Kali ini Gisel ingin menceritakan tentang kondisi keuangan secara apa adanya. Jujur saja, saat ini pengeluaran Gisel makin banyak. Selain untuk kebutuhan harian dan bulanan Gisel juga menyisihkan untuk keluarga.
Kebetulan keluarga di kampung masuk kategori pra sejahtera. Penghasilan sedikit. Itupun tidak rutin. Bantuan dana dari berbagai pihak belum cukup memenuhi kebutuhan hidup secara layak apalagi berkualitas.
Di antara beberapa keluarga pra sejahtera itu orang tua Gisel merupakan yang paling rendah taraf hidupnya. Maklum, mereka bukan asli kampung di sana. Mereka jauh dari sanak saudara yang seharusnya ikut membantu.
Menjelang akhir tahun pelajaran sekolah seperti ini adik-adik Gisel butuh biaya banyak. Belum lagi adik yang kelas 6 SD dan kelas 9 SMP yang akan mau menjelang kelulusan. Beban untuk menebus ijazah di depan mata.
Setelah itu mereka butuh seragam dan peralatan sekolah yang baru. Butuh biaya transportasi untuk menuju sekolah yang jaraknya lebih jauh dari sebelumnya. Serta kebutuhan lainnya yang tak terduga.
Beruntung Gisel punya juragan yang pengertian. Beliau baik hati ikut membantu kegelisahan yang menimpa Gisel. Malah beliau juga menawarkan mau menyekolahkan adik Gisel di kota Malang ini.
Gisel menolak halus tawaran itu. Khawatir kalau adik Gisel ke sini malah akan merusak suasana harmonis yang sudah Gisel bangun sejak pertama kali menginjakkan kaki di kota Malang ini. Biarlah adik Gisel tetap sekolah di Tegal.
Semoga ini keputusan yang benar. Orang tua Gisel khawatir bila yang dibawa ke Malang cuma 1 anak saja maka yang lainnya akan cemburu. Oleh sebab itu lebih sementara ini mereka disatukan dulu.
Baca juga:
Foto Gadis Facebook. REAL! Bukan Ambil dari Google
Tangisan di Sepertiga Malam Gisela Oktaviani karena Merindukan Keluarga
Kumpulan Tautan (Link) Group WhatsApp Berbagai Komunitas Koleksi *Banjir Embun* Terbaru
Guru ini Rela Melakukan Perbuatan Hina Demi Uang
Biarlah Kak Gisel yang bekerja keras di sini. Adik tak perlu tahu bagaimana kakak bekerja. Teruslah belajar. Tingkatkan prestasi akademis dan non akademis kalian. Raihlah cita-cita yang sesuai panggilan hati kalian.
Kakak ingin melihat adik-adik semuanya kelak jadi orang sukses dan terus berkembang. Jangan seperti Kak Gisel yang tak tahu harus bagaimana mengembangkan diri. Kakak hanya modal nekat saja saat mencari uang.
Untuk adik-adikku. Kakak cinta kalian semuanya.
Kebetulan keluarga di kampung masuk kategori pra sejahtera. Penghasilan sedikit. Itupun tidak rutin. Bantuan dana dari berbagai pihak belum cukup memenuhi kebutuhan hidup secara layak apalagi berkualitas.
Sumber gambar |
Di antara beberapa keluarga pra sejahtera itu orang tua Gisel merupakan yang paling rendah taraf hidupnya. Maklum, mereka bukan asli kampung di sana. Mereka jauh dari sanak saudara yang seharusnya ikut membantu.
Menjelang akhir tahun pelajaran sekolah seperti ini adik-adik Gisel butuh biaya banyak. Belum lagi adik yang kelas 6 SD dan kelas 9 SMP yang akan mau menjelang kelulusan. Beban untuk menebus ijazah di depan mata.
Setelah itu mereka butuh seragam dan peralatan sekolah yang baru. Butuh biaya transportasi untuk menuju sekolah yang jaraknya lebih jauh dari sebelumnya. Serta kebutuhan lainnya yang tak terduga.
Beruntung Gisel punya juragan yang pengertian. Beliau baik hati ikut membantu kegelisahan yang menimpa Gisel. Malah beliau juga menawarkan mau menyekolahkan adik Gisel di kota Malang ini.
Gisel menolak halus tawaran itu. Khawatir kalau adik Gisel ke sini malah akan merusak suasana harmonis yang sudah Gisel bangun sejak pertama kali menginjakkan kaki di kota Malang ini. Biarlah adik Gisel tetap sekolah di Tegal.
Semoga ini keputusan yang benar. Orang tua Gisel khawatir bila yang dibawa ke Malang cuma 1 anak saja maka yang lainnya akan cemburu. Oleh sebab itu lebih sementara ini mereka disatukan dulu.
Baca juga:
Foto Gadis Facebook. REAL! Bukan Ambil dari Google
Tangisan di Sepertiga Malam Gisela Oktaviani karena Merindukan Keluarga
Kumpulan Tautan (Link) Group WhatsApp Berbagai Komunitas Koleksi *Banjir Embun* Terbaru
Guru ini Rela Melakukan Perbuatan Hina Demi Uang
Biarlah Kak Gisel yang bekerja keras di sini. Adik tak perlu tahu bagaimana kakak bekerja. Teruslah belajar. Tingkatkan prestasi akademis dan non akademis kalian. Raihlah cita-cita yang sesuai panggilan hati kalian.
Kakak ingin melihat adik-adik semuanya kelak jadi orang sukses dan terus berkembang. Jangan seperti Kak Gisel yang tak tahu harus bagaimana mengembangkan diri. Kakak hanya modal nekat saja saat mencari uang.
Untuk adik-adikku. Kakak cinta kalian semuanya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hidup Hemat Demi Adik-adik Tercinta"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*