A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Non Penelitian
Karya tulis ilmiah non penelitian adalah laporan terpublikasi yang dilakukan oleh seorang maupun tim dengan cara memaparkan hasil analisis, kajian, atau tinjauan konseptual yang didasarkan pada etika keilmuan dan pedoman penulisan karya tulis ilmiah. Tentu, agar sesuai dengan etika keilmuan, yang namanya karya tulis ilmiah wajib menghadirkan sumber referensi terpercaya sebagai panduan.
Tak hanya itu, suatu karya ilmiah baik hasil penelitian maupun non penelitian harus terpublikasikan. Akan jauh lebih baik lagi bila mudah diakses oleh publik. Misal tersedia di dunia maya (online). Serta mudah diunduh. Hal itu bertujuan agar karya tulis ilmiah bisa dimanfaatkan oleh khalayak. Sebab secara prinsip, tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah adalah tercapainya kebermanfaatan untuk umum.
Baca: Abstrak dalam Jurnal Penelitian dan Non Penelitian: Pengertian, Fungsi, dan Kaidah Pembuatannya
Hal penting yang perlu diketahui bahwa untuk artikel ilmiah non penelitian dengan artikel populer (non ilmiah) terdapat perbedaan mendasar. Bila artikel non ilmiah dibuat menggunakan bahasa ringan sehingga mudah dipahami kaum awam, maka untuk artikel ilmiah non penelitian cenderung banyak menggunakan istilah formal. Selain itu dari segi judul dan tata letaknya (layout) juga berbeda cara penyusunannya. Untuk karya tulis ilmiah wajib mengacu pada pedoman penulisan karya tulis ilmiah.
Hal penting lainnya yang patut diperhatikan yaitu suatu karya ilmiah non penelitian bukan sekadar mengoleksi kutipan dari beberapa referensi. Penulis tidak hanya melakukan tambal sulam dari ide penulis sendiri diiringi dengan ide orang lain yang berasal dari sumber tulisan yang dikutip. Lebih dari itu, penulis harus punya nilai tawar dengan melakukan analisis hingga keputusan sendiri. Baik keputusan itu bersifat menolak, menguatkan, maupun mengembangkan. Hal yang paling penting adalah posisi penulis harus jelas dan tegas.
B. Bentuk-bentuk Karya Tulis Ilmiah Non Penelitian
Bentuk karya tulis ilmiah itu sangat beragam. Ada yang berupa karya ilmiah hasil penelitian serta ada karya ilmiah non penelitian. Bisa berbentuk buku, makalah, hasil laporan penelitian, majalah, hasil kajian, dan sebagainya. Untuk karya tulis ilmiah non penelitian meski tidak didasarkan hasil penelitian dalam membuatnya tak boleh sembarangan. Perlu langkah-langkah tertentu dalam membuat karya tulis ilmiah non penelitian.
Contoh buku yang bersifat ilmiah seperti prosiding (tidak berkala/ber-ISBN), monograf, buku referensi, dan bunga rampai. Adapun yang namanya makalah sudah pasti dikatakan sebagai karya ilmiah. Mayoritas makalah adalah karya tulis ilmiah non penelitian. Contoh makalah meliputi makalah materi seminar, makalah kebijakan, referat, dan makalah tugas kuliah. Sedangkan contoh majalah yang bersifat ilmiah adalah jurnal dan prosiding (berkala/ber-ISSN).
Lebih rinci berikut ini jenis-jenis karya tulis ilmiah non penelitian:
1. Prosiding
Prosiding adalah kumpulan atau kompilasi karya tulis ilmiah yang bidang ilmunya serumpun dari sejumlah penulis yang diterbitkan secara berkala atau bisa juga tidak berkala oleh lembaga keilmuan yang diambil dari hasil pertemuan ilmiah. Biasanya asal-usul peserta pertemuan ilmiah (seminar, simposium, atau lokakarya) itu tidak jelas kualitas keilmuan maupun kemampuan penulisannya. Oleh sebab itu, prosiding umumnya masih diperlukan pengeditan.
Editing karya tulis memiliki peran penting. Terlebih lagi untuk prosiding. Setidaknya dalam satu prosiding harus ada dua editor. Yakni, editor ahli yang memiliki kemampuan khusus/spesialis di bidang ilmu yang sesuai dengan tema prosiding. Bila ternyata masih ditemukan banyak susunan kata karya tulis di proseding yang amburadul maka juga diperlukan editor penulisan. Sebab tak jarang mahasiswa yang notabene masih belajar menulis juga dilibatkan sebagai penulis di prosiding.
2. Monograf
Monograf adalah buku yang ditulis oleh satu penulis pakar di bidangnya yang berisi kumpulan beberapa topik tulisan ilmiah dengan keilmuan serumpun, spesifik, atau terperinci yang biasanya diterbitkan secara tunggal, tidak berseri, atau tidak berkala. Dengan demikian, monograf merupakan karya tulis ilmiah non penelitian dan di sisi lain dapat dibuat dari hasil penelitian. Lebih detail, monograf biasanya berasal dari gubahan (konversi) makalah. Di mana, penulis pernah membuat makalah lalu diubah menjadi salah satu BAB bagian monograf.
