Ramadan ialah bulan mensucikan diri. Baik secara lahir maupun batin. Namun, bukan berarti di bulan agung ini umat islam dilarang untuk menyemerakkan Ramadan. Meski tidak dianjurkan memeriahkan Ramadan merupakan tindakan yang diperbolehkan (mubah). Asal cara memeriahkan juga harus dengan tepat.
Sayangnya, masih kerap ditemui peristiwa ganjil yang mengotori bulan Suci. Mungkin maksudnya ingin ikut serta memeriahkan Ramadan tapi hasilnya malah menodainya. Tengok saja seperti menyalakan mercon (petasan), balap liar menjelang sahur kadang juga saat ngabuburit, menyetel musik kencang untuk saat sahur, serta tindakan amoral lainnya.
Lantas, bagiamanakah cara memeriahkan Ramadan dengan tepat? Berikut ini beberapa cara memeriahkan bulan puasa dengan cara bijak:
A. Cara memeriahkan Ramada untuk orang dewasa
1. Mengikuti buka bersama
Buka bersama merupakan momen yang ditunggu semua kalangan saat bulan Ramadan. Terlebih bila itu dilakukan secara gratis tanpa patungan. Keseruan saat buka bersama sangat berkesan. Bukan hanya karena menu hidangan yang spesial tapi juga karena "rasa kebersamaan" yang terbangun. Apalagi kalau bukan "sama-sama" laparanya dan sama-sama menantikan hidangan buka puasa.
2. Bagi-bagi takjil dan menu utama buka puasa
Sekali-kali ajaklah teman. Patungan bersama untuk membeli lalu mengolah bersama bahan makan belum jadi atau langsung membeli makanan siap santap. Lalu menjelang azan maghrib tiba bersama-sama membagikan takjil atau menu utama buka puasa pada pengguna jalan. Saya jamin kalian akan merasakan sensasi beda. Rasa kepuasan ada di hati. Kepuasan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
3. Shodaqoh rombongan
Kebersamaan adalah kunci kemeriahaan. Bentuklah tim yang solid untuk menghasilkan dana yang cukup digunakan shodaqoh. Setelah dana terkumpul lalu dialokasikan bersama untuk diberikan pada orang yang berhak. Bisa juga dengan cara membeli peralatan sholat lalu disumbangkan ke tempat ibadah secara bersama-sama. Tak kalah seru ialah menganggarkan buka bersama dengan anak yatim di kampung atau panti asuhan.
4. Iktikaf
Bila Ramadan tiba lalu ada Masjid dijadikan tempat iktikaf maka dapat dikatakan Masjid itu memiliki salat satu bagian ciri-ciri Masjid yang makmur. Salah satu "kemeriahan" itu tentunya ialah iktikaf harus dijalankan bersama di Masjid. Hal yang paling meriahnya ialah saat menyantap menu Sahur bersama di Masjid. Itu akan sangat berkesan sekali. Bagaimana tidak setelah menahan kantuk bersama lalu melakukan hal "senang" bersama. Apalagi kalau bukan menyantap menu sahur.
B. Cara memeriahkan Ramadan untuk anak-anak
1. Mengikuti lomba Islami
Anak-anak merupakan manusia yang masuk kategori usia emas. Usia di mana kemampuan atau kecerdasan dan bakat masih bisa digali dan dikembangkan. Selain itu mereka punya rasa penasaran yang tinggi untuk mencoba dan mencoba hal baru. Oleh sebab itu, ajang perlombaan bertema keislaman dapat dijadikan wadah bagi mereka mengaktualisasikan diri.
Macam-macam contoh lomba saat ramadan yang dapat diikuti oleh anak-anak ialah menggambar objek "islami", kaligrafi arab, nyanyian rohani, qiro'ah, lomba cerdas cermat keislaman, dan lomba lainnya yang tidak menguras tenaga anak sehingga tidak mengganggu ibadah puasanya. Dengan begitu anak akan terpacu untuk meningkatkan diri sekaligus bisa "berlomba" bersama teman-temannya secara sportif.
2. Ronda atau patrol sahur
Anak yang punya kemampuan musikal bagus harus diberikan kesempatan untuk "memeriahkan" ramadan dengan tepat. Tentu alat musik yang digunakan adalah alat musik alami buatan sendiri. Bukan alat musik modern yang malah tidak memunculkan kreativitas. Keseruan membuat bersama alat musik hingga latihan bersama memainkan instrumen "musik" alam akan terkesan dalam hidup mereka. Apalagi bila sebelum patrol atau ronda sahur tidurnya di masjid atau mushola bersama-sama.
3. Ikut serta pondok Ramadan
Pondok Ramadan merupakan kegiatan sangat bermanfaat. Seharusnya pula pengelola pondok Ramadan bisa mengemas agendanya dengan cerdas. Dengan begitu pondok Ramadan tidak akan menjadi hal "horror" bagi anak tapi malah menjadi hal menggembirakan. Salah satunya dengan cara mengisi kegiatan pondok Ramadan dengan sajian-sajian yang teraktual dan membangun suasana harmonis antar pesertanya. Misalnya melakukan "Pawai Ramadan" atau diselipkan acara outbound Islami yang momen pelaksanaannya menjelang buka puasa.
Itulah beberapa hal cerdas yang dapat memeriahkan Ramadan. Membikin Ramadan meriah tapi juga tak akan menghilangkan esensi Ramadan itu sendiri. Mulai sekarang kurangi bahkan tinggalkan penggunaan petasan dan kembang api untuk memeriahkan Ramadan. Sebab nilai manfaatnya tidak lebih besar dari nilai kemadharatannya. Terima kasih telah membaca. Semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT tercatat sebagai amal sholih yang dilipatgandakan.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bukan dengan Petasan Maupun Kembang Api, Begini 7 Cara Memeriahkan Ramadan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*