Setiap manusia pasti punya masalah dan tentunya suatu saat pasti dihadapkan pada masalah. Tentu masalah yang dihadapi remaja berbeda dengan yang dihadapi oleh manusia dewasa maupun anak kecil (balita). Bagaimanapun masalah selalu akan lekat pada diri manusia. Perbedaannya adalah reaksi apa yang akan dilakukan tiap-tiap individu dalam menghadapi masalah yang beragam itu. Nah, di sini Individu tentu harus sadar apa saja jenis-jenis masalah yang sedang ia hadapi dan potensi masalah yang akan dihadapi.
Sayangnya, banyak sekali Generasi Z di Indonesia yang tidak peka terhadap keganjilan pada dirinya sendiri maupun lingkungan. Bila pun tahu ada keganjilan tapi mereka tak tahu bagaimana harus mengatasinya. Kendati tahu cara menyelesaikan masalah sebagian mereka tak berani untuk mengaktualisasikan dalam tindakan nyata. Sebab komunitas di sekitar mereka malah membonsai potensi itu. Alih-alih masalah yang dihadapi remaja dapat terselesaikan malah yang ada mereka cenderung memendamnya dalam-dalam.
Usia sekolah ialah masa di mana individu sedang mencari jati diri. Masa di mana secara biologis maupun psikologis sedang mengalami pergeseran terlihat nyata. Perubahan tubuh dan sifat kepribadian mereka begitu nampak. Saat kanak-kanak begitu penurut, penakut, dan pasif masa remaja mencoba untuk mendobrak atau memberontak. Mencoba sesuatu hal yang baru bagi mereka. Sebaliknya masa kanak-kanak perilakunya arogan, manja, dan penuntut maka bisa jadi saat remaja ia menjadi nampak berbeda.
Baca juga:
Tentukan Sikap Ketika Masalah Menghadang
Baca juga:
Tentukan Sikap Ketika Masalah Menghadang
Kenyataan di atas, semuanya dilakukan karena manusia pada dasarnya memang selalu berkembang. Bahkan sebenarnya selevel remaja pun bisa merasakan bahwa hidup akan terus mengalami perkembangan. Oleh sebab itu, naluri mereka tertantang untuk melakukan hal-hal baru yang belum ia temukan di masa-masa sebelumnya. Sayangnya, kebanyakan orang tua tidak menyadari ini. Bahkan tak jarang orang tua dengan tega memasung motivasi anaknya untuk berkembang. Akhirnya dia merasa tertekan.
Pengertian Masalah
Definisi masalah yang secara umum diketahui ialah tidak adanya kesesuaian antara harapan dengan kenyataan. Bisa dikatakan terdapat kesenjangan antara perencanaan dengan implementasinya. Dengan kata lain, masalah bisa terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan fisik maupun psikis. Di mana kepuasan lahir maupun batin tidak bisa terpuaskan. Akibatnya akan timbul rasa galau, gundah, minder, cemas, tertekan, bingung, ragu, sedih, khawatir, dan hal-hal lain yang seharusnya tidak terjadi secara berlebihan serta berlarut-larut.
(sumber gambar) |
Namun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendiefinisikan masalah dengan sudut pandang sedikit beda. Di mana masalah diartikan sebagai "sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan;". Contoh penggunaan kata "masalah" dalam kalimat adalah "masalah keluarga hendaknya diselesaikan oleh keluarga itu sendiri." Contoh kalimat lainnya adalah "rapat itu harus memecahkan masalah yang paling rumit". Dengan demikian masalah adalah sesuatu yang harus dituntaskan, dan diberi tindakan solusinya.
Dengan demikian masalah bukanlah sesuatu yang harus ditakuti apalagi dihindari. Secara umum masalah diposisikan sebagai sesuatu yang tidak disukai sebab bisa menimbulkan kesusahan, kesulitan, dan keruwetan. Namun, idealnya kehadiran masalah seharusnya bisa menjadi motivasi untuk bertindak. Masalah harus menjadi tantangan untuk ditaklukkan supaya akibat yang terjadi karenanya bisa hilang. Sebab bila dibiarkan begitu saja dan hanya keluhan yang ada maka masalah itu tidak hanya semakin membesar tapi akan beranak pinak merembet ke mana-mana.
Masalah bukanlah sebuah bentuk kesialan, petaka, atau bencana yang harus diterima begitu saja. Tanpa mengantisipasinya atau tanpa mengambil pelajaran darinya. Setiap masalah yang dihadapi seharusnya tidak berdampak negatif bagi yang sedang mengalaminya. Masalah bisa menjadi sarana belajar, latihan, dan memperbaiki diri. Dengan begitu remaja akan menjadi manusia pembelajar. Ia tidak akan menjadi manusia pengecut yang lari dari masalah dengan bersembunyi dibalik ketiak orang tua atau gurunya. Dengan karakter itu maka individu akan menjadi manusia tanggung jawab dan bisa memanajemen dirinya sendiri.
