Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Ciri-ciri Social Climber (Pansos) dalam Pertemanan


Pansos atau panjat sosial yang dalam bahasa inggrisnya disebut social climber merupakan fenoma yang lagi naik daun. Sebenarnya itu merupakan istilah lama yang digunakan untuk "melabeli" individu tertentu. Istilah tersebut makin menyeruak ketika dunia internet melalui media sosialnya berkembang teramat pesat. Di mana, media sosial itu dijadikan sebagai jalan pintas untuk melakukan pansos.



Bagi kalian yang masih merasa asing terhadap istilah pansos mulai sekarang biasakan diri untuk menggunakannya. Sebab istilah itu sering banget digunakan oleh kalangan remaja di forum atau grup media sosial. Terutama ketika ada anggota grup lainnya yang sedang melakukan "atraksi" tertentu untuk mendapat pengakuan anggota lainnya. Bisa dikatakan, secara sekilas pansos ini hampir mirip dengan pamer.


Apa itu Pansos?

Pansos merupakan salah satu bahasa gaul anak muda yang sering kali digunakan di media sosial. Pansos atau panjat sosial merupakan istilah baru yang diserap dari bahasa inggris. Yakni, social climber. Di mana social climber diartikan sebagai seseorang yang berusaha ingin meraih posisi status sosial lebih tinggi. Misalnya ingin dihormati, diterima, diakui, disetarakan, dan semacamnya.


Sebenarnya istilah social climber di barat sudah dikenal sejak sekitar tahun 1894 Masehi. Istilah itu digunakan untuk "menyindir" para kaum miskin kota maupun urban yang ingin mendapatkan posisi setara dengan orang kaya di sekitarnya. Sebab saat itu status sosial masyarakat terkotak-kotak begitu tajam. Salah satu buktinya untuk menghadiri sebuah pesta tidak boleh sembarang orang. Harus memenuhi syarat tertentu.


Perilaku ekslusif kaum hartawan seperti di ataslah yang menyebabkan orang lain iri, merasa terbuang, merasa tak berharga, dan merasa tak setara. Akibatnya sebagai makhluk sosial mereka juga ingin memenuhi kebutuhan batin (psikologi). Apalagi kalau bukan ingin membuktikan diri yang kemudian disalahartikan dengan pamer. Lalu ingin "mempromosikan" diri yang disalahartikan dengan norak.


Ilustrasi Social Climber (sumber gambar)


Bahkan, tak jarang hingga saat ini di benua eropa sana bila ada anak muda berkulit hitam mempunyai aksesori mewah di tubuhnya maka dicurigai pelaku pencurian. Tuduhan itu dilakukan karena berdasar logika primitif. Yakni, orang berkulit hitam dikatakan paling banyak melakukan kriminal. Selain itu orang kulit hitam di eropa mayoritas miskin maka mana mungkin anak mudanya bisa punya aksesoris mewah.


Arti pansos dari sudut pandang berbeda

Secara berbeda Dictionary Cambridge mengartikan social climber sebagai "someone who trie to improve their social position by being ery friendly to people from a higher social class." Kurang lebih maksudnya adalah seseorang yang berusaha melakukan improvisasi posisi status sosialnya dengan cara menunjukkan sikap ramah pada masyarakat yang dari golongan kelas lebih tinggi.


Barangkali individu yang termasuk golongan social climber ingin mengambil hati para golongan kelas atas supaya bisa berdampingan dengan mereka. Dengan begitu lama kelamaan social climber (pelaku panjat sosial) akan memiliki status yang setara dengan mereka. Hal itu bila dikatakan dengan kasar maka social climber merupakan para penjilat yang ingin mengambil hati dan kedudukan orang yang dijilat.


Tanda-tanda Adanya Social Climber (Pansos) dalam Pertemanan
Kasus social climber juga bisa terjadi dalam pertemanan. Kadang kita menyadari ternyata teman yang selama ini bersama bukanlah mereka yang sesungguhnya. Mereka hanyalah social climber yang ingin memanfaatkan pertemanan untuk meningkatkan status sosial mereka sendiri. Namun demikian, tak setiap social climber memiliki pola yang sama. 


Menurut Irene S Levine dalam Psychology Today ada beberapa ciri-ciri untuk mengetahui pola social climber dalam pertemanan. Di antaranya sebagai berikut:


1. Status driven. Yakni, ada dorongan dalam diri mereka untuk mencapai status tertentu. Di mana mereka mau menjalin pertemanan dengan kalian karena mengetahui seberapa terkenalnya kalian itu dan apa saja yang dimiliki oleh kalian.


2. Name Dropper. Maksudnya, lebih tertarik menceritakan orang-orang yang dikenalnya kepada kalian daripada menceritakan tentang kalian pada orang lain. Selain itu mereka juga lebih tertarik untuk mengenali orang-orang terkenal yang kalian kenal yang profilnya sesuai dengan orang terkenal yang mereka kenal.


3. Overly Concerned with Appearances. Artinya, perhatian mereka terlalu dicurahkan pada penampilan semata. Akibatnya berusaha sekuat tenaga untuk tampil sempurna mungkin. Bahkan juga menuntut orang-orang di sekitarnya termasuk temannya untuk tampil sama dengannya. Dengan bangga mereka memamerkan aksesori yang ada di tubuhnya.


4. Selective Friend Poacher. Maknanya, mereka akan menyeleksi temannya. Mencari teman baru yang lebih unggul lalu meninggalkan teman lama yang tak berguna. Akibatnya bila kalian mengenalkan orang "penting" dan lebih unggul dari kalian pada mereka tanpa malu akan "merebut" orang penting itu dari tangan kalian.  Lalu meninggalkan kalian yang dianggap sudah tak penting lagi.


5. User. Dapat diartikan oportunis. Mereka menggunakan keunggulan maupun jaringan sosial kalian untuk kepentingan mereka sendiri. Upaya dan perjuangan mereka dalam membangun jejaring sosial itu tidak sesuai dengan etika sosial. Sebab tindakan yang dilakukannya itu menelikung teman dari belakang.


6. Lacks Empathy. Mereka fakir empati. Mereka banyak berteman dengan banyak orang tapi tak satupun yang terhubung dengan mereka secara erat dan intim. Mereka lebih peduli pada dirinya sendiri dari pada teman-temannya itu. Bisa dikatakan mereka egois dan narsi.


7. Unreliable. Mereka tak dapat diandalkan. Mereka akan baru mau menyanggupi atau membatalkan janji kepada kalian di menit akhir. Sambil menunggu tawaran atau hal lain yang jauh lebih menarik. Bila ada yang lebih baik maka mereka tak segan untuk membatalkan janji itu.


8. Queen Bee.  Mereka ratu lebah yang mengendalikan lingkaran sosial di sekitarnya. Bila kalian sudah tidak lagi dianggap berguna maka tanpa ragu mereka akan mengganti, membuang, atau mengucilkan kalian dari koloni.


Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa social climber bukan hanya penjilat, tukang pamer, cari perhatian, atau semacamnya. Lebih dari itu mereka adalah parasit dalam sebuah hubungan pertemanan. Oleh sebab itu segera sadari sejak dini ketika teman kalian mempunyai salah satu gejala social climber yang mencolok di atas. Jangan sampai terlambat menyadarinya sebelum sakit hati datang.


Demikian tulisan kami tentang social climber. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga bermanfaat.



 




Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ciri-ciri Social Climber (Pansos) dalam Pertemanan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*