Alun-alun merupakan area terbuka tanpa bangunan yang cukup luas dan berbentuk persegi yang dikelilingi persimpangan jalan dan dikepung bangunan untuk kepentingan umum dari berbagai penjuru. Biasanya bangunan itu berupa pendopo bupati yang berada di sebelah timurnya, Masjid Agung yang berada di sebelah barat, dan pasar berada di sebelah selatan. Dengan demikian tidak semua area terbuka bisa dikatakan sebagai alun-alun.
Pada mulanya fungsi alun-alun menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk menerima pengumuman sayembara maupun titah (sabda) dari raja kepada rakyat. Selain itu, juga menjadi salah satu tempat para prajurit kerajaan berlatih. Tak hanya untuk kepentingan kerajaan, alun-alun juga menjadi tempat ibadah, pusat perekonomian serta tempat hiburan (khususnya pertunjukkan "menaklukkan" harimau jawa) bagi rakyat jelata.
Dari beberapa fungsi alun-alun di atas, hanya manfaat sebagai tempat berdagang dan hiburan yang masih melekat hingga sekarang. Meski kenyataannya sekarang banyak alun-alun yang tidak lagi "gundul". Khususnya di daerah Jawa Timur, kini alun-alun tampil lebih glamor. Alun-alun tidak lagi tandus. Banyak tanaman hias, gundukan tanah yang berumput dengan pola yang diatur sedemikan rupa sehingga tampak cantik, dan ditaburi lampu hingga hiasan taman lainnya.
Fenomeni di atas itu semua telah merubah pakem alun-alun dari tampil merakyat menjadi lebih gemerlap. Dari yang awalnya bersifat sakral (untuk ibadah dan akhirat) sekaligus sebagai alat kepentingan politis kini menjadi hanya condong untuk kepentingan duniawi semata. Bisa dikatakan nilai-nilai harmonitas antara dunia dengan akhirat sudah tidak ada lagi. Bahkan bagi anak muda alun-alun menjadi tempat pacaran sambil berpegangan tangan tanpa beban.
Alun-alun telah menjadi tempat umum yang siapapun bebas melakukan apa saja. Siapapun berhak mengunjunginya. Alun-alun bukan lagi tempat berpolitik bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. Alun-alun bukan lagi ruang publik untuk berpolitik. Ia hanya sekadar ruang publik untuk mencari hiburan seperti wisata belanja kuliner, mainan, aksesoseri, dan yang semacamnya. Pergeseran fungsi inilah yang pada akhirnya membuat alun-alun telah berubah kandungan makna filosofisnya.
Langsung saja, berikut ini perbandingan alun-alun di jawa timur dengan jawa tengah yaitu bila di jawa tengah alun-alun kota maupun kabupatennya berupa lapangan sedang di jawa timur berupa taman dan rimbunan tanaman hingga pohon. Secara gamblang inilah gambar perbedaan antara keduanya yang nampak jauh beda bila dilihat dari tampilan foto Google Maps:
Alun-alun Jawa Timur
Alun-alun Kota Malang
|
Tampilan Alun-alun Kota Malang dari Atas. Nampak alun-alun kota Malang bukan lagi lapangan terbuka karena banyak pepohonan. Di sebelah barat alun-alun ada Masjid Agung Kota Malang dan di sebelah timur ada pendopo kabupaten Malang. Itu adalah ciri khas Alun-alun yang sudah ada sejak zaman dulu. |
|
Alun-alun Kota Malang berhiaskan tanaman dan pohon indah |
|
|
|
|
|
Bagian tengah alun-alun Kota Malang ada air mancur dan pagupon (rumah burung dara) |
Alun-alun Kota Kediri
|
Tampilan
Alun-alun Kota Kediri dari Atas. Nampak alun-alun kota Kediri lebih rimbun dan berukuran lebih kecil dari pada alun-alun kota Malang. Di sebelah barat
alun-alun ada Masjid Agung Kota Kediri dan di sebelah timur ada pendopo
kabupaten Kediri. Itu adalah ciri khas Alun-alun yang sudah ada sejak
zaman dulu.
|
|
Alun-alun Kota Kediri dari sisi Timur (pendopo kabupaten Kediri). Di lihat dari sudut tersebut Alun-alun Kota Kediri nampak seperti hutan kota.
