Memahami individu (satu orang) merupakan perbuatan yang tidak gampang. Perlu metode atau pendekatan khusus supaya pihak berkepentingan bisa memahami individu tertentu secara utuh. Dengan memahami individu seseorang akan bisa "memberlakukan" individu itu sebagaimana mestinya. Tentunya itu juga kelak dapat menolong individu yang telah berhasil dipahami ketika ia dalam masalah.
Baca juga:
Hal-hal yang harus dipahami dalam Individu
Mengapa perlu memahami Individu dalam dunia Bimbingan dan Konseling? Sebab setiap individu punya masalah, latar belakang, potensi, tantangan, dan hal lainnya yang unik atau berciri khas satu dengan yang lain. Lalu apa saja yang perlu diketahui dari individu? Agar guru bisa memahami individu setidaknya harus mengetahui data/perihal berikut:
1. Identitas diri. Meliputi nama, tanggal lahir, alamat/domisili, nama serta pekerjaan orang tua/wali, jumlah saudara kandung, dan lain-lain.
2. Kondisi kesehatan. Punya riwayat penyakit tidak. Baik penyakit musiman, menahun (kronis), menular, dan penyakit estetis (panu, borok/koreng, dll). Bagaimana kemampuan belorah raga (misal kuat lari berapa menit).
3. Kecerdasan (intelligence). Kecakapan atau kemampuan di bidang apa? Apakah visual-spasial, musikal-irama, verbal-linguistik, logika-matematis, jasmani-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, ataukah cenderung pada kecerdasan naturalistik.
4. Sikap dan minat. Bagaimana respon, reaksi, atau sikap dia terhadap tindakan/aksi/rangsangan yang diberikan. Sejauh mana minat dia terhadap sesuatu. Apakah hanya ikut-ikutan atau memang minat kuat dalam diri sendiri.
5. Watak (temperamen). Apakah dia pemarah, pemalu, pendiam, periang, labil (misterius), atau sudah stabil.
6. Aspirasi (harapan). Bagaimana keinginan melanjutkan sekolah/kuliah dan berkarir. Apa kecenderungan pilihan politik, mazhab agama, dan tatanan sosial.
7. Aktivitas sosial. Bagaimana kehidupan dia bertetangga dan bermasyarakat. Apakah dia mengikuti kegiatan organisasi. Apakah ia cenderung introvert atau ekstrovert.
8. Hobi (pengisian waktu luang). Apakah dia mengoleksi barang dan memelihara hewan atau tidak? Apakah ia suka berkarya (membuat) dan memperbaiki sesuatu atau tidak? Jenis permaiman (game) dan olah raga apa yang ia gemari?
9. Keistimewaan (keluarbiasaan). Apakah ia tergolong anak CIBI (Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa)? Apakah ia memiliki kebutuhan khusus (Anak Berkebutuhan Khusus)?
10. Latar belakang keluarga. Apakah orang tuanya utuh dan akur (tidak broken home)? Bagaimana respon orang tua dan saudara kandung terhadap dirinya? Apakah mereka respek pada si invididu atau tidak? Bagaimana latar belakang (ekonomi, mazhab agama, dan lain-lain) orang tuanya?
Teknik Memahami Individu
Dalam
banyak kasus terdapat orang dekat yang tidak mampu memahami satu orang (individu) di sekitarnya. Bahkan orang tua sendiri seringkali tidak mampu memahami
satu orang anaknya. Begitu pula sebaliknya seorang anak tidak mampu
memahami ibu atau pun bapak mereka dengan baik. Hal tersebut akan berakibat fatal. Komunikasi tidak akan bisa berjalan semestinya sehingga bila berlarut-larut akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
Memahami individu dapat diartikan sebagai suatu perbuatan menaksir, menilai, atau memperkirakan keadaan satu orang dengan cara khusus supaya dapat diketahui potensi, karakter, dan masalah yang sedang dihadapi. Dengan begitu maka proses memahami individu tidak boleh dilakukan dengan cara memperkirakan atau menduga-duga. Harus ada dasar dari data yang terpercaya dan kuat (valid).
Baca juga:
Temukan Bakatmu Agar Nikmat Hidupmu
Oleh sebab itu dibutuhkan teknik khusus dalam melakukan penggalian data terkait individu. Bisa melalui wawancara. Yakni, mewawancarai langsung individu tersebut dan memawancarai orang sekitar kehidupan individu. Selanjutnya dengan cara observasi. Yakni, melakukan pengamatan secara partisipatif terhadap kegiatan alami yang dilakukan oleh individu tersebut. Sebisa mungkin, pengamatan itu tanpa disadari/diketahui oleh individu yang sedang diamati.
Cara lainnya ialah menggali data dengan cara dokumentasi. Yakni, menghimpun dokumen-dokumen yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan individu. Misalnya seperti KTP, profil akun hingga postingannya di media sosial, curriculum vitae, ijazah terakhir, diare atau buku tulis pribadi, hingga dokumen lain yang bersifat penting dan terkait langsung dengan kebutuhan dalam memahami individu.