Hadirnya masalah seharusnya bisa menjadi manfaat tersendiri bagi yang mengalaminya. Sebab masalah bisa menyadarkan manusia tentang kelemahan yang mereka miliki. Bila tidak lemah maka berbagai masalah itu tidak akan muncul dalam diri individu. Baik itu masalah yang besar maupun yang kecil. Dengan menemukan masalah maka petunjuk yang berupa data atau informasi dapat dihadirkan. Di mana data atau informasi itu nanti dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pengembangan diri.
Mendudukan masalah dengan benar. Tidak membesar-besarkan masalah yang seharusnya bisa dituntaskan mudah. Tidak menunda-nunda masalah yang seharusnya bisa diselesaikan cepat. Tidak mempersulit diri maupun orang di sekitar untuk memecahkan masalah yang ada. Masalah bukanlah persoalan atau pertanyaan yang hanya dijawab dengan lisan semata. Siapapun harus siap menuntaskan masalah baik itu yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.
Jenis-jenis masalah
Masalah memiliki jenis, tingkatan, atau varian. Setiap Individu memiliki tingkat ketahanan masing-masing dalam menghadapi atau menerima masalah itu. Ada yang langsung tumbang ketika masalah yang sebenarnya "kecil" menerpa dirinya. Ada pula yang berjuang mati-matian untuk terus bangkit meski masalah "besar" menghadang. Langsung saja berikut ini jenis-jenis masalah yang dihadapi manusia sebagai makhluk sosial:
1. Jenis masalah berdasarkan levelnya
Masalah memiliki tingkatan. Ada masalah yang sulit ada masalah yang tidak sulit. Ada masalah sederhana ada masalah yang rumit (kompleks). Ada masalah utama (primer) yaitu harus diselesaikan sesegera mungkin. Ada masalah "tambahan" yang mudah diselesaikan bila masalah utama sudah terpecahkan. Ada masalah penting (urgen). Ada juga masalah yang tidak penting tapi cukup menganggu. Ada masalah berdampak sistemik sehingga bila dibiarkan akan merusak tatanan sistem. Ada masalah yang berdampak lokal bahkan hanya berdampak pada level individu saja.
2. Jenis masalah berdasarkan penyebab
Masalah memiliki jenis, tingkatan, atau varian. Setiap Individu memiliki tingkat ketahanan masing-masing dalam menghadapi atau menerima masalah itu. Ada yang langsung tumbang ketika masalah yang sebenarnya "kecil" menerpa dirinya. Ada pula yang berjuang mati-matian untuk terus bangkit meski masalah "besar" menghadang. Langsung saja berikut ini jenis-jenis masalah yang dihadapi manusia sebagai makhluk sosial:
1. Jenis masalah berdasarkan levelnya
Masalah memiliki tingkatan. Ada masalah yang sulit ada masalah yang tidak sulit. Ada masalah sederhana ada masalah yang rumit (kompleks). Ada masalah utama (primer) yaitu harus diselesaikan sesegera mungkin. Ada masalah "tambahan" yang mudah diselesaikan bila masalah utama sudah terpecahkan. Ada masalah penting (urgen). Ada juga masalah yang tidak penting tapi cukup menganggu. Ada masalah berdampak sistemik sehingga bila dibiarkan akan merusak tatanan sistem. Ada masalah yang berdampak lokal bahkan hanya berdampak pada level individu saja.
2. Jenis masalah berdasarkan penyebab
Setiap masalah pasti ada penyebabnya. Unsur adanya faktor (sebab) pada masalah satu sama lain tak dapat dilepaskan. Tanpa adanya faktor masalah pasti tidak ada. Baik itu faktor yang berasal dari internal maupun eksternal. Beberapa jenis masalah timbul disebabkan karena faktor biologis dan psikologis. Bisa juga dikatakan bahwa masalah disebabkan oleh faktor alam dan faktor sosial. Kemudian diturunkan menjadi faktor ekonomi dan faktor kebudayaan. Semuanya itu bisa menjadi penyebab individu berubah menjadi manusia yang tertimpa masalah.
3. Jenis masalah berdasarkan objeknya
Masalah tidak hanya bisa dilanda oleh individu saja. Keluarga, komunitas, organisasi, hingga masyarakat bisa terkena masalah. Tentu setiap objek yang terkena masalah itu harus bisa membedakan antara mana masalah individu, mana masalah keluarga, dan mana masalah komunitas. Begitu pula harus bisa membedakan mana antara masalah organisasi dengan masalah masyarakat secara luas. Namun demikian, bisa saja antara masalah yang menimpa objek itu akan berdampak pada objek lainnya. Oleh sebab itu, jangan sekali-kali meremehkan atau merendahkan masalah di objek satu dengan objek yang lainnya.
4. Jenis masalah berdasarkan perilakunya
Setiap masalah pasti ada bentuk tindakan yang menyertainya. Bisa dikatakan tindakan atau perilaku itu sendiri yang disebut sebagai masalah. Misalnya individu yang gagal melakukan penyesuaian diri. Individu gagal dalam memahami diri maupun hal-hal yang di sekitarnya. Kegagalan itulah yang disebut masalah serta harus diselesaikan. Bentuk perilaku individu bermasalah lainnya ialah kesulitan dalam mengaktualisasikan bakatnya. Ia menjadi manusia yang tidak merdeka sebab hak kemanusiaannya dikebiri. Serta tentunya perilaku bermasalah lainnya yang sangat banyak bila disebutkan semuanya.
