Setiap Buang Air Kecil (BAK) belum tentu disertai Buang Air Besar (BAB). Akan tetapi setiap BAB pasti disertai Kencing. Paling umum adalah kencing dulu baru BAB. Akan tetapi ada juga yang baru mengeluarkan urine di tengah-tengah proses buang hajat tersebut. Mengapa fenomena itu menjadi sebuah kepastian yang tak terbantah?
Masalah BAB dan BAK ini pernah jadi bahan humor Abu Nawas. Saat Abu Nawas kalah taruhan, dia membolehkan lawannya untuk memberaki tempat tidurnya. Betapa gembiranya lawannya tersebut. Langsung saja musuh bebuyutan Abu Nawas itu menuju kamar serta siap-siap membuka pakaian bagian bawah.
Seketika Abu Nawas berujar sebelum semua terlambat. "Kamu boleh memberaki tempat tidurku tapi jangan sambil kencing" yang disusul tawa kepuasan. Ia menegaskan bahwa perjanjian mereka hanya memberaki. Tidak lebih. Oleh sebab itu, kencing tidak termasuk bagian dari bahan taruhan. Lalu bagaimana cara berak tanpa disertai kencing?
Seketika Abu Nawas berujar sebelum semua terlambat. "Kamu boleh memberaki tempat tidurku tapi jangan sambil kencing" yang disusul tawa kepuasan. Ia menegaskan bahwa perjanjian mereka hanya memberaki. Tidak lebih. Oleh sebab itu, kencing tidak termasuk bagian dari bahan taruhan. Lalu bagaimana cara berak tanpa disertai kencing?
Otot yang mengontrol Buang Air Besar memiliki ukuran lebih besar dari Buang Air Kecil. Ketika hendak BAB otot yang lebih besar ini juga ikut mendorong atau mengintervensi otot kecil di saluran BAK. Alhasil, saluran kandung kemih yang menjadi bagian dari sistem saluran kencing ikut terbuka. Akibatnya, secara begitu saja air kencing juga ikut keluar.
Akan tetapi saat BAK otot kecil saluran kemih tak mampu menekan otot besar saluran BAB. Hukum sebab akibat tidak berlaku. Gaya, tekanan, atau energi pada otot saluran buang ari kecil tak mampu mengintervensi otot saluran buang air besar. Akibatnya, saluran BAB tidak akan terbuka sehingga kotoran tidak akan ikut keluar saat hendak buang air kecil.
Akan tetapi saat BAK otot kecil saluran kemih tak mampu menekan otot besar saluran BAB. Hukum sebab akibat tidak berlaku. Gaya, tekanan, atau energi pada otot saluran buang ari kecil tak mampu mengintervensi otot saluran buang air besar. Akibatnya, saluran BAB tidak akan terbuka sehingga kotoran tidak akan ikut keluar saat hendak buang air kecil.
Ilustrasi kebelet BAB (sumber gambar) |
Bisa dikatakan otot yang mampu menahan atau melepaskan tinja memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada otot pada saluran kandung kemih. Dengan kekuatan besar itu maka kalian akan mampu menahan lebih lama untuk buang air besar daripada menahan buang air kecil. Kecuali ketika ternyata hasrat keduanya terjadi secara bersamaan maka itu kasus lain.
Dari sini kalian sudah tahu mengapa setiap buang hajat selalu disertai kencing. Sangat unik bukan? Kencing dan BAB kita lalukan hampir setiap hari bahkan mungkin bagi sebagian orang rutin setiap hari tapi kita tak menyadari kenyataan seperti itu. Jangan lupa kunjungi tulisan bermanfaat kami lainny.
Dari sini kalian sudah tahu mengapa setiap buang hajat selalu disertai kencing. Sangat unik bukan? Kencing dan BAB kita lalukan hampir setiap hari bahkan mungkin bagi sebagian orang rutin setiap hari tapi kita tak menyadari kenyataan seperti itu. Jangan lupa kunjungi tulisan bermanfaat kami lainny.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mengapa Setiap Buang Air Besar Pasti Disertai Kencing? Ini Fakta Ilmiahnya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*