Dinasti Timuriyah didirikan oleh Timur Lenk. Ia dilahirkan pada tahun 1336 M di Transoxiana (sekarang Uzbekistan). Ia adalah keturunan golongan bangsa mongol-turki. Di mana, leluhurnya mongol asli telah mengalami "persilangan" kawin dengan bangsa turki. Sejak kecil ia dikenal sebagai orang yang "berandal". Gemar mencuri barang bawaan para musafir. Salah satunya hewan berupa kuda dan domba.
Akibat ulahnya itu ia harus membayar mahal. Diperkirakan pada tahun 1363 saat ia beranjak dewasa Timur diserang saat ia mencuri hewan ternak bawaan para musafir. Pada saat itu kaki dan tangan kanannya terpanah. Akibatnya ia harus kehilangan dua jarinya. Serta ia tidak lagi bisa berjalan dengan normal (pincang). Akibat kecatatannya itu masyarakat menujulukinya Lenk yang artinya pincang.
Proses berkembangnya karir Timur Lenk sebagai pendiri dinasti Timuriyah dipenuhi siasat licik. Berbagai bentuk penghianatan pada atasannya seringkali ia lakukan. Ia merupakan tipe pejuang yang oportunis. Pandai mencari kesempatan dari keadaan yang ada. Ia bahkan membunuh Husayn, seorang Jenderal yang pernah membantunya. Tidak hanya itu ia lalu menikahi istri Husayn yang sekaligus merupakan keturunan Gengis Khan.
Setelah kejadian itu, 35 berikutnya ia dikenang sebagai pemimpin yang berhasil. Selama karirnya ia berhasil menguasai wilayah mulai dari India bagian utara, lalu wilayah Irak, Iran, hingga wilayah Rusia bagian selatan. Lebih dari itu, sekitar tahun 1400 hingga 1402, di usia yang cukup matang ia mampu mengalahkan tentara Mamluk di Syiria dan tentara Ottoman di Ankara, Turki.
Tiga tahun setelah itu, tepatnya 1405 M, Timur Lenk meninggal akibat terserang penyakit akibat musim dingin yang menyengat. Sebelum itu, pada tahun 1404 ia dan bala tentaranya hendak merancang serangan ke China yang dikuasai Dinasti Ming. Takdir berkata lain, di usianya 68 itu ia harus mati sebelum berhasil menginjak perbatasan Tiongkok. Sebagai antisipasi agar tak ada perselisihan setelah kekuasaannya, ia membagi daerah kekuasaan pada anak cucunya.
Namun sayangnya, sebagaimana kebanyakan penguasa negara, Timur tidak berhasil mengkader keturunannya untuk menjadi pemimpin yang sukses sepertinya. Terbukti setelah kematiannya beberapa pangeran keturunannya sulit disatukan. Sering terjadi konflik internal. Alhasil, mereka ingin membangun kerajaan mereka sendiri-sendiri. Dapat dikatakan prestasi yang pernah dicapai oleh Timur Lenk tidak mampu dilanjutkan oleh keturunannya. Justru yang terjadi terdapat beberapa kelemahan yang menyebabkan mundurnya Dinasti Timuriyah.
Seberapapun buruknya Timur Lenk, ia adalah seorang Muslim yang harus tetap dihormati. Terlebih lagi ia merupakan sosok pemimpin yang mampu mengharumkan nama Islam dari segi tertentu. Demikian tulisan ini dibuat. Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Dinasti Timuriyah (1370-1507 M) pada Masa Kemunduran Peradaban Islam"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*