Kami tidak bisa lagi membendung tangan untuk segera mengetik ulasan film fiksi ilmiah satu ini. Sutradaranya telah berhasil mengaduk-aduk hati. Bagaimana tidak, suguhan drama yang ia sajikan tidak murahan. Terlebih dibumbui dengan tampilan gambar yang dipenuhi teknologi masa depan. Sungguh kombinasi yang sangat menggetarkan jiwa. he he he maaf bila lebay...
Situasi cerita dalam film ini tentang peradaban bumi di masa depan. Masa di mana teknologi sudah berkembang pesat. Di mana, antara cyborg (robot berotak organik/manusia) dengan manusia hidup berdampingan. Sayang, kehidupan yang nyaman itu terganggu dengan terjadinya peperangan besar. Yakni, peperangan antara penduduk kota "melayang" di langit dengan penduduk planet Mars pecah.
Peperangan yang terjadi 300 tahun lalu itu menyebabkan mundurnya peradaban. Hanya menyisakkan peradaban "besi" tua di permukaan bumi. Peradaban yang memisahkan antara penduduk daratan bumi dengan penduduk "kota langit". Peradaban yang membuat warga permukaan bumi iri dengan kehidupan pendodok di langit sana. Terbukti, beberap tokoh dalam film ini berambisi untuk pergi ke sana.
Dua Tokoh Utama sedang memandangi "kota langit" (sumber gambar) |
Cerita ini diawali dengan suguhan dramatik. Di mana, suatu hari seorang ahli cyborg bernama Dr. Dyson Ido sedang mengais-ngais suku cadang robot di tempat pembuangan rongsokan besi. Lantas ia menemukan potongan cyborg berjenis kelami perempuan dengan keadaan kepala masih utuh. Cyborg itu terdeteksi masih hidup tapi dalam mode "tertidur". Kemudian ia membawa pulang dan memperbaikinya. Ia memberi robot itu tubuh dan kaki.
Dr. Ido adalah orang yang baik hati. Ia rela mengais "sampah" potongan cyborg demi membantu warga yang memiliki tubuh cyborg rusak. Suku cadang itu ia gunakan untuk menangani pasien cyborg yang mengalami kerusakan. Itu semua dilakukan tanpa menerima imbalan. Tanpa peduli kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hal itu bisa terjadi karena ia traumatik atas peristiwa mengerikan di masa lalu. Kejadian menyeramkan yang membuat alur hidupnya berubah total.
Sayangnya, cyborg yang ditemukan dan telah dirakit ulang oleh Dr. Ido mengalami hilang ingatan. Mengetahui itu, ia tak terlalu mempersoalkan. Ia ingin cyborg mau membangun masa depan baru dengan cara melupakan masa lalunya. Nyatanya, cyborg itu tetap "ngeyel" ingin tahu identitas atau jati dirinya seperti apa di masa lalunya. Ia tak ingat apapun termasuk namanya. Pada akhirnya, Dr. Ido memberi nama "Alita". Nama yang mengingatkan kisah traumatik masa lalu.
Alita
ternyata adalah bagian dari produk teknologi canggih dimasa lalu yang sudah punah.
Kepunahan teknologi itu disebabkan dari peperangan di masa lalu yang telah menghancurkan segalnya. Di dalam tubuhnya terdapat sumber daya
dan potensi teknologi luar biasa yang tidak ada di zaman sekarang. Oleh sebab
itu wajar, bila tubuh Alita diburu oleh robot-robot lainnya demi
mendapat uang dari musuh yang menginginkan tubuhnya.
Meski mengalami hilang ingatan "naluri" dan kebiasaan Alita di masa silam muncul secara reflek. Ia tak mengetahui mengapa itu bisa terjadi. Ia tetap belum bisa menemukan jati dirinya. Bahkan sosok pria muda bernama Hugo yang baru saja ia kenali juga tak mampu membantu untuk menyadari siapa dirinya. Bersama Hugo hari-hari awal hidup baru Alita itu dilalui. Hari yang membuatnya terkesan. Hari yang membuatnya menemukan hidup yang tak pernah dialami di masa lalunya.
Layaknya sinetron Indonesia lambat laun antara Alita dan Hugo saling jatuh cinta. Drama dan kronologinya hampir-hampir mirip dengan sinetron Indonesia. Namun, yang membedakan ialah suguhan aksi tokoh dan sisi humanisme Alitanya yang memberi kesan berbeda. Bisa dikatakan dalam kisah drama percintaan ini Alita memiliki peran penting sebagai pembeda dengan sinetron Indonesia. Alita menyuguhkan sikap perilaku "jatuh cinta" yang lebih manusiawi dari pada manusia yang utuh itu sendiri.
Pembeda lainnya dengan sinetron Indonesia ialah Alita tidak hanya "care" pada Hugo yang menjadi lelaki pujaannya. Lebih dari itu ia juga sangat peduli dengan Dr. Ido yang telah menyelamatkannya. Tak Ayal, pada saat mendekati akhir cerita dengan sukarela Alita memanggil Dr. Ido dengan sebutan "ayah". Itu ia katakan setelah ia mengecup kening Dr. Ido saat ia masih tertidur. Bisa dikatakan, momen ini adalah momen dramatis hubungan "anak" dengan "ayah".
Plot twist cerita pun terjadi. Pada suatu hari Alita terpaksa mengalami gesekan fisik dengan beberapa cyborg lain. Hal itu ia lakukan demi melindungi Dr. Ido dari serangan cyborg jahat. Dari peristiwa inilah pelan-pelan alita mulai ingat masa lalunya. Terdapat ingatan-ingatan di masal lalunya yang sekilas hadir saat ia melakukan pertempuran dengan robot lain. Dari sini Alita "curhat" pada Dr. Ido. Dilanjutkan dengan tuntutan pada Dr. Ido membuka tabir siapakah dirinya.
Film
ini dipenuhi dengan aksi sejumlah robot yang memerkan kemampuannya
dalam bertempur. Dengan sajian yang nyaris nyata tanpa cacat. Bagi
penyuka film action sekaligus film fiksi ilmiah dapat dipastikan akan
sangat menyukainya. Namun, sayangnya terdapat kelemahan yang sebenarnya
menjadi ganjalan tersendiri. Misalnya seperti ada lompatan cerita padahal
belum tuntas ditayangkan. Hal ini terjadi terutama saat setelah tayangan
pertengahan film dilalui.
Film ini termasuk film panjang. Hampir dua jam tepat. Namun sayang waktu yang cukup lama itu hanya menyuguhkan konflik berkepanjangan yang tak segera dituntaskan. Terbukti, di akhir cerita ternyata musuh utama dari film ini belum tersentuh oleh Alita. Mungkin saja produsen maupun strudara film ini menghendaki ada film kelanjutannya. Berharap banyak pada penonton untuk penasaran pada film selanjutnya. Dengan itu proyek "Alita" akan diteruskan.
Bagi yang tak suka kekerasan dan ceceran darah lebih baik siap-siap untuk menutup mata. Sebab ada beberapa adegan yang menyuguhkan pertumpahan darah. Bahkan ada juga yang menyajikan potongan manusia dan cyborg akibat sabetan pedang maupun pertempuran lainnya. Jangan khawatir untuk adegan pemotongan maupun pembunuhnya banyak yang disensor. Selebihnya hanya menyuguhkan darah atau bagian potongan manusia yang tak terlalu jelas.
Demikian ulasan film ini dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga bisa menghibur dan bermanfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan Film Alita: Battle Angel Rasa Sinetron Indonesia Dengan Sensasi Beda "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*