Ada beberapa sebab kenapa tiba-tiba kondisi membosankan datang begitu saja. Bisa karena faktor internal yaitu dari dalam diri sendiri. Misalnya karena motivasi menurun, terlena dengan zona nyaman, tidak ada pergerakan fisik maupun pikiran dalam diri individu, dan lain-lain. Adapun faktor eksternalnya salah satunya ialah terdapat paksaan atau tekanan yang menyebabkan untuk berpikir dan bertindak itu-itu saja.
Bagaimanapun kebosanan terjadi karena selalu melakukan rutinitas yang sama, tantangan yang sama, atau hal-hal lainnya yang sama dalam bidang apapun itu. Meski secara fisik ia bergerak tapi secara pikiran ia stagnan (tetap itu-itu melulu). Akibatnya pikirannya terpenjara untuk mengulang hal-hal yang sama saja. Lalu ia akan "mati" termakan oleh keadaan. Bukankah sesuatu yang tak berkembang akan mati?
Kalian pernah mendengar peribahasa "Bagai katak dalam tempurung"? atau perumpamaan "Bagai burung dalam sangkar emas"? Keduanya sama-sama dalam keadaan "terpenjara". Di mana yang pertama "terpenjara" akibat kebodohan katak sendiri. Sedang yang kedua "terpenjara" akibat sang burung dipaksa bersangkar. Namun, dalam kasus itu si katak bisa saja tidak mengalami rasa bosan sesering dan separah yang di alami sang burung.
Lantas bagaimana cara mengatasi ras bosan agar hidup terasa nikmat? Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya kalian bisa mengembangkan diri. Di antaranya adalah:
1. Lakukan hal beda
Boleh kalian melakukan hal-hal rutin yang sama setiap hari. Namun jangan lupa selingi dengan cara berbeda untuk menempuhnya. Jangan fanatik atau monoton melakukan cara-cara yang sama. Cara pandang pun harus menggunakan cara pandang yang beda. Hilangkan anggapan bahwa hidup sukses ialah hidup yang tidak lagi bekerja keras. Di mana, menganggap hidup sudah "selesai" ketika seseorang sudah melampaui sekitarnya.
Ilustrasi dengan bosan (sumber gambar) |
Carilah kesibukan lain. Tidak harus pada bidang yang serius. Bisa berupa hiburan, rekreasi, atau menggeluti hobi yang sudah lama terpendam. Bisa juga dengan cara memperbesar cakupan daerah "kekuasaan". Tidak lagi berkutat pada sekitarnya tapi diperluas hingga jenjang yang lebih tinggi. Intinya, buatlah diri kalian merasa tertantang lalu bertindak nyata. Biarkan rasa sakit menjalar. Namun, setelah itu kalian akan merasakan nikmatnya.
2. Pacu diri untuk terus berkembang
Manusia adalah makhluk dinamis. Secara alamiah ia dikodratkan untuk terus mengalami perkembangan. Namun, demikian kecepatannya antara manusia satu dengan yang lain beda. Ada yang lambat, sedang, dan cepat. Bila kalian merasa bahwa perkembangan diri mengalami kelambatan maka bergegaslah untuk memperbaiki diri. Lalu lakukan hal-hal yang bisa memacu perkembangan kualitas diri. Lawanlah rasa malas. Sebab kemalasan akan memicu kebosanan.
Paksakan diri untuk menjadi katak yang tak lagi tertutup tempurung. Berusahalah melampaui diri sendiri dengan keluar dari zona nyaman. Dengan itu tidak lagi menjadi burung yang terpenjara dalam sangkar emas. Sebab dengan beraktualisasi diri seseorang akan mampu "menjadikan hidup lebih hidup". Walaupun awalnya harus merasakan kesusahan, kesedihan, kepayahan, atau semacamnya. Pada akhirnya juga akan terbiasa bahkan akan menikmatinya.
