Kalian pasti pernah di-PDKT-in oleh orang yang tak kenal. Dia biasanya basa basi dulu. Tentu SKSD alias Sok Kenal Sok Deket gitu deh. Tapi setelah itu ujung-ujungnya si doi meminta kalian untuk menyimpan nomor WhatsApp-nya. Bikin kesel kan jadinya. Ternyata keakrabannya itu modus.
Lalu apa akibat buruknya menyimpan nomor WhatsApp milik orang lain? Baik itu yang kita kenal maupun yang tidak kenal. Toh tinggal kasih nama di kotak isian "Kontak Baru", lalu tekan tombol simpan begitu saja. Kan enggak repot-repot amat. Sekalian niat bantuin orang lain.
Eits, jangan terkecoh dulu. Si pelaku melakukan perbuatan "mengemis" seperti di atas ada maksudnya. Mendekati kalian karena modus belaka. Alias kalian hanya dikadalin doang. Setelah urusan mereka selesai, gue jamin dia kagak bakal menyapa kalian lagi.
Tahu tidak, permintaan untuk menyimpan kontak itu untuk mengakali pihak pengelola WhatsApp. Agar admin WhatsApp mengira nomor tersebut tidak mencurigakan karena banyak yang menyimpannya di kontak orang lain. Dengan begitu ia akan kebal diblokir oleh sistem WA.
Tak hanya untuk aplikasi WhatsApp, nomor telepon pengajak tersebut yang telah banyak tersimpan di sejumlah kontak milik orang lain juga bisa digunakan untuk apalikasi lain. Yakni, aplikasi tertentu yang untuk mendaftar harus menggunakan nomor ponsel.
Aplikasi yang mensyaratkan registrasi dengan nomor seluler tersebut tentu akan "menjamah" seluruh isi kontak pengguna. Kemudian akan membaca apakah nomor kontak tersebut disimpan oleh banyak pemilik akun lain. Bila "iya", maka kemungkinan besar ia tak akan mudah terkena blokir.
Iya kalau digunakan untuk tujuan baik, kalau tujuannya untuk kejahatan bagaimana? Bukankah kalian juga ikut ketiban dosa. Biasanya paling sering itu digunakan untuk promosi ke kontak pribadi beberapa anggota grup. Serta kadang digunakan untuk menipu maupun menawarkan bisnis esek-esek.
Bila nomor kontak si pelaku disimpan oleh banyak orang maka potensi untuk diblokir oleh WhatsApp makin kecil. Sebab WhatsApp akan "membaca" bahwa nomor atau akun yang dimiliki pelaku bukan akun "abal-abal". Yakni, ber-WhatsApp hanya untuk promosi atau menyebar konten spam (sampah).
Biasanya, kalau nomor atau kontak WA-nya sudah disimpan oleh banyak orang maka pelaku bisa melakukan spamming dan promosi secara ugal-ugalan. Baik itu ke berbagai kontak pribadi maupun ke grup WA. Tanpa khawatir akun atau nomor WA-nya akan diblokir oleh pihak WhatsApp.
Dengan bebas dan leluasa pelaku bisa menyebarkan berita hoax, promosi iklan yang tak pantas, dan melakukan tindak kriminal lainnya. Secara lengkap berikut ini beberapa kebijakan WhatsApp terkait mengapa nomor kontak pelaku harus disimpan oleh sejumlah orang lain:
1. Tidak boleh Broadcast Message (meneruskan pesan) berlebihan ke orang lain maupun grup yang tidak ada satupun dari anggotanya menyimpan kontak kalian di buku telepon atau kontak mereka.
2. Bila ingin membuat grup atau mengikuti grup tertentu pastikan orang yang menjadi anggota grup itu sebelumnya sudah pernah menyimpan nomor WA kalian.
Tak hanya untuk melicinkan misi di atas. Orang lain menawarkan kalian menyimpan kontak WA agar kalian bisa melihat status WA-nya. Tujuannya jelas untuk promosi di sana. Selain itu, ketika WA kalian diatur/setting agar tak bisa dimasukkan grup selain nomor yang tersimpan di kontak kalian maka dengan menyimpan nomornya pelaku bisa memasukkan kalian pada grup sampah.
Mulai sekarang janganlah percaya bila ada orang yang menawari untuk menyimpan nomor WA-nya. Saya yakin setelah kalian menyimpan nomor pelaku tak lama dari itu kalian akan ditinggalkan. Dicuekkin. Tidak disapa lagi.
Setelah menjadi sepah, kalian akan dibuang begitu saja. Habis manis sepah ditelantarkan. Jangan sampai jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Terima kasih telah membaca. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Bermanfaat.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Banyak di michat
BalasHapus