Di hari Ahad 31 Maret ini saya pergi ke jalan Ijen Kota Malang. Apalagi kalau bukan untuk mengikuti kegiatan Car free Day. Yakni, even satu pekan sekali yang jarang sekali sepi pengunjungnya. Mulai dari anak hingga manula berbaur menyatu menikmati fasilitas dan layanan yang ada di sekitar Jalan Ijen.
Namun, hari ini ada yang beda. Dari beberapa kali saya ikut serta Car Free Day baru kali ini jumlahnya membludak padat. Pesepeda pancal sangat kesulitan untuk mengambil jalan dari para pejalan kaki. Apalagi delman dengan pak kusirnya yang setengah baya harus berkali-kali membunyikan "klaskon".
Bahkan para pelari (joging) juga sulit untuk berlari lurus. Harus berbelok-belok menghindari pejalan kaki. Semua kejadian itu terjadi dari pagi hingga jam setengah sepuluh pagi. Waktu di mana Car Free Day sudah harus diakhiri. Tak pelak banyak yang tak sadar bahwa waktu Car Free Day sudah berakhir.
Mobil dan sepeda motor secara tiba-tiba menerobos kerumunan manusia. Ada sebagian pengendara yang tak sabaran tega membunyikan klaskon untuk memecah jalan di depannya. Semua terjadi begitu saja tanpa ada peringatan dari petugas bahwa waktu Car Free Day sudah berakhir.
Saya tak tahu apa sebabnya kenapa hari ini bisa ramai. Padahal hari Ahad pekan yang lalu tak seramai ini. Saat itu ada acara kampanye "Kesadaran Berlalu Lintas" dari POLRI. Sekaligus diselingi prestasi Jokowi dalam membangun infrastruktur lalu lintas di seluruh pelosok negeri.
Sebagian berpendapat ini bisa terjadi karena hari Ahad yang lalu bertepatan dengan kampanye yang dilakukan oleh POLRI itu ada Anji mantan vokalis Drive yang bikin kejutan. Anji membuat kejutan bagi pengamen jalanan yang menyanyikan lagunya. Ia mendatangi pengamen itu lalu membuka masker penutup wajah yang digunakan untuk penyamaran.
Baca juga:
Acara kejutan yang dilakukan Anji cukup berhasil. Ia merekam aksi kailnya. Lalu ia upload ke Youtubenya. Tak lama setelah itu jutaan penonton menikmati videonya. Terbukti di Car Free Day tadi pengamen yang "dijaili" Anji itu banyak sekali penontonnya. Mereka rela duduk di atas rumput dan di bibir trotoar demi melihat pengamen itu.
Lagi-lagi saya dibuat heran. Ternyata kaum muda lebih suka hiburan dari pada mengikuti kampanye politik murahan yang kadang ada di luar sana. Disebut murah karena menggunakan fasilitas dan anggaran negara. Murah karena kampanye politik diselipkan pada acara yang seharusnya tidak untuk berkampanye politik. Namun seharusnya untuk berkampanye kemanusiaan atau kampanye taat aturan.
Loh kok jadi ngomongin politik sih??? Iya maaf keceplosan. Saya tidak ngomongin golongan tertentu atau ngomongin politik di Car Free Day loh ya. Saya hanya mengatakan bahwa anak muda sekarang sudah pintar. Sudah melek politik. Itu hanya opini pribadi. Barangkali rakyat sudah muak dengan pembodohan. Yakni, yang dilakukan oleh oknum demi memuaskan nafsunya. Bisa jadi apa yang saya katakan ini salah. Bisa juga benar bahkan sangat benar.
Cukup sekian saja. Barangkali kalau ada salah tolong dimaafkan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Di Akhir Maret ini Ada yang Beda dengan Car Free Day Kota Malang"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*