Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Lebih Pilih Mana? Mencintai atau Dicintai


Apakah dalam diri kamu masih ada kebingungan? Sedang gundah gulana karena merasa lagi mengalami kehampaan cinta. Disebabkan lagi tidak merasa jatuh cinta pada siapapun. Sebaliknya merasa tak ada orang lain yang jatuh cinta padamu. Kayak lirik lagu "Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga". Duh, tersiksa banget deh hidup seperti itu. Tapi jangan sampai bunuh diri ya.


Sayangnya kita tidak membahas masalah tentang kekosongan hati. Justru tulisan ini akan membahas tentang hati yang terisi oleh cinta orang lain maupun cinta kamu yang sedang mengisi hati orang lain. Bingungkan mau pilih yang mana? Tenang saja kami akan memberi kepastian buat kamu. Syaratnya cuma satu yaitu baca tulisan ini hingga selesai ya.


Perlu diketahui bahwa maksud dari cinta di sini adalah rasa tertarik pada lawan jenis saja. Di mana cinta dalam artian itu akan cenderung hilang dengan sendirinya setelah nikah. Terlebih bila kamu tidak menikah dengan orang yang dicintai tapi tak mencintaimu. Sebaliknya  menikah dengan orang yang mencintai kamu tapi kamu tak cinta dia. Kondisi tersebut akan berbeda bila cinta tersebut adalah cinta sejati.


Baca juga:



Sebelum kami simpulkan lebih baik mana antara mencintai atau dicintai terlebih dahulu perlu diuraikan serta diperbandingkan dulu sebagai berikut:


Lebih Baik Mencintai

Ada sebuah ungkapan yang dramatis yaitu "Jatuh cinta adalah anugerah adapun dicintai adalah musibah". Itu adalah perkataan yang sering dibatin oleh orang merugi karena dicintai. Makna yang terkandung di dalamnya mengena banget. Sekaligus bisa menyinggung dengan telak bagi golongan kaum posesif atau over protektif pada pasangan.


Tak hanya sesudah menjalin hubungan suatu keadaan sedang dicintai mendatangkan siksaan hati. Pada masa jomblo pun tak ada jaminan terbebas dari sifat agresif pengagum kamu. Setiap hari dia selalu caper, salah tingkah, dan gagal fokus saat ketemu kamu. Padahal kamu tak tertarik padanya. Serba canggung deh jadinya. 


Mau menghindar tapi kasihan. Membuat dia sakit hati agar tak jatuh cinta lagi persahabatan justru jadi renggang. Apalagi bertingkah laku cuek malah dikira sombong. Sebaliknya tak menghindari takut disangka memberikan harapan. Serta menimpali kode-kode yang dia berikan disangka menerima cinta. Senantiasa salah kan jadinya.


Memang sih terlihat banget doi sangat cinta. Namun nyatanya kondisi sedang tak memungkinkan. Di satu sisi sedang jatuh cinta pada orang lain tapi di satu sisi dia jatuh cinta padamu. Nah itu kan namanya cinta segita. Rumit banget deh. Bisa juga kamu sedang ingin menjomblo dulu tapi dianya terus mepet kamu tanpa kasih kendor. Risih banget kan rasanya.


Lebih Baik Dicintai

Dicintai itu enak banget. Kamu bisa dimanja, dilindungi, dibantu, dijaga, dan semacamnya. Pokoknya hidup kamu dilengkapi oleh dia banget. Apa yang tidak kamu mampu dan apa yang tidak kamu punya akan ditutupi oleh dia. Setidaknya dia akan berusaha mati-matian agar kamu tidak merasa tersakiti, sedih, dan tersiksa.

Ayana Moon, Artis mualaf dari Korea (sumber gambar)



Tak hanya itu bila dicintai secara normal dan oleh orang normal kamu akan bebas menentukan. Mau menerima cintanya atau menolaknya. Bila kamu menolaknya kamu masih bisa menjadi teman baginya. Bila kamu menerimanya dia akan bisa jadi pasangan yang mengasyikkan. Seandainya mau menggantungkan pun dia akan terus bersabar mengambil hatimu. 


Duh beruntung banget bisa hidup seperti di atas. Bagaimana tidak, kamu ibaratnya gula yang dikagumi para semut. Tak perlu memanggil, mereka sudah dengan gampangnya mengerubutimu dengan cara masing-masing. Kalau kamu cewek maka tinggal memilih dan menentukan. Kalau kamu cowok maka tinggal menembak saja lalu langsung diajak nikah. Ngebet amat he he he



Kesimpulan

Kami sih lebih memilih mencintai daripada dicintai. Alasannya kalau individu terus-terusan dicintai sama orang maka dia akan kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Individu itu akan kehilangan rasa jatuh cinta. Sebab baginya tanpa rasa jatuh cinta apalagi memperjuangkannya ia begitu gampang mendapatkan segala apa yang disebut dengan cinta.


Hingga pada level terparah hati orang yang dicintai akan mati. Sebab hatinya sudah tak pernah lagi dilatih untuk menghargai. Apalagi berkorban dan berjuang pada orang yang ia cintai. Hidupnya selalu bergelimang kemudahan. Ia akan menjadi Ratu atau Raja bagi banyak orang. Ia selalu ingin tampil sempurna walau harus penuh kepura-puraan. 


Ibarat kata, mencintai itu memberi dan dicintai itu diberi maka selaras dengan ungkapan "tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah". Tentu memberinya dengan ikhlas tanpa berharap imbal balik. Kalau ingin memberi berilah tanpa berharap balasan. Dengan begitu rasa senang dan tenang akan hadir. Perasaan seperti itu mirip seperti saat kamu bershodaqoh pada kaum lemah. Setelah memberi bukannya menyesal malah bahagia.


Yang namanya cinta itu seharusnya mendatangkan kesenangan. Nah kesenangan itu baru terasa nikmatnya hingga ke level puncak kepuasan hidup tatkala sebelumnya berjuang dan berkorban terlebih dulu. Bagaimana mau berjuang dan berkorban kalau posisinya sedang dicintai bukan mencintai. Dengan itu kamu juga bebas mau narik ulur seperti main layangan. he he he bercanda.


Pada intinya orang yang jatuh cinta akan menimbulkan kedamaian. Bilapun ada gejolak itu hanya sementara. Hatinya akan berbunga-bunga, penuh semangat, penuh gairah, dan selalu memandang positif. Bahkan seperti judul lagu "Tai kucing rasa cokelat". Pendek kata dengan "mencintai" kamu bisa memetik hikmah luar biasa. Tak jarang dengan mencintai maka akan memunculkan inspirasi untuk membuat karya yang fenomenal.
.








Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Lebih Pilih Mana? Mencintai atau Dicintai"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*