Sekeras-kerasnya hati kami. Kami tidak bakal menyakiti seorang yang benar-benar kami cintai. Kami mudah takluk dan luluh pada seorang yang kami kagumi, cintai, dan idami. Hati kami rapuh lebih rawan dari pada sarangnya laba-laba. Satu kali koyak saja bisa menghancurkan semuanya.
Oleh sebab itu janganlah memainkan hati kaum hawa. Sebab hati yang sudah tersakiti akan sulit untuk disembuhkan. Hati yang remuk akan sulit untuk diutuhkan. Hati kami kelembutannya melebihi benang sutra. Berharga mahal tapi sekali dirusak akan hilang nilainya.
Kami memang bukan sosok yang sempurna. Oleh karena itu kami ingin punya pasangan yang sempurna agar bisa mengisi ketidaksempurnaan kami. Kami memang bukan ratu, maka dari itu kami ingin berhubungan dengan orang yang menghormati kami.
(sumber gambar pixabay) |
Sekali-kali janganlah kaum adam mempermainkan hati kami. Memberi harapan akan tetapi setelah itu hilang begitu saja. Mengatakan cinta tapi tak mau memperjuangkannya di saat orang tua dan yang lain tak menghendakinya. Kami bukanlah barang yang bisa ditarik ulur begitu saja.
Wahai lelaki, tegaslah kalian untuk memilih. Tidak boleh plin-plan maupun bingung dalam menentukan keputusan. Bila benar-benar cinta perjuangkanlah cinta itu hingga benar-benar titik darah penghabisan. Namun, bila semua itu gagal maka segera pamitlah pada orang yang kalian cintai itu.
Kami bukan barang yang bisa dijadikan cadangan. Kami bukanlah perempuan bayaran yang bisa dijadikan pemuas hasrat di saat hati kalian bimbang. Lantas, ujung-ujungnya kalian meninggalkan kami begitu saja tanpa pamit. Seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Sungguh hati ini menangis, ketika lelaki yang diidamkan ternyata mengkhianati. Lebih baik bagi kami tidak usah kenal saja. Setidaknya kenal tidak apa-apa tapi jangan sekali-kali ungkapkan rasa cinta. Sebab ungkapan cinta dari lelaki bagi kami adalah harapan tentang masa depan.
Teruntuk lelaki, pahamilah isi hati kami. Pahami dengan perasaan kalian bukan dengan pendengaran. Bisa jadi lisan kami bersuara tetapi hati kami diam. Sebaliknya lisan kami diam tapi suara hati kami berteriak keras. Kami mohon dari hati sanubari terdalam mengertilah kami.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Teruntukmu Kaum Adam, Pahamilah Isi Hati Kami"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*