Kehidupan manusia dari awal penemuannya hingga sekarang ini belum bisa lepas dari kertas. Yups, kertas masih merupakan benda yang sangat dibutuhkan. Mulai dari untuk alat rumah tangga, bisnis, pendidikan, hingga untuk hiburan. Bukan isapan jempol bila kertas dikatakan telah menjadi barang yang bisa merubah peradaban dunia.
Baca juga:
Pada zaman dulu kala dengan adanya kertas maka ilmu pengetahuan begitu mudahnya disimpan dalam bentuk tulisan. Kertas sangat gampang untuk disebarluaskan. Dari pada harus menggunakan batu, kulit hewan, pelepah/daun lontar, dan sebagainya. Dengan begitu komunikasi antar umat manusia sangat praktis, efisien, dan efektif dilakukan.
Sekarang ini zaman telah berubah. Sebagian dari fungsi kertas yaitu sebagai alat penyimpan tulisan telah digantikan oleh komputer dan handphone. Apabila ingin menyebarkan tulisan itu juga sangat mudah. Tinggal dikoneksikan ke internet. Namun demikian, bukan berarti sekarang ini manusia sudah bisa lepas dari kertas.
Usaha untuk menyapih kertas tengah digalakkan habis-habisan. Semua itu demi untuk melindungi bahan baku kertas yang ketersediannya semakin berkurang banyak. Selain mengusung jargon paperless (aktivitas tanpa kertas) usaha lainnya ialah melakukan daur ulang kertas bekas. Mengolah kertas bekas menjadi kertas baru.
Perlu diketahui bahwa bahan baku utama kertas adalah kayu. Betul sekali, kayu yang berasal dari pepohonan (makhluk hidup). Tidak sembarang batang tumbuhan bisa menjadi bahan bakunya. Tanaman tersebut harus mengandung zat serat selulosa tinggi. Di mana zat itu memudahkan dalam pembuatan kertas.
Sebetulnya semua jenis kayu bisa digunakan sebagai bahan baku kertas. Terlebih lagi bila kayu tersebut mengandung serat yang cukup tinggi. Dengan serat itu maka kayu tidak akan mudah robek. Selain kandungan serat yang memadai, syarat lainnya ialah kandungan air dalam kayu harus sedikit. Hal itu supaya tidak banyak kandungan kayu yang terbuang.
Secara detail jenis kayu yang sering digunakan dalam pembuatan kertas harus memiliki kandungan tertentu. Di antaranya yang pertama adalah selulosa. Kandungan zat ini sangat disukai dalam produksi kertas karena sifatnya yang kuat dan berbentuk memanjang. Kedua adalah lignin. Fungsinya untuk merekatkan selulosa sehingga menjadi kaku.
Baca juga:
Ketiga adalah Hemiselulosa. Ia tergolong senyawa organik dalam kayu. Hemiselulosa bersifat non serat. Dalam pembuatan kertas hemiselulosa dengan selolusa berkombinasi untuk menguatkan struktur kertas. Keempat adalah ektraktif. Ia merupakan hormon tumbuhan yang terdiri dari lemak, resin, dan kandungan lainnya.
Melihat penjelasan di atas dapat dipahami bahwa mayoritas pembuatan kertas masih tergantung pada kayu. Di mana kayu sendiri berasal dari pepohonan. Sedang keberadaan pohon sangat penting bagi manusia. Bila terus ditebang untuk pembuatan kayu maka itu akan merugikan manusia sendiri. Perlu ada formula baru untuk mengatasinya.
Oleh sebab itu, ada bahan baku alternatif yang ditawarkan oleh para inovator dan pelaku kreatif lainnya. Salah satu di antaranya ialah daun enceng gondong, kotoran gajah (yang sudah dipraktikan oleh Taman Safari Indonesia), kulit jagung, batang pisang, jerami padi, dan sebagainya. Namun demikian, dalam proses pembuatannya membutuhkan biaya dan waktu yang lebih dibandingkan cara konvensional.
Demikian tulisan ini dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Bermanfaat.
bukannya dari pohon ya gan?
BalasHapusDi tulisan itu dikatakan kertas terbuat dari pohon/kayu/tanaman. Di mana itu adalah makhluk hidup.
BalasHapus