Perkembangan teknologi makin menggila. Perkataan semacam itu bukan sebuah bualan semata. Akhir-akhir ini banyak kemajuan teknologi dunia yang berkembang pesat di luar batas nalar manusia awam. Setelah uji coba pesawat bertenaga listrik kini hadir inovasi baru. Salah satu contohnya ialah berhasilnya pesawat terbang terbesar di bumi yang melakukan lepas landas untuk pertama kalinya. Terbukti, peristiwa ini mendapat sorotan banyak media internasional.
Tepat pada tanggal 13 April 2019 hari Sabtu kemarin sebagaimana dikutip dari Republika dan Viva bahwa pesawat yang bernama Roc atau M351 itu terbang perdana. Pesawat yang dibangun dari bahan komposit karbon itu dibuat oleh perusahaan bernama Stratolaunch System Corp. Perusahaan itu didirikan oleh mendiang Paul Allen. Salah satu mantan pendiri Microsoft. Ia meninggal pada bulan Oktober 2018 lalu karena terserang kanker sejak 2009.
Untuk kesuksesan pengembangan pesawat maka Paul Allen bekerja sama dengan insinyur pesawat bernama Burt Rutan. Ia merupakan pemilik perusahaan Scaled Composites. Perusahaan itulah yang secara resmi memberikan kode M351 dan memberi julukan nama Roc untuk pesawat Stratolaunch. Di mana Roc merupakan nama burung dalam mitologi Seribu Satu yaitu Sinbad. Burung itu dikisahkan mampu menerbangkan seekor gajah begitu mudahnya.
|
Ilustrasi burung Roc menerbangkan Gajah (sumber gambar) |
Roc take off pertama kali pada pukul 07.00 waktu pasifik. Meski berukuran sebesar lapangan sepak bola Amerika Serikat (rentang sayap 117 M, tinggi 15 M, dan panjang badan pesawat 73 M) pesawat itu mampu terbang cukup lama. Terbukti, setelah 2,5 jam penerbangan Roc baru melakukan pendaratan di Majove Air and Space Port daerah California (silakan cari di Google Map tempat tersebut). Lokasi di mana ratusan orang menunggu kedatangannya.
Roc merupakan gabungan dua pesawat raksasa yang disatukan dalam satu sayap. Dibutuhkan setidaknya enam mesin jet untuk mengangkat dan mendorong berat kosong pesawat sebesar 250 ton. Dengan disokong kondisi seperti itu, penerbangan perdana Roc tercatat menempuh kecepatan hingga 189 mill perjam (sekitar 300 Km perjam). Dengan ketinggian yang tercatat sebesar 17 ribu kaki (sekitar 4.000 Km) di atas permukaan laut.
Penerbangan pertama kali itu sungguh epik. Di masa mendatang peristiwa fantastis itu akan dikenang dalam catatan sejarah. Sebab, pesawat ini bukanlah penumpang. Namun, pasar penerbangannya membidik tujuan luar angkasa. Yakni, untuk mengantarkan roket yang berisi satelit atau benda luar angkasa lainnya yang beratnya hingga 650 ton menuju lapisan stratosfer.
|
Pesawat besar roc membawa roket (sumber gambar) |
Untuk dapat lepas landas Roc butuh landasan pacu setidaknya memiliki panjang 3,7 Km. Di mana untuk memuluskan gerak pesawat saat meluncur di landasan diperlukan 12 roda pendarat utama dan 2 roda di ujung pesawat. Dengan itu terdapat 28 buah roda yang ada di bawah pewasat. Meski berukuran raksasa Roc meluncur tanpa hambatan. Berkinerja lancar sesuai harapan pembuatnya.
Tidak seperti pesawat "pengantar" satelit lainnya yang hanya sekali pakai, Roc merupakan pesawat mutakhir yang bisa dipakai berkali-kali. Layaknya pesawat konvensional yang mampu mondar-mandir untuk mengantarkan penumpang. Dengan begitu, kelak perusahaan atau negara yang ingin mengorbitkan satelit akan dimudahkan. Mengirim satelit ke luar angkasa bakal semudah mengantar penumpang melancong.
Dengan itu, pesawat ini mempunyai banyak kelebihan. Di antaranya lebih fleksibel. Mampu meluncurkan roket pembawa satelit dari belahan bumi manapun. Asal memiliki landasan pacu yang sesuai syarat (bandara udara besar). Dengan demikian lokasi potensial peluncuran pesawat raksasa itu jumlahnya lebih banyak dari pada dengan metode lainnya. Serta tentunya lebih hemat biaya bila dibandingkan menggunakan roket peluncur konvensional.
Pesawat itu dalam proses pembuatannya butuh waktu yang tidak sebentar. Tepatnya pada tahun 2011 yang lalu Paul Allen resmi mendanai secara swasta proyek pesawat yang bernama Roc itu. Pada waktu itu, ia melalui perusahaannya bernama Stratolaunch mencari sumber dana tambahan untuk memenuhi tingginya permintaan pesawat "pengantar" satelit.
Diperkirakan paling cepat Roc dapat mengantarkan "penumpang" pertamanya pada tahun 2021 mendatang. Pesawat yang diklaim saat peluncuran tidak akan tergantung pada kondisi cuaca itu akan bersaing dengan pesawat sejenis milik perusahaan Amerika lainnya. Sebut saja seperti perusahaan yang didirikan Elon Mask dan United Launch Alliance bernama SpaceX. Serta sebuah kerja sama antara Boeing dengan Lockheed Martin.
|
(sumber gambar) |
Diperkirakan Roc akan mampu mengangkut roket pembawa sateli hingga ketinggian 11.000 Meter. Dengan kecepatan maksimum diperkirakan sebesar 853 Kilometer perjam. Sedang jangkauan terbang Roc saat membawa "penumpang" seluas 2.200 Km. Adapun saat melakukan terbang biasa tanpa muatan mampu menjelajah hingga 4.600 Km. Sungguh luar biasa bukan?
Untuk menembus pasar komersial Roc harus menjalani rangkaian uji coba tingkat lanjut. Di mana, posisi "penumpang" berupa roket peluncur satelit digantung tepat di tengah-tengah kedua badan pesawat. Lalu dihantarkan hanya sampai stratosfer. Kemudian roket bermuatan satelit itu akan melanjutkan sendiri perjalanannya menembus luar angkasa hingga satelit yang dibawanya berhasil mengorbit.
Demikian tulisan ini dibuat semoga bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga bermanfaat.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pesawat Terbesar di Bumi Akhirnya Sukses Terbang Perdana"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*