Bagi kalian yang sudah sering terbang dari arah timur ke barat atau sebaliknya (pulang pergi) pernah tidak perhatian pada estimasi waktu penerbangan yang tertera di tiket? Terlebih lagi bila penerbangan tersebut menempuh jarak yang jauh. Misalnya minimal selama 5 hingga 7 jam perjalanan. Tentu kalian akan mendapat selisih waktu yang rentangnya sangat mencolok. Kenapa bisa begitu? Yuk baca penjelasan di bawah.
Fenomena di atas bisa terjadi disebabkan karena ada rotasi bumi. Yakni, perputaran bumi pada titik sumbu atau pusatnya. Di mana arah berputarnya bumi senantiasa ke arah timur. Ketika dilihat dari kutub utara rotasinya ke kiri (melawan arah jarum jam). Setali tiga uang, atmosfir yang menjadi tempat terbang pesawat pun berputar searah dengan rotasi bumi. Dengan demikian, "angin" di ketinggian tersebut juga berhembus dari arah barat ke timur.
|
ilustrasi pesawat (sumber gambar pixabay) |
Angin yang berada di atmosfir tempat jalur terbang pesawat yang selalu bertiup ke arah timur itu disebut aliran jet. Oleh karena itu, pesawat yang punya kecepatan suara butuh waktu lebih sedikit tatkala terbang ke arah timur. Sebab seakan-akan pesawat itu ikut menumpang/menunggangi aliran jet tersebut. Sebaliknya jika ke arah barat pesawat harus melawan arus arah angin yang lajunya tidak bisa dikatakan lambat.
Uniknya, tingkat kecepatan perputaran bumi di tiap sisinya berbeda. Daerah ekuator (khatulistiwa) memiliki kecepatan berputar lebih ekstrim. Sedangkan daerah yang jauh dari bagian tengah bumi itu kecapatannya lebih berkurang. Hal itu menyebabkan penerbangan dari timur ke barat pada area khatulistiwa butuh waktu jauh lebih lama dari daerah lainnya. Sebaliknya, pada area kutub utara penerbangannya tidak terlalu mendapat hambatan tekanan udara yang berarti.
Ada beberapa kasus ditemui jalur penerbangan yang tidak lurus. Yakni, harus menuju sekitar kutub utara dulu baru ke selatan agar bisa terhindar dari aliran jet. Jalur penerbangan yang tidak lurus itu biasanya terjadi pada perjalanan udara dari benua amerika sebelah utara menuju asia timur atau sebaliknya. Bukannya melintas di atas samudera pasifik malah pesawat menuju utara terlebih dulu.
Tak hanya masalah kecepatan, ternyata terbang dari arah timur ke barat juga berdampak pada potensi terserang jet lag lebih parah. Perlu diketahui bahwa jet lag artinya rasa lelah, bingung, atau gangguan yang terjadi setelah melakukan perjalanan udara dalam durasi lama karena tubuh gagal beradaptasi dengan zona waktu baru. Hal itu terjadi karena dengan terbang ke arah timur berarti kalian menunda waktu malam. Sebab pesawat terbang menuju arah cahaya matahari.
Waktu terang atau "siang" terasa lebih lama dari biasanya. Sayangnya tubuh gagal dalam memahami keadaan. Di mana seharusnya waktu istirahat tiba tapi karena keadaan di luar masih jauh dari gelap malam menjadikan tubuh akan sulit untuk diajak tidur. Sama dengan kasus sebelumnya di atas, penumpang pesawat juga tidak akan terlalu merasakan jet lag bila melakukan perjalanan udara dari arah selatan ke utara maupun sebaliknya (menjauhi khatulistiwa).
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ternyata Pesawat yang Terbang dari Arah Barat ke Timur Lebih Cepat daripada Arah Sebaliknya "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*