Siapa yang tak kenal dengan Wali Qimin. Seluruh Wali baik yang masih hidup maupun sudah wafat kenal beliau. Bahkan, bukan sebuah hal yang dibesar-besarkan bila dikatakan seluruh makhluk sholeh di bumi hingga di langit baik yang gaib maupun tidak mereka semua pernah mendengar kabar tentang beliau. Kabar itu menyebar begitu santer bukan saat Wali Qimin masih hidup. Akan tetapi tak lama setelah roh beliau dicabut dari tubuh.
Beliau tersohor bukan karena kesaktian yang dimiliki. Bukan pula karena kealiman dalam bidang ilmu agama. Beliau tak memiliki karomah yang "sakti". Misalnya, bisa "memerintah" tubuh sendiri, alam, hingga makhluk gaib untuk melakukan hal-hal di luar nalar. Selain itu masa kewalian beliau di dunia memang sangat pendek. Alhasil karomah yang seharusnya bisa "membantu" tugas beliau dalam melaksakan perintah Allah tak terlalu dinampakkan.
Karomah beliau yang paling ketara ialah sesaat setelah beliau wafat karena terlindas truk sedot WC. Saat pengurusan jenazah beliau didapati jasatnya berbau sangat busuk sekali. Alhasil orang yang sangat membenci maupun setengah benci padanya makin jijik untuk merawat jenazah beliau. Namun, bagi hamba Allah yang sholeh baik dari kalangan jin maupun manusia jenazah beliau memiliki aroma yang sangat harum sekali. Bau yang belum pernah mereka temui sebelumnya di belahan bumi manapun.
Wali Qimin merupakan wali yang memiliki hati lembut, mudah empati, penyayang, pemaaf, dan beberapa sifat terpuji lainnya. Namun sayangnya beliau tidak pintar dalam menampilkan diri. Misalnya sebenarnya beliau cinta pada ibunya meski ibunya jahat pada dirinya. Namun beliau malah sering menampakkan rasa sayangnya dengan cara salah. Tentu hal itu malah makin membuat ibunya makin benci. Tak pelak hubungan Wali Qimin dengan ibunya begitu renggang dan sulit disatukan.
Bisa dikatakan, Wali Qimin sebelum diangkat oleh Allah SWT menjadi Wali kehidupan beliau penuh kontroversi. Wajar bila banyak kalangan yang kaget bila beliau suatu saat nyatanya didaulat menjadi Waliyullah. Selain memiliki adab (akhlak) yang tak begitu mulia, aqidah beliau secara "kulit" juga selalu goyah. Beliau sering berpindah aliran (mazhab), organisasi, hingga tariqat yang ada dalam dunia Islam. Namun satu hal yang tak bisa beliau sepelekan. Yakni, keyakinan terhadap Allah SWT tak pernah tergoyahkan.
Fatwa Wali Qimin Terkait LGBT
Saking kontroversialnya, sebelum menjadi Wali, beliau pernah mengeluarkan pendapat (bukan fatwa) yang cukup menarik. Bahkan, hal itu mengakibatkan menjurus pada pergunjingan kaum awam. Yakni, kaum yang beragama hanya pada kulitnya tanpa meresapi isinya. Wajar bila akhirnya Wali Qimin mendapat sorotan tajam dari orang-orang yang selalu senang terhadap hal-hal buruk yang terjadi pada beliau. Yups, orang-orang yang membenci Wali Qimin ialah golongan awam yang fanatik, pintar tapi sesat, tahu tapi menutupi diri dari kebenaran, dan semacamnya.
Beliau secara level memang bukan seorang mufti yang berhak berfatwa. Tapi paling tidak pernyataan beliau tentang LGBT ini bisa jadi angin segar bagi para penggandrungnya. LGBT menurut beliau tidak haram. Sebab banyak faedah dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Tak heran bila akhirnya beliau menjadi "payung" bagi para pendukung kelestarian LGBT. Pernyataan Wali Qimin bisa jadi landasan bagi mereka untuk terus merangsek ke depan di tengah-tengah para penolak LGBT.
Akibat pernyataan kontroversial beliau yang mendukung LGBT itu tanpa penjabaran secara lugas maksud dan tujuannya beliau makin dijauhi masyarakat. Padahal sebenarnya beliau mendukung LGBT (Lemper Getuk Bikang Tempe) untuk terus dilestarikan. Sebab itu adalah produk khas masyarakat Indonesia. Bila tak didukung maka jenis makanan itu akan punah di Indonesia. Usaha itu juga sebagai wujud beliau cinta pada Indonesia. Beliau adalah pengikut golongan Islam Nusantara yang tidak hanya dalam lisan tapi juga perbuatan.
Jadi, perlu ditekankan lagi bahwa LGBT dalam tulisan ini bukan Lesbian Gay Biseksual Transgender/Transeksual. Meskipun antara LGBT pertama dengan LGBT kedua sama-sama minoritasnya tapi bila kita mengaku cinta Indonesia sudah sepatutnya bila kita lebih memilih LGBT pertama karena itu adalah budaya Indonesia. Sedangkan LGBT kedua adalah budaya yang sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur PANCASILA. Oleh sebab itu, benar kata Wali Qimin bahwa LGBT itu tidak haram. Tentunya juga tak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Sayangnya, pernyataan Wali Qimin terkait LGBT belum sempat beliau perjelas. Sudah terlanjur tersebar ke muka umum tapi setelah itu beliau akhirnya wafat. Beliau dikenang sebagai umat Islam pendukung Lesbian Gay Biseksual Transeksual/Transgender. Padahal hati beliau tak bermaksud menyatakan LGBT seperti itu. Beliau mengartikan LGBT sebagai Lemper Getuk Bikang Tempe. Bisa jadi itu akan menjadi ladang ampunan beliau. Aamiin.
Jangan Meniru Jalan Hidup Wali
Waliyullah adalah kekasih Allah. Kita tak tahu bagaimana Wali bisa dicintai Allah? Pun tak tahu mengapa Wali berbuat sesuatu yang kadang di luar nalar hingga kita tak bisa menerima begitu saja. Oleh sebab itu, biarlah jalan hidup Wali terus berlanjut sesuai dengan levelnya. Begitu pun jalan kita sebagai manusia biasa juga harus terus berlanjut dengan kemampuan terbatas yang kita miliki. Tak elok bila kita ingin menjadi wali padahal kita tak mampu meraihnya.
Cukuplah menjadi manusia beriman dan bertaqwa layaknya umat Islam yang lainnnya. Kelak suatu saat kita pasti dipertemukan dengan para Wali di akhirat. Menjadi Wali itu berat. Status Wali adalah tanggung jawab besar yang tidak semua orang bisa melampauinya. Oleh sebab itu, jangan meniru jalan hidup Wali. Dengan begitu semoga kita bisa sadar diri dengan apa yang ada pada diri. Semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran positif bagi kita semua.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pendapat Wali Qimin: LGBT Tidak Haram, Ini Alasan Beliau"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*