Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Haruskah Gisel Akhiri di Sini? Cukup Sudahi Perih Ini

Saya adalah gadis muda yang lagi terbelit kasus asmara. Sebut saja nama saya Gisela Oktaviani. Sosok cewek yang baru saja merasakan menikmati jatuh cinta untuk pertama kali.

Namanya juga jatuh cinta, semua remaja hingga dewasa pasti pernah merasakan. Cinta bikin logika ini tak berdaya menalar. Meski dia anak tetangganya juragan sekalipun. Hati ini tak mampu memberontak tuk mengingkarinya.


Si dia sendiri sepertinya kasih harapan lebih. Senyam-senyum sambil memandang lama-lama. Kadang juga curi-curi pandang saat Gisel berada di halaman rumah juragan. Hari ini sungguh berdegup kencang saat matanya menatap.


Dia sosok cowok sempurna. Idaman para pemudi yang sudah pantas menikah seperti Gisel ini. Cowok yang punya wajah tampan, mapan, dan keturunan keluarga terpandang. Sungguh diri ini merasa tak pantas meraih hatinya.



GAME OVER (Sumber gambar pixabay)


Sungguh Tragis. Belum juga kami mengenal satu sama lain lebih jauh. Keluarga dia telah mencium gelegat benih cinta kami. Sebelum benar-benar tumbuh mekar, cinta kami telah mereka layukan. Terbukti, ibunya telah mendamprat Gisel habis-habisan.


Menangis, itu sudah barang tentu. Gisel kecewa pada diri sendiri kenapa bernasib seperti ini. Menjadi cewek yang tak kaya raya sehingga tidak pantas memperoleh restu keluarganya. Mengapa bukan dia yang miskin dan Gisel yang kaya saja. Agar cerita tak jadi begini. 



Gisel sadar memang tak pantas untuknya. Namun, hati ini sulit untuk mengingkari. Betapa benih kasih sayang ini sudah tak dapat dibendung lagi. Sepertinya dia juga merasakan hal sama. Mengalami dilema. Mau memperjuangkan kisah ini agar terus berlanjut atau menyerah cukup sampai di sini.


Gisel sendiri juga tak ingin digantung begitu saja. Diberi harapan tanpa kepastian. Diberi angin surga tanpa ada perjuangan nyata darinya. Lebih baik sudahi perih ini. Berakhir di sini. Gisel tak ingin luka ini makin menganga. Sebab, ada hal yang jauh lebih penting daripada semua itu.


Keluarga di kampung sana jauh lebih membutuhkan kasih sayang Gisel. Orang tua dan terutama ketiga adik tercinta. Kelak setelah mereka semua sudah bisa hidup lepas tanpa Gisel, semoga kisah cinta ini dapat bersemi lagi. Tentu harapannya tak akan kandas seperti sekarang ini. Semoga.







Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Haruskah Gisel Akhiri di Sini? Cukup Sudahi Perih Ini"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*