Rambo: Last Blood merupakan film yang alur ceritanya sulit ditebak. Banyak hal-hal yang tak terduga terjadi di film ini. Mulai dari awal hingga akhir. Jangan berharap film ini seperti film yang lainnya. Kalian tidak akan melihat happy ending yang benar-benar happy. Meski seluruh musuh sudah mati semuanya tapi film ini masih menyisakan kesedihan.
Film ini diawali oleh adegan yang cerita sama sekali tidak terkait dengan tema utama film. Namun, suguhan pembuka film itu tak bisa dipandang remeh. Sutradara memamerkan efek kamera yang canggih dan adegan para tokoh yang dramatis. Suasana mencekam saat hujan deras di tengah lereng belantara hutan berhasil membuat penonton terbengong.
Kini Sylvester
Stallone hidup tenang pensiun di tengah padang peternakan kuda. Ia
menjadi Koboy penjinak kuda. Namun demikian jiwa penolongnya tetap ada.
Ia peduli pada seseorang yang nyawanya terancam. Ia tak ragu untuk ikut
membantu dengan segenap tenaga. Dapat dikatakan meski sudah pensiun
Stallone tidak hanya fokus ingin membahagiakan diri.
Stallone sebagai veteran perang Vietnam ternyata tenaganya masih dibutuhkan oleh pihak yang berwajib. Terbukti ia berhasil menyelamatkan nyawa seorang yang bahkan polisi sekalipun diyakini tak sanggup melakukkannya. Dengan menggunakan kudanya ia menelusuri hutan yang tak dapat dengan mudah disentuh oleh sembarang orang.
Sayangnya film ini diawali dengan banyak dialog yang membosankan. Mungkin sutradara ingin membangun hubungan antara Stallone dengan orang terdekatnya sehingga penonton terkecoh menebak bagaimana cerita selanjutnya. Yups, kenyataannya memang alur cerita film ini sangat sulit ditebak. Banyak hal-hal yang mengagetkan terjadi pada film ini.
Film ini mengandung nilai moral bahwa sangat sulit sekali mengasuh anak gadis yang berusia 17 tahun. Terlebih bila latar belakangnya dari keluarga yang tak utuh. Terbukti hanya gara-gara ulah tengil si gadis itu Stallone mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya. Sebab baginya gadis itu adalah segalanya.
Bagi kalian yang phobia darah lebih baik siap-siap untuk mengejamkan mata. Begitu pula bagi kalian yang paranoid pada aksi senjata tajam yang menyayat dan menancap pada daging manusia lebih baik hindari saja. Hal-hal semacama itu tadi banyak ditemui dalam adegan film. Namun, itu bukan berarti film ini minim tembak-tembakan atau ledakan.
Setelah klimaks film ini mulai berakhir siap-siaplah untuk bersedih. Bahkan bagi kalian yang sensitif siap-siaplah untuk meneteskan air mata. Banyak adegan sedih yang mengiris hati penonton. Apa yang ada di ending film tak ada sebersitpun di benak penonton. Sutradara berhasil membuat penonton "tertipu".
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan Film Rambo: Last Blood, Kisah Sedih Veteran Perang di Akhir Hidupnya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*