Memang judul tulisan ini sangat tendensius. Mana ada di Indonesia yang majemuk ini terdapat desa yang penduduknya 100% non Muslim? Seagama pula? Untuk menjawab pertanyaan itu butuh bukti atau data yang valid (sahih) dan terpercaya (kredibel). Kita tidak boleh-boleh mengira-ngira alias menebak. Bisa gawat urusannya. Terutama bila itu terkait masalah sensitif seperti masalah agama (SARA) yang kita bahas ini.
Desa yang dimaksud di tulisan ini adalah Desa Segaran Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Yups, desa ini menurut kabar burung merupakan desa yang semua penduduknya non Muslim. Beberapa masyarakat tetangga desa itu mengatakan bahwa sangat berat bahkan mustahil bagi agama lain untuk bisa menjadi penduduk desa itu. "Kalau tidak percaya, silakan buktikan sendiri!" Pungkas salah satunya.
Betul sekali. Supaya tidak jadi fitnah dan menjurus pada provokasi lebih baik kita harus kritis dan aktif mencari data dan faktanya. Jangan sampai itu malah menjadi malapetaka atau tragedi bagi kerukunan masyarakat Indonesia. Salah satu langkahnya ialah datangi kantor catatan sipil kabupaten Kediri. Tanyakan terkait presentase pemeluk agama di desa Segaran. Apakah benar tidak ada agama selain Nasrani di sana?
Langkah selanjutnya ialah datangi Kantor Desa Segaran. Tanya pada pejabat desa di mana saja alamat rumah warga non Nasrani yang ber-KTP Segaran. Lalu bertanyalah pada semua RT di desa Segaran apakah ada warganya yang berlatar belakang non Nasrani? Bila ada apakah termasuk penduduk tetap atau hanya penduduk yang tak ber-KTP? Lalu kunjungi warga yang punya jiwa Pancasila tinggi untuk bertanya terkait kehidupan beragama di sana.
Tentu langkah di atas harus dilakukan oleh orang yang punya keahlian di bidang itu. Jangan sampai dilakukan oleh orang yang punya kepentingan kelompok. Supaya hasil penelusuran itu bisa tercapai secara optimal dan mendalam. Hal itu penting sekali untuk menjawab keraguan, kecurigaan, kebimbangan, dan kabar burung yang terus menjadi kasak kusuk bagi warga di sekitar Desa Segaran.
Satu-satunya Gereja di Desa Segaran (sumber gambar) |
Mengingat ada isu yang menerangkan bahwa bila ada warga Segaran yang keluar agama, lalu menikah dengan pemuluk agama lain maka akan sangat sulit sekali mendapatkan KTP berpenduduk Segaran. Sekali lagi saya tekankan ini sekedar isu. Butuh klarifikasi, pembuktian, dan penelitian untuk mencari kebenarannya. Kenyataannya memang benar atau tidak ada masalah itu butuh "kecerdasan" tingkat tinggi untuk membuktikannya.
Kok bisa mempertahankan identitas mayoritas pemeluk agama tanpa konflik?
Konflik terjadi bisa disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Masalah remeh temeh yang kemudian dibesar-besarkan. Lalu dikompori oleh media sosial yang tendensional. Lengkap sudah. Konflik itu tidak hanya semakin menyebar justru juga bisa merembet atau menular ke mana-mana. Pada akhirnya konflik yang awalnya sekedar konflik batin berubah menjadi konflik fisik. Salah satunya dengan melakukan pengusiran hingga persekusi.
Sebenarnya siapapun atau komunitas manapun bisa melakukan pelarangan orang lain untuk masuk menjadi anggota di wilayahnya. Termasuk melarang pemeluk agama lain menjadi bagian dari warga desa tertentu. Namun, cara yang digunakan harus cerdas, elegean, dan penuh siasat. Jangan serampangan apalagi penuh arogansi. Gunakan kata-kata yang lembut dan halus. Namun, intinya ya tetap melarang menjadi warga desa. Tetap mengusir.
Baca juga:
Aku adalah Manusia Paling Pancasilais di Indonesia
Arogansi itu tindakan yang tidak manusiawi. Walaupun itu dilakukan oleh mayoritas sekalipun. Tindakan sewenang-wenang dengan penuh kekasaran mengusir individu tertentu karena perbedaan merupakan kesalahan. Bukan salah tindakan "mengusirnya" tapi salah cara mengusirnya. Mengusir menggunakan siasat cerdas akan dapat diterima oleh masyarakat luas dari pada mengusir dengan cara kasar.
Alasan "pengusirannya" juga jangan terang-terangan karena adanya perbedaan. Apalagi karena beda agama, beda suku, beda ras, atau beda golongan. Gunakan alasan lainnya. Tuturkan dengan halus, sopan, dan penuh kelembutan hati. Buat yang bersangkutan luluh hatinya sehingga rela pergi dari wilayah itu. Sekali lagi jangan arogan. Sebab sikap arogansi itu menunjukkan kesombongan, kezaliman, dan penganiayaan. Bukankah itu semua dilarang oleh agama?
Seputar info terkait Desa Segaran
Desa Segaran merupakan salah satu sentra peternakan babi terbesar di Kabupaten Kediri. Di sana juga terdapat sentra berbagai jenis olahan babi. Tak jarang ditemui banyak warung berbahan daging babi yang berjajar di sepanjang jalur utama desa Segaran. Yakni jalan besar penghubung kecamatan Wates dengan kecamatan Ringinrejo dan Kecamatan Ngadiluwih.
Terkait dengan peternakan babi tersebut pernah ada kasus yang membuat warga tetangga desa Segaran protes. Sekitar ratusan orang desa Pojok sebelah baratnya desa Segaran memprotes dampak limbah peternakan babi yang dibuang sembarangan ke aliran sungai. Tak pelak sungai yang juga melintasi desa Pojok menjadi keruh, berbau, dan kotor sehingga membuat warga tidak nyaman.
Selain sentra daging babi segaran juga dikenal sebagai produsen buah Salak. Di mana buah Salak di Segaran memiliki ciri khas yang tak ada di jenis Salak dari daerah lain. Di mana sensasi rasa yang diberikan buah itu lebih beragam atau lengkap (nano-nano). Ada rasa manis, segar, dan sedikit rasa kecut. Selain itu tekstur daging buahnya begitu lembut sehingga cocok dimakan oleh berbagai usia.
Demikian ulasan dari kami. Mohon maaf atas segala kekurangan. Sekali lagi kami ingatkan jangan baper setelah membaca tulisan ini. Jadilah masyarakat Indonesia yang cerdas. Tidak boleh terprovokasi. Serta tahu bagaimana cara melakukan sesuatu dengan cerdas yang tidak menyebabkan kericuhan. Lalu itu akan dijadikan "makanan" oleh wartawan maupun sejumlah media di Indonesia. Terima kasih telah membaca.
Disclaimer: Tulisan ini hanya opini. Data yang penulis gunakan dan muat dalam tulisan ini sekitar tahun 2009. Bisa jadi sekarang mengalami dinamika sehingga Segaran menjadi kampung boneka tunggal Ika. Dengar-dengar sekarang desa Segaran punya Masjid. Namun lokasinya mepet dengan perbatasan desa lain. Adapun, di sisi desa Segaran tidak ada perumahan. Hanya ladang pertanian tanpa perumahan. Secara Administrasi masuk desa Segaran tapi jamaahnya desa lain.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Desa di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur ini Penduduknya 100% Non Muslim, Semua Seagama. Kok bisa?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*