Godzilla beserta monster-monster lainnya hadir di bumi bukan hanya untuk bertarung. Lebih dari itu mereka melakukan siklus rutin bumi yang sudah terjadi pada zaman pra sejarah. Yakni, siklus menuju keseimbangan bumi setelah keadaan bumi rusak karena ulah keserakahan manusia. Bisa dikatakan dibalik "keberingasan" monster akan tercipta kondisi bumi yang pulih dari luka.
Mereka merupakan makhluk yang sudah dikenal oleh bangsa kuno. Bahkan sebelum peradaban kuno Mesir ada. Di mana, setelah lama tak muncul karena dipendam dalam untuk kerahasiaan. Pada akhirnya para makhluk raksasa itu hanya menjadi "mitos" hingga sekarang ini muncul di dunia nyata secara bersama-sama.
Kebangkitan mereka secara serentak dari tidur lama atau hibernasi tidak sepenuhnya terjadi secara alami. Ada ulah segelintir orang yang bermental seperti Thanos. Yakni, menginginkan makhluk bumi ini dikurangi melalui bencana yang dibikin para monster raksasa itu. Oleh sebab itu, mereka mencari keberadaan para monster yang tersembunyi. Dengan itu mereka meyakini bumi akan kembali seimbang lagi seperti sebelum-sebelumnya.
Film ini berbeda dengan film bertema makhluk raksasa pada umumnya. Bila di cerita lain para raksasa akan menjadi musuh utama lalu dilawan oleh para manusia. Kadang cerita yang melibatkan pertarungan antar para raksasa yang satu raksasa menjadi teman manusia. Di mana tokoh utamanya ialah manusia. Sedang di film ini murni tokoh utamanya ialah Godzilla.
Nyatanya, tokoh utama dari golongan manusia dalam film ini tak memiliki peran yang cukup berarti dalam menyelamatkan bumi. Tokoh utama manusia dalam film ini hanya sebagai "penyambung lidah" antara manusia dengan Godzilla. Supaya bagaimana manusia bisa memahami perilaku Godzilla sehingga tidak serta merta membuatnya ngamuk pada manusia begitu saja.
Film ini penuh dengan adegan dramatis. Bahkan, di awal film diputar sudah menyuguhkan adegan kehilangan salah satu anggota keluarga akibat ulah para monster. Bisa dikatakan drama keluarga begitu menonjol dalam film ini. Hubungan antara anak dengan orang tua serta hubungan antara suami dengan istri begitu mewarnai film ini. Tanpa drama itu sisi manusiawi film ini tak ada.
Ada beberapa hal yang tidak masuk akal dalam film ini. Salah satunya ialah beberapa tempat keberadaan para monster yang dikuasai oleh Monarch tidak dijaga dengan ketat. Alih-alih, ada senjata mematikan. Justru yang ada malah peralatan utama untuk memecah cangkang "telur" monster. Bisa dikatakan tempat sepenting itu tidak ada antisipasi keamanan yang cukup berarti.
Menonton film ini akan mendapat pemandangan bawah laut yang cukup menarik. Yakni, berupa bangunan raksasa yang dibangun oleh manusia zaman kuno yang pada akhirnya menjadi rumah bagi Godzilla. Di plot inilah drama pengorbanan dimulai. Salah satu tokoh yang juga ikut dalam proyek "penanganan" para Kaiju atau monster raksasa ini rela mengorbankan nyawanya sendiri demi membangkitkan kembali Godzilla yang sedang melemah.
Setelah drama pengorbanan dari teman, drama konflik keluarga di sambung lagi. Kali ini kedua orang tua yang salah satunya tokoh utama dalam film berusaha keras mencari keberadaan anak tersayang satu-satunya. Misi itu dibangun begitu dramatisnya sehingga kesan ketegangan begitu tampak. Terlebih lagi ternyata salah satu orang tuanya setelah itu mengorbankan nyawa demi keselamatan anggota keluarganya.
Tokoh utama dalam film ini tidak akan memiliki arti apa-apa bila tidak dibantu oleh para tim. Baik tim militer, teknologi, maupun tim lainnya yang terkait proyek "Titan". Yakni, proyek penelitian terkait para monster raksasa. Kerja tim begitu sangat ditonjolkan. Meski kadang-kadang pemimpin formal dari tim itu tidak begitu memiliki arti apa-apa karena minimnya pengetahuan tentang para monster.
Bagi penyuka film fiksi ilmiah, petualangan, dan aksi dijamin sangat menyukai film ini. Sebab suguhan tembak-menembak dan ledakan bom juga tak sedikit mewarnai film. Kualitas animasi gambar juga tak terlalu buruk. Meski sayangnya gambar yang ditampilkan seringkali dalam keadaan setengah gelap. Wajah dan bentuk monster tidak pernah ditunjukkan dalam keadaan terang di bawah terik matahari. Selain itu suguhan komedi secara verbal tidak ada sama sekali dalam film.
Film ini akan mampu mengisi kekosongan waktu kalian saat Lebaran tiba. Tak ada ruginya menonton film ini. Oleh sebab itu, siapkan jadwal baik-baik sesuai waktu longgar kalian. Selamat menonton.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan Film Godzilla: King of the Monsters, Bikin Penonton Makin Cinta Godzilla"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*