Akan lebih sempurna sebelum menonton film Maleficent Mistress of Evil ini lebih dulu menonton film Maleficent 2014. Sebab film yang tayang perdana di hari ini tanggal 16 Oktober 2019 di Kota Malang merupakan kelanjutan film sebelumnya. Paling tidak sebelum menontonnya baca dulu sinopsis atau cerita singkat dari film Maleficent yang tayang 2014 lalu.
Sebelum munculnya konflik antar tokoh, film ini didahului dengan pertunjukan kehidupan alam menakjubkan. Sebuah tampilan paronama yang bagaikan di surga. Gambarnya berkualitas tinggi dengan efek CGI (Computer Generated Imagery) sehingga begitu tampak tajam dan nyata. Oleh sebab itu, bukan hal berlebihan bila dikatakan penonton telah diajak ke dunia lain. Bahkan melampaui dunia fantasi sekalipun.
Setelah memamerkan tayangan luar biasa di atas, baru kemudian sutradara menyisihkan durasi untuk narator yang bercerita tentang asal usul dari tokoh utama. Barangkali itu dilakukan untuk jaga-jaga ada penonton yang tidak menyaksikan film Maleficent yang tayang perdana 2014 lalu. Mengingat begitu pentingnya narasi tersebut sungguh sayang jika kalian datang terlambat menonton film ini.
Tak hanya menyuguhkan gambar berkualitas super, film ini juga mampu membuat penonton tertawa. Banyak dialog, mimik muka, dan gerak-gerik dari tokoh utama sanggup membikin penonton tertawa geli. Selain bisa nglawak, aksi tokoh utama di film ini juga mampu membuat penonton menangis sedih maupun menangis bahagia. Bisa dikatakan aksi dan peran tokoh utama dalam film ini mampu mendominasi perhatian penonton. Seakan semua pemain selain dia hanyalah figuran saja.
Film ini tidak hanya menyajikan aksi sihir atau ajaib, di dalamnya juga terdapat "pelajaran" bagi penonton tentang strategi perang, kesetiakawanan, pengorbanan, dan kesetiaan. Film ini bisa hidup bukan karena aksi "sihir" tokoh utamanya yang bukan berasal dari kaum manusia tapi karena dramatisasi tokoh utama yang kena fitnah manusia. Di mana, manusia yang memfitnah itu menghendaki supaya kaum manusia bisa menang dan melenyapkan makhluk lain yang dianggap mengancam eksistensi manusia.
Selain manusia, di dalam film ini juga ada jenis makhluk lainnya. Yakni, makhluk ajaib yang bisa bicara serta berfikir. Mulai dari peri, makhluk jadi-jadian (gagak menjadi manusia), dan aneka makhluk mistis lainnya yang punya bentuk, rupa, dan ukuran berbeda-beda. Termasuk tokoh utama dalam film ini juga digolongkan sebagai makhluk non manusia. Dalam salah satu adegan, tokoh utama "berpose" duduk seperti malaikat bersayap hitam. Hal itu jelas bukan manusia banget.
Bagi kalian yang penasaran apakah ada adegan tokoh utama akan melepas "helm" bertanduknya? Jawabannya ada. Terdapat momen di mana tokoh utama rambutnya terurai terlihat jelas dengan durasi tayangan cukup lama. Bagi kalian yang juga penasaran apakah ada makhluk imut yang suaranya bikin gemes? Jawabannya ada. Jangan khawatir, film ini bukan film horor, jadi tak usah takut menontonya bagi kalian yang tak suka film horror.
Tokoh utama oleh sutradara berhasil digambarkan sebagai sosok ibu angkat yang sempurna. Ia baik hati, rela berkorban, melindungi, dan akan memastikan anak angkatnya bisa hidup bahagia. Terbukti ada momen sedih yang membuat penonton meneteskan air mata karena tindakan tokoh utama yang begitu luar biasa dalam memperlakukan anaknya. Terlebih lagi saat menjelang berakhirnya film akan banyak tetesan air mata berurai.
Di antara film lain yang saya tonton, film ini merupakan film yang punya durasi happy ending yang begitu lama. Ending yang super bahagia ditunjukkan bertubi-tubi. Semuanya ditampilkan secara tuntas tanpa sisa dan ganjalan. Semua permasalahan yang muncul di awal film hingga akhir diselesaikan dengan sempurna. Di momen inilah penonton akan merasa puas karena tidak ada hal yang perlu dipikirkan terkait bagaimana nasib beberapa tokoh di film ini.
makhluk ajaib, mulai dari peri, pohon berjalan, dan anekan makhluk mistis lainnya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Review Film Maleficent Mistress of Evil: Happy Ending Paling Lama di Antara Film Lain"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*