Oleh:
Baru sadar ya ternyata karya tulis ilmiah tidak hanya dari hasil penelitian? Bagi kalian yang jadi mahasiswa pasti pernah disuruh buat makalah. Nah, makalah adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah. Di mana kebanyakan makalah dan sangat mungkin buatan kalian juga merupakan karya ilmiah non penelitian.
Masak makalah termasuk karya ilmiah? Yang bener aja... Itu mungkin sanggahan dalam hati kalian. Jangankan makalah, skripsi yang juga tergolong karya tulis ilmiah dengan melalui tahapan rumit seringkali disajikan secara amburadul. Jelas saja, kesan ilmiah tidak didapat. Begitu pula makalah. Jangan salahkan makalahnya tapi salahkan yang menulis.
Karya tulis non penelitian merupakan karya tulis konseptual. Namun, bukan sembarang konsep. Tulisan harus didasarkan pada literatur yang terpercaya lalu dianalisis dan bila perlu dilakukan pengembangan gagasan orisinil. Tidak seperti artikel opini yang disajikan dengan tata letak (layout) dan judul tulisan yang sederhana (santai), karya tulis non penelitian harus memenuhi pedoman penulisan karya tulis ilmiah.
Secara rinci berikut ini perbedaan karya tulis ilmiah penelitian dengan non penelitian:
1. Tata Cara Penulisan
Dari segi sistematika penulisan antara karya ilmiah hasil penelitian dan non penelitian cukup mencolok. Lebih jelasnya sebagai berikut.
a. KTI hasil penelitian
1) Judul
2) Abstrak dan Kata Kunci
3) Pendahuluan: Latar Belakang/konteks penelitian, hipotesis/asumsi, rumusan masalah/fokus penelitian, dan tujuan penelitian
4) Metode Penelitian
5) Pemaparan Temuan, Analisis Data, dan Pemecahan Masalah
6) Hasil Penelitian
7) Kesimpulan dan Rekomendasi
8) Daftar Pustaka/Daftar Rujukan
|
Ilustrasi sedang membuat KTI (sumber gambar pixabay) |
b. KTI Non Penelitian
1) Judul
2) Abstrak dan Kata Kunci
3) Pendahuluan: Latar Belakang/Konteks Pembahasan, Rumusan Masalah/Fokus Pembahasan, dan Tujuan Pembahasan
4) Pembahasan (Bagian Inti): Kajian literatur/Studi Pustaka, Pembandingan Pemikiran, Analisis, dan Pengembangan Konsep
5) Kesimpulan
6) Daftar Pustaka/Daftar Rujukan
2. Kebutuhan Akan Referensi/Rujukan Hasil Penelitian
Setiap karya tulis ilmiah wajib menunjukkan sumber rujukan. Minimal berupa DAFTAR PUSTAKA atau DAFTAR RUJUKAN yang terletak di akhir tulisan. Akan lebih baik lagi bila disertai catatan kutipan. Dapat berupa footnote, innote, atau endnote. Pengutipan karya tulis orang lain itu sangat penting dilakukan. Salah satunya untuk membuktikan karya tulis yang dibuat memiliki keterkaitan dengan teori di masa lalu. Bukan tulisan yang didasarkan dari angan-angan dan perkiraan.
Karya tulis ilmiah hasil penelitian yang baik seharusnya menunjukkan literatur yang didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Itu bisa saja digunakan hanya sebagai bentuk penyajian penelitian terdahulu atau bisa juga sebagai referensi. Sementara pada tulisan ilmiah non penelitian, rujukan tidak wajib didasarkan pada hasil penelitian. Cukup referensi yang berisi tentang kumpulan teori hingga analisis dari penulis buku/artikel yang dikutip.
3. Komponen Vital
Bagian terpenting tulisan hasil penelitian adalah harus memuat hasil penelitian. Di mana hasil penelitian itu didapat dari analisis data dan temuan di lapangan atau bisa juga dari literatur/pustaka (untuk penelitian kepustakaan) maupun dari teori-teori yang relevan. Serta yang tak kalah penting ialah tulisan tersebut mampu menggambarkan bahwa penulis adalah sebagai peneliti. Bukan sebagai pemikir semata.
Adapun bagian vital dari karya tulis ilmiah non penelitian ialah dalam pembahasan harus ada justifikasi atau ketegasan dari penulis tentang gagasan yang ia ajukan setelah melakukan analisis. Jadi, KTI non penelitian tidak sekadar mengutip referensi lalu ditambal sulam. Lebih dari itu, hasil pemikiran kritis dan analitis penulis harus ditonjolkan.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan Lengkap Karya Tulis Ilmiah Hasil Penelitian dengan Non Penelitian"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*