Berdasarkan kajian ilmiah ternyata pria yang sedang mengalami proses penuaan berpotensi selingkuh. Ingat ya, hanya berpotensi. Bukan berarti sudah pasti akan selingkuh. Tepatnya pada usia 47 hingga 60 tahun mereka akan rentan untuk tergoda selingkuh. Bisa selingkuh dalam kategori ringan yaitu hanya menggoda hingga kategori berat.
Loh, apakah pernyataan di atas tidak salah? Secara kasat mata, logika "ringan", dan dari sudut pandang drama televisi bukannya pria muda yang cenderung sering melakukannya? Anak muda sering digambarkan gonta-ganti pasangan. Itu dilakukan selain untuk senang-senang juga untuk uji coba.
Begitu pula pria dewasa. Mereka jauh lebih "berani" untuk melakukan selingkuh sebagai bentuk kompensasi. Yakni, melakukan pelampiasan dari rasa rendah diri. Khawatir kehilangan sesuatu saat muda dulu karena ia sudah memasuki masa tua. Masa yang sudah tidak berguna lagi dan masa yang dianggap mendekati kematian. Itu sekaligus sebagai tanda bahwa pria belum siap memasuki fase kehidupan selanjutnya.
Ketidaksiapan itu tidak hanya ditunjukkan dalam bentuk selingkuh tapi juga melakukan hal-hal baru atau yang sudah lama tak dilakukannya. Misalnya mereka akan membeli kendaraan mewah, handphone canggih, dan memperbaiki diri dengan cara membeli pakaian berkualitas tinggi. Itu dilakukan sekaligus menjadi modus mereka untuk mendekati gadis pujaan yang lebih muda dari istrinya.
Rasa takut akan menjadi tua, tidak menarik lagi, dan merasa dijauhi wanita secara berlebihan tersebut bisa digolongkan penyakit jiwa. Memang, bukan tergolong penyakit jiwa berat. Namun itu akan sangat mengganggu. Terlebih lagi bila itu diiringi dengan merasa bahwa kebahagiannya di usia itu telah menurun. Oleh sebab itu ia merasa perlu mencari kebahagiaan lain. Salah satunya melakukan selingkuh.
Dikutip dari Viva, berdasarkan sains, lelaki paruh baya punya probabilitas selingkuh lebih tinggi. Dari hasil survei sosial secara umum, di dapat data 13% perempuan dan 20% laki-laki yang menikah mengaku telah berhubungan seks (hubungan intim) selain dengan pasangan resminya. Kenyataan tersebut sungguh mengagetkan.
Bila pria kemungkinan selingkuh lebih besar ketika mendekati usia senja maka berbeda dengan wanita. Mayoritas perempuan tergoda untuk selingkuh ketika mereka masih umur 20-an tahun. Hal ini bisa terjadi karena secara psikologis wanita cenderung lebih "matang" saat usia senja.
Salah satu sebab mengapa laki-laki "tertantang" untuk berselingkuh karena eksistensi "maskulinisme" mereka terancam. Mereka butuh pengakuan bahwa dirinya masih "jantan". Selain itu, mereka juga ingin memanfaatkan kesempatan terakhir sebelum "pasaran" mereka benar-benar redup sehingga tidak ada lagi yang tertarik padanya.
Pada usia paruh baya, pria condong tergiur untuk melakukan "penjelajahan" dalam mencari hal-hal baru di luar ikatan pernikahannya. Pada saat itu lelaki berada pada tahap "puncak kerawanan selingkuh". Lebih tepatnya itu terjadi terutama pada pria berusia 55 tahun. Ada pula yang mengatakan puncak kerawanan itu terjadi pada usia 49 tahun.
Perlu digaris bawahi sebagai catatan tersendiri bahwa penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat. Sudah barang tentu budaya dan kehidupan sosial antara Indonesia dengan Amerika berbeda. Oleh sebab itu, untuk konteks Indonesia perlu dilakukan penelitian tersendiri. Sekaligus membandingkan apakah sama atau tidak.
Demikian tulisan ini dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga bermanfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Pria Paruh Baya Tergoda untuk Selingkuh"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*