Ternyata makhluk hidup yang berpotensi sering berkentut adalah mereka yang bertipe herbivora (pemakan tumbuhan). Tumbuhan yang mereka cerna di dalam perut sebagian akan berubah menjadi gas. Nah, hewan tersebut buang angin salah satunya untuk membuang gas tersebut. Hewan pemakan daging (karnivora) juga tak kalah dalam hal kentut. Mereka berkentut untuk mengeluarkan kandungan gas belerang yang didapat dari mencerna daging.
Ilustrasi kentut (sumber gambar) |
Memang kentut sapi dikatakan paling berbahaya di dunia karena mengandung gas metana yang dapat mempengaruhi iklim global. Namun, ternyata secara individu (perekor) sapi jumlah atau frekuensi kentutnya masih kalah dengan lembu laut atau manatee. Perbedaan tersebut disebabkan karena faktor pola makan, panjang saluran pencernaan, mikroorganisme di perut, habitat, dan faktor kesehatan. Lembut lautlah yang pantas dijuluki sebagai makhluk paling sering kentut di dunia.
lembu atau sapi laut dengan ekor berbentuk bulat seperti kipas (sumber gambar pixabay) |
Lembu atau sapi laut adalah hewan yang sangat mirip dengan dugong. Bedanya bila lembu laut ekornya tidak terbelah menjadi dua maka dugong memiliki ekor bercabang dua seperti duyung. Oleh sebab itulah kenapa dugong juga disebut sebagai putri duyung. Selain itu ukuran sapi laut jauh lebih besar dari dugong. Serta layaknya putri duyung, kulit dugong juga jauh lebih mengkilap, licin, dan bersih daripada kulit sapi laut.
dugong si putri duyung (sumber gambar) |
Baik lembu laut maupun dugong saat sembelit keduanya akan sangat mudah sekali diketahui tanda-tandanya. Yakni, mereka sering mengapung di air dengan posisi ekor di luar permukaan air. Akibat pola makan yang rakus mereka juga dituntut untuk mengeluarkan gas hasil proses mencerna makanannya. Bila tidak maka itu akan sangat membahayakan bagi kesehatan hingga bisa menyebabkan kematian.
Sapi laut melakukan buang gas selain untuk memenuhi "panggilan" alam alias kebutuhan biologis juga untuk memudahkan ia dalam menyelam. Di saat sedang ingin berada di permukaan salah satunya untuk mengambil udara di permukaan air maka lembu laut akan menahan buang angin. Sebaliknya saat ingin menyelam ke dasar air laut untuk salah satunya untuk makan rumput laut dan alang-alang lautan dangkal maka ia akan mengeluarkan gas.
Lembu laut tidak hanya bisa makan dan kentut. Keberadaannya sebenarnya bisa memberi manfaat banyak bagi manusia. Salah satunya ialah bisa mengurangi populasi alang-alang di lautan dangkal. Dengan begitu pemandangan air pantai tidak tampak gelap dan kumuh. Tak hanya itu keberadaan lembu laut juga tak membahayakan bagi makhluk lain termasuk manusia. Dibalik kentut yang menjijikkan sebenarnya sapi laut punya sejuta pesona.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bukan Sapi Maupun Gajah, Hewan Ini Disebut Makhluk Paling Sering Kentut di Dunia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*