Ada sebagian orang mengatakan bahwa manusia di zaman dulu adalah manusia yang berteknologi terbelakang. Pernyataan itu tak sepenuhnya benar. Sebenarnya, bila didalami dengan pendekatan ilmu pengetahuan terkait peninggalan manusia di zaman dulu maka tak jarang ditemukan hal menakjubkan. Hak tersebut juga berlaku bagi Stonehenge. Sebuah bangunan monumental yang lahir pada zaman prasejarah.
Selama ini Stonehenge menjadi batu misterius yang sulit untuk dipecahkan secara pasti. Batu raksasa yang tersusun rapi dalam formasi melingkar itu seperti teka-teki atau labirin yang tak berujung. Semakin dipelajari oleh ilmuwan semakin banyak teori yang diajukan dari kalangan mereka. Akibatnya, karena teori itu belum benar-benar matang tapi sudah beredar berujunglah pada lahirnya teori konspirasi terkait hal itu.
Stonehenge merupakan bangunan bersejarah yang terletak di Negara Inggris. Tepatnya di pulau besar Inggris Raya di bagian selatan. Berdekatan dengan selat Inggris yang berseberangan dengan negara Perancis. Batu melingkar prasejarah yang ikonis itu mengundang tanda tanya besar bagi ilmuwan. Salah satunya yaitu "Bagaimana cara memindahkan satu bongkahan batu dari sejumlah susunan batu Stonehenge yang beratnya paling tidak 40 ton bisa dipindahkan oleh orang zaman dulu?".
|
Penampakan stonehenge dari sisi beda (sumber gambar pixabay) |
Diketahui bahwa rangkaian batu pada "petilasan" Stonehenge tidak berasal dari daerah terdekat. Paling tidak asal lokasi "tambang" batu yang digunakan untuk membangun Stonehenge itu jaraknya puluhan kilometer. Dalam memahami batu raksasa itu arkiolog menggunakan berbagai teknik pendekatan. Salah satunya termasuk radiokarbon. Yakni, membandingkan usia monumen dengan usia pemukiman sementara (perkemahan) manusia di sekitar Stonehenge termasuk juga aktivitas mereka terkait pembangunan.
|
Batu stonehange (sumber gambar pixabay) |
Di saat sebagian kalangan sibuk memikirkan bagaimana cara Stonehenge bisa terbangun maka sebagian yang lain justru memikirkan untuk apa Stonehenge didirikan? Ada beberapa teori terkait fungsi stonehenge. Beberapa di antaranya untuk tempat hiburan konser musik. Di mana formasi melingkar batu raksasa itu bisa menimbulkan efek gema saat instrumen musik dan suara manusia dilantunkan. Efek gema itu dapat menimbulkan sensasi ilusi audio yang jernih sehingga menenangkan pikiran.
Selain seperti yang disebutkan di atas kegunaan Stonehenge diyakini juga sebagai pusat observatorium kuno. Perpaduan formasi beberapa batu menjadi alat untuk melacak bergerakan bintang, matahari, dan bulan. Dengan mengetahui perbedaan pergerakan benda langit itu maka manusia di zaman dulu diyakini dapat mengetahui kapan musim dingin tiba secara akurat. Hal itu juga penting diketahui bagi pelaut untuk mengetahui kapan harus melaut. Perlu diketahui bahwa jarak Stonehenge dengan pantai hanya sekitar 38 Mil.
[Lokasi Stonehenge]
|
Stonehange (sumber gambar pixabay) |
Teori lainnya ialah Stonehenge dibangun bertujuan untuk menyatukan masyarakat lintas daerah dan budaya di kepulauan Britania Raya. Sebagaimana berdasar pada teori sosial bahwa untuk menyatukan masyarakat maka fokuskan mereka pada satu kegiatan dan tujuan. Oleh sebab itu, dibangunlah sebuah monumen yang tidak bisa dibangun oleh sedikit orang. Harus perlu banyak orang untuk membangunnya. Diperlukan organisasi dan kerja sama untuk mewujudkannya.
|
Stonehenge (sumber gambar pixabay) |
Terakhir, fungsi Stonehange yang terbaru ialah sebagai pusat pengobatan manusia zaman dulu. Lebih tepatnya ialah terapi kesehatan melalui instrumen musik dengan cara memukul bebatuan yang berjajar di area Stonehenge. Sebab, batu Stonehenge merupakan batu jenis "khusus" yang memiliki keunikan bisa bersuara merdu saat dipukul dengan benda keras. Nah, suara itulah yang diyakini dapat digunakan sebagai terapi penyembuhan. Dengan terapi menggunakan suara itu rasa nyeri atau kesakitan yang diderita pasien bisa berkurang.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Menguak Misteri Situs Stonehenge, Ternyata ini Fungsinya di Zaman Dulu"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*