Beberapa golongan Islam baik di Kota Malang maupun di sekitarnya mengenal al-Umm sebagai pusat kaum Islam Radikal. Stigma itu muncul dengan beberapa alasan. Salah satu di antaranya karena mereka ditengarai tidak ikut organisasi Islam terbesar di Indonesia seperti NU maupun Muhammadiyah.
Mayoritas jamaah sholat di Masjid al-Umm jidatnya gosong bekas sujud. Celananya cikrang dan tidak memakai kopyah hitam umumnya Muslim di Indonesia. Kawasan al-Umm terlarang bagi para perokok. Mereka juga mewajibkan para pengunjung al-Umm untuk memakai busana Muslim yang tertutup. Itu salah satu sisi radikalnya al-Umm.
Pengumuman bahwa al-Umm kawasan bebas asap rokok dan wajib berbusana Islami (foto koleksi pribadi) |
Arti Radikal
Sebelum dilanjutkan membaca, perlu diketahui bahwa arti radikal adalah sesuatu yang dilakukan secara mendasar. Yakni, hingga sampai akar-akarnya atau pada hal yang prinsip. Dalam melakukan hal yang dasar itu bisa dilakukan secara amat keras atau tegas. Sebaliknya, dapat pula dilakukan dengan dialog dan diskusi bersama hingga ke akar.
Dengan demikian kata "radikal" tidak selalu berkonotasi negatif seperti yang dipahami masyarakat sekarang. Istilah "radikal" posisinya netral. Bisa berkonotasi negatif maupun positif. Intinya radikal itu adalah mempertahankan prinsip. Hal ini berbeda dengan kata "moderat" yang berarti cenderung terbuka untuk berdialog dan kooperatif. Baik radikal maupun moderat keduanya bermakna positif.
Keduanya bisa saja memiliki tujuan yang sama mulianya. Namun menggunakan cara beda. Sama-sama ingin mencari surga dan ridho Allah tapi dalam implementasinya beda. Bila orang radikal akan cenderung kaku harus sesuai pakem (pedoman) dalam berpikir dan bertindak maka orang moderat cenderung bisa menyesuaikan diri.
Baik radikal maupun moderat keduanya sama-sama berpeluang bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Radikal tanpa adanya moderat maka semua akan nampak kaku, tegang, grusa-grusu, dan satu arah. Moderat tanpa adanya radikal juga akan tampak loyo, lemah, kebanyakan diskusi, dan tanpa kepastian.
Keanehan Al-Umm
Di sekitar kompleks "al-Umm" tidak hanya ada Pesantren dan Masjid yang terbuka "lebar" untuk umum. Di mana, siapapun boleh masuk termasuk saya yang penampilannya beda dengan mereka. Cuma memakai kaos dan celana yang ujungnya di bawah mata kaki. Tak hanya itu, di sana juga ada SD Islam al-Umm dan SMP Islam al-Umm. Kok boleh berdiri ya?
Jamaah sholat Ashar di Masjid al-Umm |
Al-Umm menyambut para tamu Allah untuk sholat jamaah dengan layanan yang tidak main-main. Disediakan lahan parkir yang luas untuk mobil maupun sepeda motor dengan dijaga oleh satpam. Parkirnya gratis. Pun, saat jamaah sholat ingin keluar dari kompleks al-Umm satpam dengan sigap mengatur lalu lintas untuk memberi jalan jamaah.
Parkir Mobil dan sepeda motor komplek al-Umm |
Sebenarnya saya mampir di Masjid al-Umm selain untuk sholat jamaah Ashar juga untuk mencari tukang bangunan dan kuli. Siapa tahu ada jamaah yang bisa diminta untuk membangun pagar di lahan kosong dekat Masjid al-Umm. Ternyata salah satu jamaah yang menjadi tukang juga sedang sibuk membangun gedung milik al-Umm yang baru.
Setelah saya amati baik-baik di bagian belakang komplek al-Umm memang sedang ada gawe membangun gedung. Nampak di bagian belakang bangunan juga ada gedung yang belum benar-benar jadi 100%. Gedung sudah tegak berdiri megah tapi belum sampai tahap finishing alias penyelesaian.
Tidak seperti kata orang yang katanya al-Umm itu Islam radikal yang tertutup (ekslusif). Daleman Masjidnya juga tidak seperti umumnya Masjid radikal di Indonesia. Inilah yang membuat saya merasa aneh dan terheran-heran. Nyatanya mereka membuka diri bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke Masjid al-Umm. Serta di dalam Masjidnya juga terdapat mimbar dan tongkat seperti layaknya Masjid di Indonesia.
Tongkat dan Mimbar di bagian depan Masjid al-Umm |
Sebelum tulisan ini diakhiri, perlu diperhatikan bahwa tulisan ini belum kesimpulan akhir. Masih perlu diadakan penelitian lanjutan agar ditemukan hasil yang utuh dan mendalam. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya kami sarankan untuk kalian melakukan dialog dengan mereka. Barangkali dari dialog tersebut bisa ditemukan hal-hal penting yang bermanfaat bagi umat.
Jika demikian adanya. Mereka dalam kebenaran. Semoga sukses
BalasHapus