Alun-alun Kabupaten Situbondo
|
|
Alun-alun Kabupaten Situbondo yang ada gazebo, pepohonan, dan monumen |
|
Tampilan
Alun-alun Kabupaten Situbondo dari Atas. Nampak alun-alun kabupaten Situbondo seperti lapangan tapi ternyata terdapat pepohonan yang mengililinginya. Di
sebelah barat
alun-alun ada Masjid Agung kabupaten Situbondo dan di sebelah selatan ada pendopo
kabupaten Situbondo. Berbeda dengan Kediri dan Malang, pendopo Kabupaten Situbondo terletak di selatan Alun-alun Itu adalah ciri khas Alun-alun yang sudah ada sejak
zaman dulu. |
Hampir semua wilayah Jawa Timur khususnya bagian barat ciri alun-alunnya berpola hampir sama dengan gambar di atas. Sebut saja seperti Alun-alun Tulungagung, Ternggalek, Blitar, Nganjuk, Madiun, Magetan, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo, Lumajang, Jember dan lain sebagainya.
Alun-alun Jawa Tengah
Alun-alun Purwokerto
|
Tampilan
Alun-alun Purwokerto dari Atas. Nampak alun-alun Purwokerto seperti lapagan sepak bola. Di
sebelah barat
alun-alun ada Masjid Agung Purwokerto dan di sebelah utara ada pendopo Banyumas. | | | |
|
Alun-alun Purwokerto nampak dari bawah seperti lapangan sepak bola |
Alun-alun Kabupaten Cilacap
|
Alun-alun Kabupaten Cilacap tampak seperti lapangan yang dibelah jalan raya menjadi dua. Di sebelah Baratnya ada Masjid Agung dan sebelah utaranya ada Kantor bupati Cilacap. |
|
Alun-alun Kabupaten Cilacap |
|
Tampilan Alun-alun Pekalongan seperti lapangan tanpa rumput di mana ia dikelilingi lahan jualan dan parkir yang beralas paving. Tampak di sebelah baratnya ada Masjid Agung. |
|
Tampak Alun-alun Pekalongan yang di pinggirnya terdapat paving untuk jualan pedang kaki lima |
Alun-alun Tegal
|
Tampilan Alun-alun Tegal di lihat dari atas. Tampak seperti lapangan tapi bentuknya tidak segi empat. Di sebelah baratnya ada Masjid Agung |
|
Alun-alun Tegal nampak dari sisi Masjid Agung |
Hampir
semua wilayah Jawa Tengah ciri alun-alunnya
berpola hampir sama dengan gambar di atas. Sebut saja seperti Alun-alun Brebes, Banjarnegara, Kebumen, Salatiga, Wonosobo, Wonogiri, Temanggung, Sukoharjo, Purworejo, Purbalingga, Pati, Kudus, Klaten, Kendal, Karanganyar, Jepara, Purwodadi, Demak, Boyolali, dan lain sebagainya.
Perbedaan Alun-alun antara daerah Jatim dengan Jateng tidak usah dibesarkan-besarkan. Sebab setiap daerah punya kebijakan dan pedoman tersendiri dalam menata maupun memfungsikan alun-alun. Setelah membaca tulisan ini diharapkan wawasan kalian makin bertambah. Dengan begitu saat melakukan perjalanan ke daerah dua provinsi di atas kalian akan sedikit mengetahui bagaimana kondisi alun-alunnya. Selamat menikmati kearifan lokal budaya Indonesia.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Jarang Disadari, Inilah Perbedaan Alun-alun Daerah Jawa Timur dengan Jawa Tengah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*