3. Menemukan tantangan baru
Ketika otak kalian terasa tumpul. Ketika lingkungan kalian sudah tidak lagi memungkinkan kalian untuk berkembang. Jalan yang bisa ditempuh ialah membuktikan diri. Cari hal-hal yang membuatmu menjadi lebih berarti. Bila perlu temukan hal-hal yang menantang. Hal ini bukan berarti atau tidak sama dengan menantang marabahaya. Cara tersebut dilakukan supaya kalian bisa termotivasi untuk bergerak. Sebab bila tak bergerak maka akan terkena masalah. Tentu ukurlah kemampuan diri dulu sebelum memutuskan.
Salah satu contohnya setelah kalian lulus kuliah lalu kalian punya dua pilihan. Pertama diarahkan orang tua tapi kalian merasa "terpenjara" tidak bebas bergerak. Kedua pergi merantau bergerak bebas mengekspresikan diri. Tentu bagi kalian yang mudah bosan sudah seharusnya memilih yang kedua. Di sini prinsip "The Power of Kepepet" atau kekuatan saat terdesak akan berlaku. Mau tidak mau kalian akan berjuang mati-matian untuk hidup mandiri lepas dari orang tua.
4. Menatap jauh ke depan
Berpikirlah bagaimana nasib kalian saat di masa tua? Akankah dipenuhi penyesalan akibat tak mampu "menikmati" masa lalunya? Menyesal karena tidak melakukan petualangan diri untuk menemukan hal-hal baru saat muda. Bukankah tujuan hidup seharusnya tidak hanya untuk mengumpulkan sesuatu. Namun juga harus mengumpulkan banyak pengalaman dengan melakukan banyak hal. Lebih memilih untuk pergi ke banyak tempat lalu melakukan berbagai hal yang tak ditemukan di tempat sebelumnya.
Manusia tak mungkin selamanya akan bahagia. Juga seharusnya tak pantas untuk terus-terus sedih karena dicekam kebosanan. Semua akan silih berganti. Dengan menatap masa depan memang tak akan mampu menjamin kebosanan akan hilang permanen. Namun, dengan itu kalian akan mampu bangkit, antusias, dan semangat dalam menjalani hidup. Jangan terlalu fokus pada tujuan hidup jauh ke depan tapi fokuslah pada proses. Lalu jalani, nikmati, dan syukurilah.
5. Membahagiakan orang yang dicintai
Saat kalian merasa punya sesuatu tapi tak tahu harus bagaimana menggunakannya maka berikan pada yang tersayang. Ajaklah orang yang benar-benar kalian cintai jalan-jalan atau makan bersama. Ingat ya, yang benar-benar kalian cintai bukan orang yang masih diragukan ketulusannya pada kalian. Bisa juga dengan cara menawarkan bantuan apapun pada mereka. Tawarkan bantuan itu bila kelihatannya mereka membutuhkannya dan kalian mampu mengatasinya.
Katakan hal-hal yang positif pada orang yang kalian sayangi. Ungkapkan rasa sayang dan kepedulian kalian pada mereka. Jangan biarkan mereka sendirian di saat sebenarnya sedang membutuhkan kalian. Bila kalian tahu mereka sedang terjadi konflik dengan orang lain serta kalian yakin mereka dalam posisi benar maka belalah mereka dengan sepenuh hati. Jangan lupa ucapkanlah ulang tahun atau selamat hari raya pada mereka dengan kata-kata indah dari lubuk hati terdalam.
Sebelum ditutup, sekali lagi ukur potensi dan kelemahan diri serta peluang dan tantangan luar dengan benar. Jangan sampai salah strategi maupun dalam menganalisis diri dan analisis sosial. Pelajari dulu dengan benar situasi sebelum benar-benar memutuskan keluar dari pola hidup yang membosankan. Demikian tulisan ini dibuat. Terima kasih telah membaca. Mohon maaf atas kekurangan. Semoga bermanfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cara Menikmati Hidup dengan Benar, Agar Tak Membosankan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*