Jatuh cinta itu indah. Bikin hati deg-degan tak karuan. Pikiran yang awalnya tenang bisa jadi melayang ke mana-mana. Waktu terasa berjalan cepat. Beberapa jenis hormon keluar membanjiri aliran darah menyebabkan seseorang berubah total. Rasa semangat penuh senyuman terus bergejolak menghiasi hari-hari.
Selama ini, jatuh cinta digambarkan sebagai sesuatu yang positif. Padahal tak selamanya jatuh cinta itu membawa manfaat. Nyatanya banyak resiko yang harus dihadapi ketika orang sedang terlarut dalam jatuh cinta. Bahkan dalam beberapa kasus jatuh cinta malah menyebabkan bahaya. Membuat seseorang jadi terpuruk kesehatannya.
Perasaan cinta yang berlarut-larut membuat "pengidapnya" mengalami penurunan badan Signifikan. Serta denyut jantung terlampau cepat berdetak. Hal itu bisa terjadi karena penderitanya tidak bisa tidur serta kepala lebih sering merasa pusing. Sebagai catatan bahwa resiko jatuh cinta semacam itu tidak dirasakan oleh semua orang.
Nah, kali ini kita akan fokus membahas resiko jatuh cinta pada aspek non fisiknya. Biarlah masalah fisik atau kesehatan dibahas oleh ahlinya. Di antara beberapa resiko jatuh cinta yang kami temukan di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Kehilangan teman
Orang yang jatuh cinta akut akan senantiasa fokus pada "target" orang yang dicintai. Ia menjadi egois. Di mana akan mengabaikan teman yang tidak ada kaitannya dengan pujaan hatinya. Ia akan intens berkomunikasi dengan seseorang yang hanya terkait dengan si doi. Buat apalagi kalau bukan untuk hanya membicarakan pujaannya serta bagaimana cara mengambil hati doi.
Dia akan baru menyadari telah kehilangan teman yang baik baginya saat orang yang dikejar ternyata meninggalkannya. Di saat itu pula ia akan bingung bagaimana menyambung silaturahim kembali dengan teman lamanya itu. Sebaliknya, ada pula orang yang sering mengumbar perasaan cintanya pada semua teman sehingga teman-teman di sekitarnya bosan. Akibatnya temannya ilfil akhirnya ia ditinggalkan.
2. Pikiran terganggu
Orang yang sedang jatuh cinta parah bisa disebut sebagai orang yang sedang "tersandera". Tidak hanya waktu, tenaga, dan uang tapi juga pikirannya ikut dicongok bagai hidung kerbau. Kemampuan otak jadi berkurang sehingga akan kesulitan untuk konsentrasi. Apalagi saat pertama kali jatuh cinta pada pandangan pertama, sifat "bebal" dan tak logis akan makin menggejala.
Dengan pikiran dan sikap yang serba salah tingkah di atas menjadikan performa orang jatuh cinta jadi menurun. Baik itu saat bersama teman-temannya maupun saat di ruang publik. Gejala itu makan menggila terutama ketika ada si doi di sekitarnya. Orang yang jatuh cinta seakan sedang memburu sesuatu yang belum jelas. Tanpa tahu di mana ujungnya serta kapan harus diakhiri.
3. Melupakan diri
Orang yang sedang jatuh cinta secara berlebihan tidak hanya mengabaikan perasaan orang lain. Ia juga akan melalaikan dirinya sendiri. Ia kehilangan "kesadaran" tentang dirinya sendiri. Ia tak menyadari bahwa potensinya besar. Ia punya kemampuan untuk mengembangkan karir atau masa depannya. Namun nyatanya potensi yang ia miliki hanya digunakan untuk mendapatkan hati pujaannya. Dapat dikatakan jatuh cinta dapat menghambat aktivitas.
Bagi yang sudah jatuh cinta terlalu dalam maka ia akan kesulitan lagi untuk menarik kembali perasaannya. Terlebih lagi ketika diketahui ternyata si doi menolak cintanya. Di saat itu ia akan terlambat untuk mengembalikan dirinya seperti sedia kala. Butuh waktu, tenaga, dan pikiran yang lebih untuk keluar dari keterpurukan diri. Ia harus membangun kembali jati dirinya seperti sedia kala. Dampak jatuh cinta dalam kasus itu melebihi setelah mabuk minum alkohol.
Demikian tulisan kami tentang jatuh cinta ini. Setelah membaca tulisan ini diharapkan kalian akan memahami bahwa jatuh cinta itu kadang tak seindah jatuh dari pohon ceplukan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Sedang Jatuh Cinta? Pahamilah Resikonya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*