Bagi penyuka anime Crayon Shin-Chan kalian pasti tahu bahwa kota Kasukabe menjadi latar cerita di serial Crayon Shin-chan. Para tokoh di film itu terutama Shin-Chan seringkali menyebut "Kasukabe" sebagai lokasi mereka berada. Yups, Kota Kasukabe memang benar ada di dunia nyata. Ia menjadi salah satu kota dari Prefektur Saitama. Prefektur di Jepang merupakan wilayah hukum sekaligus administrasi tersendiri yang membawahi beberapa kota. Dalam konteks Indonesia Prefektur setingkat dengan Provinsi.
Bukan tanpa alasan Yoshito Usui pencipta Crayon Shin-chan menggunakan kota Kasukabe sebagai setting cerita. Sebagai Mangaka dia diketahui selama ini juga tinggal di kota Kasukabe. Namun, komikus kenamaan itu ternyata dilahirkan di kota Shimonita Prefektur Gunma. Lokasinya berbatasan langsung dengan Prefektur Saitama. Tepatnya berada di sebelah utaranya. Silakan kalian lihat tampilannya di Google Map dengan menggunakan kata kunci "kota shimonita prefektur gunma". Pada tanggal 11 September 2009 Usui diketahui meninggal akibat kecelakaan terjatuh ke dalam jurang saat pendakian.
Kota Kasukabe dikenal sebagai kota yang makmur. Ia cukup berdekatan dengan Kota Tokyo. Kurang lebih sekitar 30 Km utaranya Tokyo. Kasukabe juga dilewati salah satu jalur penting perdagangan. Yakni, rute jalan raya yang menghubungkan Nikko dengan Edogawa. Ditambah lagi keberhasilan pejabat pemerintah lokal yang handal dalam membangun pencitraan Kasukabe sebagai kotanya Shin-Chan. Terbukti gayung bersambut, daya tari dunia internasional kepada Shin-Chan semakin besar. Terlebih, taman dan lokasi wisata "bercorak" Shin-Chan di bangun di mana-mana.
Tidak tanggung-tanggung, pemerintah Kasukabe bahkan memberikan hak spesial pada Shin-chan beserta keluarganya. Mereka terdaftar sebagai penduduk khusus di Kasukabe. Sebagaimana diketahui bersama bahwa Shin-chan sejak lahir memang selalu tinggal di Kasukabe. Ia digambarkan sebagai anak TK usia 5 tahunan yang sangat peduli terhadap Kasukabe. Dia dan teman-temannya seringkali memproklamirkan diri sebagai "Pasukan Keamanan Kasukabe". Di mana para pahlawan pembela Kasukabe itu terdiri dari Shin-Chan, Kazao (Kasama), Nene, Masao, dan Bo.
Kota Kasukabe sebagai kota komuter memanfaatkan dengan baik brand image sebagai kota kampung halamannya Shin-chan. Pemerintahnya tidak malu-malu untuk melakukan industrialisasi. Salah satunya dengan mencetak kurang lebih sepuluh ribu lembar kartu pos. Hal ini dilakukan karena banyaknya permintaan dari penggemar Crayon Shin-chan yang ingin berbagi suvenir yang terkait dengan Shin-chan. Minat besar itu tidak hanya penggemar dalam negeri. Bahkan penggemar luar negeri malah jauh lebih "militan" menyukai Shin-Chan.
Manfaat yang dapat diambil dari menonton Crayon Shin-chan
Dibalik kontroversinya Crayon Shin-chan menurut kami ia masih ada sisi positif yang dapat diambil. Beberapa di antaranya:
1. Dalam hidup pasti selalu ditemui masalah (konflik). Namun, tak seharusnya semua masalah harus diselesaikan dengan cara kaku atau tegang.
2. Mengajarkan tentang kerukunan internal keluarga. Meski sering menghadapi badai dalam keluarga tetap rukun dan saling menguatkan.
3. Mengajarkan tentang menerima kondisi apapun seperti apa kemampuan teman. Meski kadang terlibat pertengkaran tapi akhirnya tetap kembali main bersama.
4. Mengajarkan tentang bagaimana seseorang tidak boleh GR (gede rasa) ketika ada orang lain yang "melirik" dia. Jangan cepat mudah terkena panah tebar pesona.
5. Hubungan besan (kakek dari bapak dan kakek dari ibunya Shin-chan) meski memiliki karakter jauh beda tapi keduanya tetap mendukung kerukunan keluarga anaknya. Semua itu tentu demi cucu kesayangannya.
6. Mengisyaratkan pada penonton bahwa rasa jatuh cinta itu manusiawi. Tak kenal umur, wajah, harta dan hal-hal lain yang semacam itu.
Demikian tulisan ini dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Terima kasih telah membaca. Semoga manfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mengulas Kota Kasukabe yang Menjadi Setting Anime Crayon Shin-chan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*