Topik yang dikaji atau dibahas dalam setiap BAB dalam buku monograf harus mendalam. Kemudian penulis juga mengaitkan berbagai pendekatan keilmuan (multidisipliner) yang ada pada tiap BAB itu menjadi satu kesatuan dalam format publikasi yang cukup tebal. Singkatnya, antara topik di BAB yang satu dengan BAB lainnya harus saling terkait. Lebih bagus lagi bila antara satu dengan yang lain saling mengokohkan.
3. Bunga rampai
Bunga rampai adalah kumpulan karya tulis ilmiah dalam format buku yang mengangkat permasalahan sama di mana masing-masing bahasan dibuat oleh orang yang memiliki pakar keilmuan di bidang berbeda dengan topik yang diangkat boleh berdiri sendiri. Bisa dikatakan bunga rampai berisi tulisan lintas disiplin ilmu yang tak serumpun (transdisipliner). Namun, secara umum antar satu topik (judul tulisan) dengan judul yang lainnya setidaknya bisa ditarik benang merahnya.
Sama seperti buku terbitan lainnya, dalam bunga rampai harus tercantum International Standard Book Number (ISBN). Di dalam bunga rampai juga harus mencantumkan editor ahli yang menguasai topik bidang keilmuan yang ditulis oleh beberapa penulis di bunga rampai. Editor ini sangat penting khususnya untuk bunga rampai. Sebab biasanya bunga rampai tidak dibuat berdasarkan kerja sama tim (antar penulis). Namun, penerbit mengundang beberapa penulis untuk membuat tulisan dengan topik tertentu lalu dirangkai menjadi bunga rampai.
4. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang disusun berdasar dari hasil penelitian maupun non penelitian yang berupa tinjauan, ulasan, pemikiran, atau kajian konseptual sistematis yang disertai analisis, sintesis, dan justifikasi dari penulis. Sebagaimana karya tulis ilmiah lainnya, untuk makalah yang berjenis non penelitian, juga wajib mencantumkan beberapa literatur yang telah dikutip.
Idealnya, makalah yang dibuat mampu menghasilkan gagasan baru. Bukan sebaliknya, mengulang-ulang kembali gagasan yang pernah dimunculkan oleh penulis sebelumnya. Namun, sayangnya kenyataan berkata lain. Makalah sebagai salah satu tugas kuliah bagi mahasiswa telah terdegradasi ketitik terendah. Sebab, makalah yang dibuat seringkali dibuat asal-asalan untuk formalitas semata. Padahal isinya hanya mencantumkan informasi atau pengetahuan tanpa menyuguhkan analisis, pengembangan, dan justifikasi penulis.
5. Referat
Referat adalah karya tulis ilmiah non penelitian dengan tema yang diangkat terkini atau aktual yang bersumber dari buah pikiran kritis, analitis, dan sintesis dipandu dengan beberapa referensi berkualitas untuk diajukan dalam pertemuan komunitas ilmiah. Dalam konteks tugas perkuliahan, biasanya pembuatan dan presentasi referat dijadikan syarat mutlak kelulusan mahasiswa untuk mendapat nilai SKS tertentu dari salah satu program perkuliahan. Hasil penulisan referat oleh mahasiswa akan diuji oleh dosen terkait.
Seperti halnya makalah, referat hanya dibuat beberapa lembar saja. Antara 10 hingga 15 halaman. Bedanya untuk referat judulnya biasanya dibuat padat, tajam, dan jelas. Adapun isi atau pembahasannya cenderung informatif. Selain itu pembahasan studi/kajian pustaka juga tetap dilakukan. Di bagian pendahuluan penulis pun harus menekankan alasan betapa pentingnya topik referat yang sedang diangkat. Serta menunjukkan hal baru apa yang ditawarkan penulis dalam penulisan tersebut.
6. Jurnal/Artikel ilmiah
Jurnal adalah majalah ilmiah dipublikasikan secara rutin atau berkala yang ditulis oleh sejumlah orang berkompeten di bidangnya didasarkan pada hasil penelitian maupun non penelitian yang ditulis khusus membahas bidang keilmuan tertentu. Untuk karya tulis artikel jurnal berjenis non penelitian seringkali dibuat oleh penulis hasil gubahan (konversi) dari makalah yang pernah dibuat. Adapun untuk artikel hasil penelitian berasal dari ubahan laporan penelitian, tesis, atau disertasi.
Jika proseding dan bunga rampai sangat dianjurkan melibatkan editor ahli maka untuk jurnal ini juga harus memiliki mitra bestari (peer review). Mitra bestari adalah pihak sejawat atau seprofesi yang memiliki pengetahuan mumpuni di bidang ilmu tertentu yang bertindak sebagai pemeriksa, pengawas kualitas, dan penanggung jawab non teknis suatu persoalan. Tujuan adanya mitra bestari agar kualitas tulisan hingga profesionalisme pengelolaan jurnal tetap terjaga.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengertian dan Bentuk-bentuk Karya Tulis Ilmiah Non Penelitian"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*