Solusi untuk menuntaskan masalah
Setiap masalah pasti ada penyebabnya. Namun, setiap masalah juga pasti ada solusinya. Tinggal bagaimana individu bisa memahami tentang masalah itu lalu mencari formula yang efektif dan efisien dalam mengatasinya. Berikut ini beberapa kiat supaya masalah yang dihadapi bisa terselesaikan dengan baik, di antaranya:
1. Luangkan waktu untuk intropeksi diri
Setiap masalah ada kadang bukan karena memang ada masalah. Namun disebabkan karena "over" sensitifnya individu dalam merespon gejala normal atau wajar di sekitarnya. Akibatnya ia akan terbebani dengan sesuatu yang bersifat wajar itu. Padahal orang lain menganggapnya bukanlah hal yang perlu untuk dipikir dengan berat. Oleh sebab itu, sesekali perlu melakukan refleksi atau renungan diri. Apakah masalah itu benar sebuah masalah sungguhan atau tidak. Apakah masalah itu disebabkan karena masalah pribadi yang gagal dalam memahami "gejala" yang sesungguhnya normal itu.
2. Kenali masalah
Memahami masalah yang sedang dihadapi itu penting. Sebab dengan mengetahui seperti apa masalah yang dihadapi maka akan tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Tetaplah fokus untuk mengidentifikasi atau "menguraikan" masalah satu persatu. Jangan terpancing untuk meladeni hal-hal yang tidak sesuai dengan masalah yang harus dituntaskan. Pastikan bahwa kalian benar-benar tahu dan paham masalah yang sedang dihadapi. Jangan sampai mencari kambing hitam atas masalah yang sedang kalian hadapi. Itu tidak akan berdampak positif bagi kehidupan ke depannya.
3. Gunanakan cara pandang positif
Mulai sekarang rubahlah paradigma kalian terkait masalah. Memandang masalah bukan lagi sebagai beban. Masalah tidak lagi dianggap sesuatu hal yang menjadikan hidup jadi "berkurang". Sebaliknya masalah adalah sesuatu yang menjadikan kalian makin bertambah ilmu dan pengalamannya. Dengan beberapa masalah yang mampu dipecahkan seseorang akan menjadi tambah dewasa dan matang. Hal itu bukan berarti suatu masalah harus dibuat-buat sedemikian rupa tanpa menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
4. Bertindak memecahkan masalah sesuai fungsi manajemen (POACE)
Setelah langkah-langkah di atas ditempuh. Lantas dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa itu adalah benar-benar sebuah masalah maka langkah selanjutnya ialah bertindak nyata. Lakukan manajemen terhadap masalah. Salah satunya yang sesuai dengan fungsi manajemen. Yakni, Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pengarahan/penggerakan), Contrloling (pengendalian), dan Evaluating (evaluasi) yang disingkat POACE. Di mana kelima fungsi itu harus dipahami dan disesuaikan terhadap masalah yang sedang dihadapi.
2. Kenali masalah
Memahami masalah yang sedang dihadapi itu penting. Sebab dengan mengetahui seperti apa masalah yang dihadapi maka akan tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Tetaplah fokus untuk mengidentifikasi atau "menguraikan" masalah satu persatu. Jangan terpancing untuk meladeni hal-hal yang tidak sesuai dengan masalah yang harus dituntaskan. Pastikan bahwa kalian benar-benar tahu dan paham masalah yang sedang dihadapi. Jangan sampai mencari kambing hitam atas masalah yang sedang kalian hadapi. Itu tidak akan berdampak positif bagi kehidupan ke depannya.
3. Gunanakan cara pandang positif
Mulai sekarang rubahlah paradigma kalian terkait masalah. Memandang masalah bukan lagi sebagai beban. Masalah tidak lagi dianggap sesuatu hal yang menjadikan hidup jadi "berkurang". Sebaliknya masalah adalah sesuatu yang menjadikan kalian makin bertambah ilmu dan pengalamannya. Dengan beberapa masalah yang mampu dipecahkan seseorang akan menjadi tambah dewasa dan matang. Hal itu bukan berarti suatu masalah harus dibuat-buat sedemikian rupa tanpa menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
4. Bertindak memecahkan masalah sesuai fungsi manajemen (POACE)
Setelah langkah-langkah di atas ditempuh. Lantas dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa itu adalah benar-benar sebuah masalah maka langkah selanjutnya ialah bertindak nyata. Lakukan manajemen terhadap masalah. Salah satunya yang sesuai dengan fungsi manajemen. Yakni, Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pengarahan/penggerakan), Contrloling (pengendalian), dan Evaluating (evaluasi) yang disingkat POACE. Di mana kelima fungsi itu harus dipahami dan disesuaikan terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Demikian tulisan ini dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga bermanfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Masalah: Pengertian, Jenis-jenis, dan Solusinya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*