Film fiksi ilmiah berjudul Men in Black: International akhirnya di haru Rabu, 19 Juni 2019 ini tayang juga di Indonesia. Bagi kalian penyuka film yang bertema alien pasti sangat menunggu tayangnya MIB terbaru di layar lebar. Yups, itu adalah film yang seri pertamanya sudah ada di tahun 1990-an. Untuk seri kali ini sajian filmnya agak sedikit berbeda.
Kali ini pemeran utama dalam film yang dibesut Sony Pictures tersebut memiliki nama baru. Yakni, salah satunya pemeran utama Thor dalam serial film milik Marvel. Siapa lagi kalau bukan Chris Hemsworth. Dialah yang didapuk menjadi agen MIB senior yang profesional. Serta ada Tessa Thompson yang berstatus sebagai "anggota percobaan".
Film ini menceritakan tentang bagaimana si anggota percobaan yang disebut agen M sedang menjalankan tugas pertamanya. Di mana tugas itu sebenarnya bisa ia lakukan lantaran agen H (Hemsworth) memberikannya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan diri. Caranya ialah dengan menjadi mitra dalam menjalankan misi penting.
Di luar dugaan, ternyata agen M sangat berperan penting dalam membantu kesuksesan misi di atas. Meski tak ada nada meremehkan atau merendahkan dari agen H tapi nampak secara non verbal dan bahasa tersirat masih meragukan kemampuan juniornya itu. Terbukti, di awal misi mereka agen H terlalu banyak menampik "usulan" darinya.
Sebenarnya kecerdasan dan bakat agen M tidak perlu diragukan lagi. Ia adalah salah satu agen yang direkrut dengan nilai rata-rata akhir sekitar 97%. Banyak tes yang ia lakukan agar bisa menjadi anggota Men in Black. Hal itu berbanding lurus dengan minat dan obsesinya sejak kecil yang ingin menjadi agen rahasia bidang "luar angkasa" yaitu yang fokus mengurusi masalah alien.
Untuk mewujudkan mimpi itu ia bahkan melamar ke CIA. Namun, ia hanya ingin menjadi anggota CIA yang mengurusi masalah alien. Tragisnya ternyata agen rahasia milik Amerika Serikat itu tak memiliki divisi khusus bidang tersebut. Mengetahui kenyataan itu mimpi Molly (nama asli agen M) tidak berhenti. Ia terus mencari tahu hal-hal terkait alien. Bahkan untuk itu semua, ia mampu meretas jaringan komputer milik NASA.
Molly tak menyerah begitu saja. Ia terus memburu hal-hal yang terkait dengan alien. Pada akhirnya takdir menuntunnya menuju markas MIB. Ia mampu menyusup ke sarang rahasia MIB. Di sanalah ia merasa dunia yang selama ini dicari telah ditemukan. Niat, belajar, dan usaha yang ia lakukan sejak kecil telah membuahkan hasil. Singkat cerita akhirnya ia mampu meyakinkan para senior MIB.
Film ini diawali dengan flas back kisah tahun 2016 saat dua agen Men in Black melakukan penyelamatan bumi yang dijalankan oleh agen T (senior agen H) dan agen H. Ternyata tiga tahun kemudian yaitu tahun 2019, misi yang dinyatakan sebagai salah satu misi paling bersejarah dalam MIB itu masih menyisakan beban sejarah yang belum terungkap.
Lalu disusul dengan kilas balik lagi yang mundur hingga 20 tahun sebelumnya. Di mana, Molly kecil beserta kedua orang tuanya dikisahkan pertama kali bertemu dengan makhluk luar angkasa untuk pertama kali. Saat itu anggota MIB langsung turun tangan. Ayah dan ibu Molly diberi kilatan "cahaya pelupa" tapi Molly sendiri tak diberi karena dikira sedang tidur lelap.
Pernyataan di atas tidak hanya omong kosong belaka. Terbukti peran tokoh agen M dalam film ini tidak dapat dikesampingkan. Terlebih lagi di dalamnya juga ada sendiran mengapa nama Men in Black tidak dirubah menjadi Woman in Black. Serta menjelang akhir cerita salah satu tokoh film juga menyebutkan istilah satir yaitu "Men and Woman in Black".
Bagi kalian penyuka film yang alur ceritanya dipenuhi dengan peralatan teknologi tinggi maka film ini bisa jadi pemuas dahaga. Banyak senjata maupun kendaraan yang ditunjukkan dalam film ini begitu canggih. Sajian teknologi mutakhir itu berada di beberapa tayangan adegan. Mulai dari awal hingga akhir cerita. Tentu trik kamuflase menyamarkan tempat senjata pembunuh alien juga tak ketinggalan.
Jangan khawatir, film ini juga ada muatan komedinya. Meski harus diakui unsur lawaknya tak akan serenyah di film Men in Black sebelumnya. Serta hal menarik lainnya ialah musuh dalam selimut di tubuh MIB ternyata sulit untuk ditebak. Di tengah-tengah film berlangsung penonton akan salah menebak siapa mata-mata yang menyusup ke markas MIB. Kenyataan itu akan terjawab saat film sudah menjelang berakhir.
Pada akhirnya, sebelum menutup ulasan ini kami ingin menyimpulkan bahwa film ini layak untuk ditonton. Baik dari segi alur cerita maupun dari segi animasi yang dipamerkan. Dua jam menonton film ini tak akan terasa. Sebab banyak hal-hal yang tak disangka atau sulit ditebak terjadi dalam alur film ini. Semoga dengan membaca ulasan kali ini kalian bisa lebih terhibur. Selamat menonton.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan Film "Men in Black: International": Menyuguhkan Cerita yang Sulit Ditebak"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*