Rating TV merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia hiburan televisi. Bisa dikatakan ia nyawa bagi dunia industri TV. Tanpa adanya nilai rating yang sah dan terpercaya, pemilik atau pengelola stasiun TV akan kesulitan untuk mendapat iklan dengan nilai kontrak jumbo.
Manfaat Adanya Rating Televisi
Perlu diketahui bahwa rating dijadikan landasan bagi industri TV untuk menentukan berapa tarif tayang iklan per-15 detik atau 30 detiknya. Semakin rating sebuah acara tinggi maka harga iklannya juga makin melambung. Bahkan dalam acara yang memiliki rating tinggi alokasi 15 detik untuk pasang iklan harus ditebus dengan uang 80 juta.
Tak hanya itu, bila rating tidak ada maka perusahaan TV akan kesulitan untuk meyakinkan calon investor maupun pemegang saham terkait prestasi yang telah dicapai. Sebab tanpa rating suatu acara banyak penonton atau tidak sangat sulit diukur secara pasti. Kecuali hanya mengira-ngira hingga menelaah secara kualitatif semata.
Tujuan dilakukannya penghitungan rating adalah untuk memberikan kesimpulan akhir berupa informasi tentang suatu program televisi kepada pihak yang telah membayar (biasanya stasiun TV) serta pihak pemerintah yang punya kepentingan hukum untuk mengetahui data tersebut.
Itulah sebabnya mengapa suatu acara televisi tiba-tiba diganti jam tayangnya, ditambahi atau dikurangi durasinya, diganti tokoh atau pembawa acaranya, atau bahkan dihentikan siarannya. Semuanya terjadi lantaran rating TV pada program tertentu mengalami lonjakan atau sebaliknya mengalami penurunan hingga titik paling bawah.
Apa itu Rating TV?
Rating TV memiliki arti sebuah angka dari hasil pengukuran, penilaian, atau evaluasi kuantitatif bahkan juga kualitatif yang dilaksanakan oleh pihak profesional terhadap stasiun televisi. Di mana, penilaian itu terfokus soal berapa jumlah penonton di acara TV tertentu atau program pada jam-jam tayang tertentu.
|
Contoh Rating TV (Television Rating/TVR) Indonesia (sumber gambar) |
Hasil rating biasanya bersifat rahasia. Perusahaan penghitung rating tidak akan menyebarkan hasil rating itu pada siapapun kecuali seizin pemerintah atau pihak yang telah terikat kontrak dengannya (stasiun TV). Sebab hasil rating bila disebarkan begitu saja akan disalahgunakan untuk perbuatan jahat. Salah satunya melakukan persaingan usaha yang tidak sehat.
Hasil rating juga tidak serta merta keluar begitu saja. Hasil pengukuran tidak dikeluarkan saat itu juga. Butuh waktu untuk menganalisis lalu menyimpulkan dengan tingkat "margin error" serendah mungkin. Pun, butuh analisis kualitatif agar hasil penilaian lebih sempurna. Oleh sebab itu, program yang dinilai hari ini maka hasilnya keluar besok.
Alat ukur Rating Televisi
Rating diukur menggunakan alat tertentu dengan menggunakan perbandingan skala dan indikator yang sudah pasti (jelas). Salah satu alat yang digunakan tersebut bernama people meter. Alat dan ilmu untuk mengukur rating hanya dimiliki oleh perusahaan khusus. Bahkan, dalam satu negara tak jarang ditemui hanya ada 1 pengelola hitung rating TV. Itu juga termasuk di Indonesia.
Lantas, di mana alat pengukur rating itu dipasang atau diletakkan? Alat tersebut terhubung dengan televisi rumah di beberapa kota. Alat itu bisa jadi menempel di dekat televisi agar memudahkan penonton dalam menekan tombolnya. Jadi, tidak semua kota atau TV akan terkoneksi alat tersebut. Pun, siapa saja tidak bisa mengajukan diri untuk ikut serta diberi alat people meter. Perusahaan penghitung rating hanya mengambil sampelnya berjumlah ribuan untuk mewakili jutaan penonton.
Mekanisme Rating TV
Tidak hanya menyajikan berapa skala jumlah penonton, pihak pengelola rating juga memberi jenis data lain. Sebut saja seperti apa jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan, hingga pengeluaran bulanan penonton. Data itu dapat dari hasil survei dan wawancara oleh petugas perusahaan pengelola rating kepada seluruh anggota rumah tangga yang TV-nya terjaring dengan alat people meter.
Setelah perusahaan penghitung rating TV memperoleh data mentah dari alat canggih yang telah "disebar" ke berbagai kota, selanjutnya mereka mengolah atau menganalisis datanya. Lalu muncullah sebuah hasil akhir yang berupa informasi yang mudah dipahami dan digunakan sebagaimana mestinya oleh klien (stasius TV).
Biasanya hasil rating baru diterima oleh pihak stasiun TV pada jam 10 pagi tiap hari kerja. Bila didapati acara TV tertentu mengalami rating jeblok maka harus siap untuk melakukan rapat dadakan dengan produser hingga bagian pengatur program stasiun TV. Bisa dikatakan jam 10 pagi adalah waktu paling tegang bagi para pengelola program TV.
Bisa dikatakan bahwa rating program televisi tertentu tidak ditentukan oleh kepopuleran, trending topic, tokoh atau artis yang ada di dalamnya, hingga sutradara yang ada di balik layar. Rating ditentukan oleh berapa jumlah penonton. Seberapa populer suatu acara TV di media sosial bila acara TV itu tidak ada yang menonton maka ratingnya rendah. Alhasil, bila itu terus berlanjut maka acara tersebut bakal dihentikan.
owh jadi itu mekanisme rating tv
BalasHapusakhirnya sudah tau jawabananya....
BalasHapusthank buat referensinya
Masih belum dapet jawaban jelas nih, alasan kenapa kalo nonton secara streaming di aplikasi, itu bikin rating turun? Gimana ya teknisnya?
BalasHapusMantapp infonyaa
BalasHapusBagaimana jika kita nonton acara tv tapi melalui TV streaming online di jam yang sama ,apa itu termasuk bisa menaikan rating atau share ?
BalasHapus