidak menonton film Bioskop yang bikin tertawa lepas. Dulu terakhir menyaksikan film komedi berjudul EXTREME JOB sangat menghibur sekali. Banyak tawa pecah dari penonton. Dalam film itu sama seperti film Spies in Disguise yaitu meski full guyonan tapi tidak merusak alur cerita dan unsur keseriusan sebagai film aksi dan fiksi.
Nilai tambahnya unsur humor dalam film bertema mata-mata ini hanya bisa dilakukan dalam dunia kartun. Sangat mustahil bila dilakukan dalam film "dunia nyata" akan menimbulkan tertawa. Malah yang terjadi rasa ngeri, kasian, dan tak tega melihatnya.
Bukan manusia saja yang kebanyakan melakukan aksi yang menimbulkan ketawa. Justru humor yang bikin kebosenan jadi meledak dilakukan oleh tokoh hewan. Tingkah lucu dan konyolnya kerapkali membuat penonton tertawa. Itu berbanding terbalik dengan sikap salah satu tokoh utama agen Lance Sterling yang berpawakan serius dan suka menyendiri.
Kontradiksi antara keseriusan dan kesendirian dengan kembanyolan dan kebersamaan itulah justru membuat penonton tertawa. Cocok sekali dengan budaya Indonesia yang tidak suka hal-hal serius. Bilapun ada hal serius ujung-ujungan pasti dibuat guyonan (lucu-lucuan). Tak hanya itu budaya Indonesia juga suka kebersamaan daripada menyendiri.
Bisa dikatakan film ini adalah duet maut antara dua orang aneh. Yakni, orang yang asyik dengan dunia mereka sendiri tanpa memedulikan orang lain. Orang pertama bernama Walter Beckett disebut aneh karena ia asyik dengan mimpi dan uji coba teknologi ilmiahnya. Sedang orang aneh kedua memiliki sifat over narsis dan suka senang bertugas di lapangan secara sendirian.
Namun sayangnya walau sama-sama aneh, nasib mereka berbeda jauh. Keanehan yang dimiliki Walter tidak diterima oleh orang lain dan teman kerjanya. Barangkali karena ia belum membuktikan temuannya dan belum punya prestasi. Adapun orang aneh kedua bernama Lance justru sangat diterima oleh teman kerja karena segudang prestasi.
Barangkali bisa dikatakan orang aneh akan tetap menjadi aneh bila ia belum mempunyai prestasi. Sebaliknya orang aneh akan tetap dipandang aneh bila ia terus melakukan hal yang berbeda tapi tak berkontribusi pada khalayak. Apalagi bila orang aneh tersebut tidak diberi kesempatan untuk membuktikan bakatnya.
Tidak salah bila dikatakan film Spies in Disguise ini adalah film luar biasa. Walau secara umum alur film ini mudah sekali ditebak, tapi masih ada hal-hal lain yang cukup memberi kejutan. Salah satunya adalah informasi tutur kata tokoh antagonis yang cukup penting tapi tidak ada kejelasan. Saya yakin penonton pasti penasaran peristiwa seperti apa yang terjadi pada tokoh antagonis di Kirgizstan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan Film Mata-mata Berjudul Spies in Disguise: Ketika Dua Orang Aneh Berkolaborasi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*