Tidak hanya wawancara, observasi, dan dokumentasi data dari individu juga bisa diperoleh data dengan cara memberinya angket. Isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh individu. Penggalian data melalui angket harus dilakukan dengan persiapan yang matang. Mulai dari membuat soal dengan benar hingga saat pengisian angket dilakukan harus menciptakan kondisi yang sempurna. Hal itu supaya individu mau mengisi angket dengan apa adanya. Reflek dari dalam dirinya tanpa dibuat-buat.
Hal-hal yang perlu diketahui terkait memahami individu ialah identitas lengkap diri individu. Selanjutnya kondisi fisik (jasmaniah) maupus psikis (kejiwaan) individu. Kemudian terkait kemampuan, kecerdasan, atau bakat yang dimiliki individu. Kecenderungan sikap dan minat individu terhadap sesuatu. Lantas tempramental (watak) atau keadaan emosi individu. Lalu cita-cita, harapan, dan perencanaan masa depannya.
Tak hanya di atas untuk memahami individu seseorang harus tahu aktivitas sosial individu. Bagaimana posisi individu di tengah-tengah kehidupan kelompok hingga masyarakat luas. Penting juga untuk mengetahui kegemaran, hobi, atau cara ia mengisi waktu luang. Lalu hal-hal istimewa atau luar biasa seperti apa yang dimiliki oleh individu tersebut. Serta tentunya juga harus tahu kondisi latar belakang keluarga atau orang-orang berpengaruh dalam hidupnya.
Dari pemaparan di atas sudah jelas bahwa teknik memahami individu itu sangat sulit. Butuh proses dan langkah-langkah tertentu yang bersifat rijik. Oleh sebab itu janganlah sekali-kali mudah menjastifikasi seseorang dengan sembrono. Apalagi memberlakukan seseorang dengan serampangan tanpa mengetahui latar belakang kehidupan individu maupun orang yang berada di sekitarnya. Serta tanpa mengetahui kondisi fisik maupun psikis yang ada pada individu.
Teknik Asesmen Individu
Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan dengan cara baku untuk mengetahui peluang, hambatan, kekuatan, dan kelemahan yang digunakan dasar dalam mengembangkan sesuatu maupun seseorang. Dalam asesmen Individu setidaknya ada dua cara. Yakni, teknik tes dan teknik non tes. Secara detail berikut penjelasannya:
1. Teknik Tes
Teknis tes adalah prosedur dalam menilai atau mengukur individu menggunakan sejumlah alat tes yang muatannya berupa pertanyaan/soal, petunjuk, atau perintah yang terstandar/baku. Dari hasil pengetesan itu dapat diketahui tingkat kecerdasan (IQ), prestasi belajar, dan bisa melambangkan/me-angka-kan tingkah laku individu.
Teknis tes dapat dipisah ke dalam beberapa kategori berikut:
a. Jangkauan dan tujuan tes. Meliputi 1) tes prestasi belajar, di mana guru mata pelajaran atau guru kelas yang melakukannya. 2) tes psikologi, terdiri dari a) tes IQ, b) tes bakat, c) tes minat, d) tes diagnostik, dan e) tes sikap.
b. Sifat tes. Meliputi 1) Tes Verbal, terdiri dari tes lisan dan tes tulis. 2). Tes Non Verbal yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa verbal untuk melaksanakan tes. Bisa menggunakan gambar dan memberi aksi untuk mengetahui reaksi. Intinya respon yang dikehendaki dari individu adalah berupa gerakan atau perbuatan tertentu.
c. Jumlah objek yang dites. Meliputi tes Individual dan tes kelompok.
2. Teknik non tes
Teknik non tes adalah cara menilai atau mengukur individu tanpa menguji yang menggunakan cara pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan angket. Hasil dari penilaian ini biasanya bukan berupa angka tapi berupa deskripsi.
Bentuk-bentuk teknik non tes di antaranya sebagai berikut:
1. Daftar kepribadian. Biasanya berisi cek list atau riwayat perilaku individu secara berkala. Biasanya berupa kartu pribadi atau catatan kronologi/time line.
2. Observasi. Tindakan pengamatan yang dilakukan secara alami tanpa didahului dengan perintah atau rangsangan.
3. Wawancara. Tindakan tanya jawab, mengobrol, atau diskusi bukan bermaksud untuk menguji tapi untuk menghimpun keterangan yang diinginkan guru dari individu.
4. Angket. Pertanyaan tertulis yang diajukan pada individu bukan bertujuan untuk menguji tapi untuk menghimpun data dan informasi.
5. Sosiometri. Teknik kualitatif berupa pertanyaan non tes yang bertujuan untuk mengetahui dan mengukur hubungan sosial.
6. Autobiografi. Individu diperintahkan untuk menulis biografi, gambaran diri, atau riwayat hidupnya sendiri secara jujur.
7. Kunjungan rumah. Guru mengunjungi rumah untuk mengetahui perkembangan serta perbedaan siswa antara di rumah dan di sekolah.
8. Studi kasus. Teknik kualitatif berupa "penelitian kecil" yang hanya ditujukan untuk satu individu sebagai satu kasus yang didalami.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cara Memahami Individu untuk Keperluan Bimbingan dan Konseling"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*