Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Arti Black Friday dan Sejarahnya

Black Friday adalah nama populer untuk hari Jumat persis satu hari setelah hari thanksgiving di Amerika Serikat. Seperti yang dijelaskan pada postingan *Banjir Embun* sebelumnya bahwa thanksgiving day jatuh tepat pada hari Kamis pekan keempat di bulan November tiap tahunnya. Berarti Black Friday terjadi pada Jumat minggu keempat bulan November. Pada tahun 2019 ini, black firday hadir di tanggal 29 November.



Secara harfiah black friday berarti Jumat hitam. Penggunaan kata "hitam" pada istilah tersebut sama sekali tidak berkonotasi negatif. Sebaliknya, hitam memiliki makna warna tinta. Yups, kalian tidak salah dengar. Kebanyakan tinta memang berwarna hitam. Namun, tinta yang dimaksud di sini adalah tinta pada catatan pembukuan dari hasil perhitungan penghasilan yang didapat selama setahun. Kenapa warnanya harus hitam? Sebab hitam menandakan terjadinya laba. Sebaliknya, warna merah menandakan kerugian.


Black friday merupakan peristiwa tahunan yang menjadi budaya kental masyarakat Amerika utara dan Eropa. Di budaya timur sendiri, khususnya Indonesia, uforia black friday kurang begitu terasa. Jangankan untuk ikut merayakan. Apa makna dibalik black friday saja tidak tahu. Namun, sepertinya istilah itu akhir-akhir ini, tepatnya pada tahun 2017 lalu, mulai diperkenalkan oleh perusahaan atau platform aplikasi belanja online.


Apa kaitan black friday dengan diskon atau promo besar-besaran perbelanjaan online maupun offline? Black friday menjadi hari pesta atau perayaan belanja besar-besaran masyarakat karena pada saat itu masyarakat sedang banyak-banyaknya punya uang dari hasil panen maupun gajian setelah setahun penuh. Tak hanya itu, belanja banyak dilakukan untuk persiapan dan memenuhi kebutuhan hari natal pada 25 Desember. Tepat satu bulan kemudian dari thanksgiving dan black friday.

ilustrasi tas belanja untuk perayaan black friday (sumber gambar pixabay)



Dalam konteks Indonesia black friday hampir mirip saat menjelang hari raya Idul Fitri. Di mana pada saat itu banyak masyarakat yang datang ke pusat perbelanjaan membeli berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan saat lebaran. Sama dengan black friday, pada saat itu berbagai toko online maupun bukan jor-joran memberi diskon besar-besaran. Bisa dikatakan, secara umum black friday dapat menandai sebagai musim liburan yang diisi dengan kegiatan belanja.



Sejarah Black Friday


Awalnya black friday sebenarnya terkait erat dengan krisis keuangan. Sama sekali bukan "prosesi" berbelanja. Persisnya pada hari Jumat (friday) 24 September 1869, Jim Fisk dan Jay Gould, selaku dua pemodal Wall Street bersama-sama membeli emas dalam jumlah besar di Amerika Serikat. Aksi borong tersebut dilakukan dengan harapan harga emas menjadi melonjak tinggi. Lalu setelah momen yang pas, emas akan dijual kembali untuk mendapat untung besar.


Atas tindakan yang tak beretika di atas, menyebabkan harga emas di Amerika Serikat jatuh. Akibatnya banyak pemodal atau pengusaha di Wall Street yang rontok berguguran alias bangkrut. Selang setelah sekian tahun berikutnya, entah bagaimana masyarakat akhirnya mengaitkan thanksgiving yang sudah membudaya ratusan tahun sebelumnya dengan black friday. Yakni, dua perayaan yang dilakukan dalam waktu 2 hari berturut-turut. Mula saat itu, toko-toko banyak yang mencatat keuntungan besar setelah sebelumnya sempat memburuk.


Kapan istilah black friday muncul? Penggunaan sebutan black friday lahir pada sekitar tahun 1950. Saat itu petugas polisi di Philadelphia, sebuah kota terbesar di negara bagian Pennsylvania AS, memviralkan istilah black friday. Itu dilakukan karena mereka dihadapkan pada fenomena "kacau" yang terjadi tepat setelah hari thanksgiving. Di mana, muncul kerumunan orang yang menggurita di jalan dan toko. Tak hanya menyebabkan kemacetan, aksi pencurian (pengutilan) di toko hingga kekerasan juga marak terjadi.


Ahasil, petugas kepolisian mengalami kesibukan luar biasa. Mereka tak sempat untuk bercuti hanya untuk sekadar mempersiapkan kebutuhan natal. Bahkan diwajibkan untuk bekerja double shift (bergantian secara terjadwal) agar kekacauan tidak makin parah. Dari kejadian itu banyak kalangan polisi menyebutnya sebagai black friday dan black saturday. Lambat laun istilah itu populer dan menyebar di seluruh wilayah Philadelphia. Entah apa alasan dan makna black friday yang digunakan polisi saat itu.


Seperti yang diketahui pada tulisan *Banjir Embun* sebelumnya bahwa hari Kamis pada pekan keempat bulan November dijadikan hari libur nasional. Adapun dulu pada catatan sejarah, hari Jumat tepat setelah thanksgiving tidak libur. Alhasil banyak pegawai yang mengajukan libur/cuti. Mereka ingin menggenapkan liburan selama empat hari, termasuk di akhir pekan, untuk berbelanja. Tentu kesempatan yang langka ini mereka gunakan sebaik-baiknya untuk keluar rumah.










Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti Black Friday dan Sejarahnya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*