MODEL
PENGEMBANGAN BUKU AJAR PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS NIRKEKERASAN (BINA
DAMAI) DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1.1.Latar Belakang
Pendidikan
Agama Islam yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi merupakan mata kuliah yang sangat penting
bagi pembentuk kepribadian dan karakter mahasiswa. Oleh sebab itu, diharapkan tujuan utama
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada perguruan tinggi tidak hanya terfokus pada pemprosesan mahasiswa dari yang belum paham tentang agama dijadikan lebih paham, dari yang belum mampu dalam
penerapan dijadikan lebih mampu, dan dari yang belum taat dalam penerapan keagamaan menjadi lebih taat. Namun lebih dari
sekedar itu, PAI adalah penanaman nilai-nilai keislaman secara utuh dan
universal dalam
diri mahasiswa. Dengan kata lain, PAI harus mampu mewujudkan konsep Islam yang rahmatanlilalamin. Yakni, salah satunya
mampu menjadi umat Islam yang cinta damai, penuh kasih, dan mampu bekerjasama
dengan cerdas (elegan serta tetap mampu memegang prinsip dan iman keislaman)
terhadap semua karakter manusia yang dihadapi seperti apapun itu.
Mahasiswa sebagai manusia ‘ilmiah’ bisa berperilaku serta berfikir ilmiah,
memiliki nalar yang kritis, logis, dan sistematis tidak hanya saat di perguruan
tinggi saja namun saat lulus studi dari perguruan tinggi.[1]
Namun, pernyataan tersebut adakalahnya masih menjadi sebuah teori belaka
tatkalah kita melihat fenomena “janggal” yang dilakukan oleh mahasiswa yang
dianggap sebagai manusia unggul. Kenyataannya masih banyak mahasiswa yang
melakukan tindakan kekerasan. Baik
kekerasan dalam bentuk verbal maupun non verbal. Di antaranya seperti demo anarkis,[2] tawuran mahasiswa,
kekerasan saat opspek,[3] kekerasan pada
kegiatan PMB,[4]
potensi terorisme,[5]potensi
kekerasan,[6] kekerasan pada
pelaksanaan program unit kegiatan mahasiswa,[7] mengikuti organisasi
pecinta kekerasan (ISIS), kekerasan dalam sebuah hubungan (pacaran),[8] anarkisme mahasiswa,[9] pembulian terhadan
mahasiswa yang berkebutuhan khusus,[10] kekerasan mahasiswa
senior terhadap mahasiswa junior,[11] dan tindakan yang
cenderung anti human security
lainnya.
Nilai-nilai perdamaian dan nirkekerasan tersebut terus
mengalami penurunan khususnya pada kalangan generasi muda. Warsono menegaskan bahwa “nilai kemanusiaan, seakan semakin sulit
ditemukan. Banyak orang yang tidak
lagi peduli terhadap penderitaan orang lain, bahkan cenderung mengeksploitasi orang
lain.”[12] Kondisi memprihatinkan ini, seperti diungkapkan
Somad diantaranya: (1) kalangan generasi muda cenderung mudah terprovokasi oleh
isue-isue yang tidak jelas; (2) kerawanan sosial seperti pencurian,
pemerkosaan, perkelahian, perampokan dan yang lainnya yang setiap hari semakin
meningkat, dan para pelaku pada umumnya generasi muda.[13]
Dalam usaha untuk meminimalisir permasalahan tersebut, sesungguhnya
pendidikan agama Islam punya peran dalam penenaman karakter mulia. Misalnya penanaman nilai-nilai
cinta damai atau antikekerasan dan human
security. Karakter mulia tersebut tidak hanya dihafal dan dikuasai aspek
kognitifnya tapi dinyatakan dalam perilaku melekat sehingga menjadi pedoman hidup. Bukan hanya pedoman hidup dalam
beribadah secara normatif. Namun, juga pedoman hidup dalam
menghadapi permasalahan dan tantangan kehidupan yang semakin dinamis.
Salah satu
tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa ialah tugas kuliah yang menumpuk, tugas
organisasi (bagi yang ikut organisasi), tuntutan orang tua di rumah, tuntutan
pekerjaan, dan tekanan-tekanan lain yang bisa memicu rasa frustasi mahasiswa. Tekanan-tekanan
yang dihadapi mahasiswa tersebut berpotensi besar untuk disublimasikan
(dilampiaskan) dalam bentuk tindakan-tindakan negatif. Baik dalam wujud
provokasi verbal, tawuran, dan bentuk kekerasan lainnya kepada kelompok atau
pihak lainnya yang mereka anggap sebagai “the
other” atau pihak yang pantas dimusuhi. Terlebih bila ada saluran, alasan,
atau kejadian yang tepat untuk
melampiaskan maka itulah kesempatan mereka untuk melakukan kekerasan.
Dalam perguruan tinggi selama ini masih ditemui mahasiswa Islam yang bahan ajarnya lebih terfokus pada
pendalaman ilmu agama yang teoritis. Salah satunya terkait tentang sejarah
Islam, teori membaca al Quran, teori sholat, fiqh ibadah, ekonomi islam, dan
terkait dengan hukum-hukum syariat lainnya yang cenderung nila gunanya untuk
kepentingan diri pribada mahasiswa itu sendiri. Yakni, bagaimana agar diri
invidu itu sendiri bisa masuk surga, tanpa memedulikan keadaan orang lain.
Oleh sebab itu, wajar bila akhirnya terjadi pengabaian ilmu pengetahuan agama
Islam yang secara praktis seharusnya dapat bermanfaat dan berdampak baik bagi
seluruh umat manusia. Inilah yang biasanya kita sebut sebagai konsep Islam Rahmatanlilalamin. Yakni, ilmu yang
diterapkan secara langsung di lingkungan dunia akademis atau kampus. Salah
satunya ialah mampu hidup penuh toleransi, berjiwa kesatria, menjunjung nilai human security, dan mampu hidup damai
dengan pihak yang dianggap berbeda. Baik hidup damai secara verbal maupun non
verbal serta saat di belakang maupun di depannya.
Sebuah
penelitian dari Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI pada tahun
2010 pada 7 Perguruan Tinggi Umum Negeri (PTUN) yang ternama di Indonesia yaitu
UDAYANA, UNDANA, UNHAS, UI, UNDIP, UNPAD, dan UGM dari hasilnya ditunjukkan
bahwa sistem pembelajaran Pendidikan Agama (bukan hanya agama Islam) pengaruh
yang dimilikinya merupakan terkecil terhadap
toleransi beragama pada mahasiswa dibandingkan dengan komponen lain misalnya adalah
lingkungan pendidikan secara luas memiliki pengaruh langsung maupun tidak
langsung yang lebih besar terhadap toleransi beragama.[14]
Selain itu juga berdasar hasil penelitian Kasinyo Harto di Universitas
Sriwijaya Palembang dari hasilnya ditunjukkan yang mana di sana terdapat
beberapa organisasi gerakan keagamaan ekstra kampus yang pendekatannya pada
kajian keagamaan lebih cenderung bernuansa normatif-doktriner, yaitu suatu
pendekatan yang dibangun atas norma-norma keagamaan (wahyu) dengan pola top down dan deduktif tanpa keterlibatan
pertimbangan nalar, konteks historis, sosial, dan kenyataan-kenyataan yang
hidup di masyarakat.[15]
Dapat disimpulkan bahwa nampak dari hasil penelitian tersebut terjadi pola
fikir dan tindakan mahasiswa yang ekslusif (tertutup). Hal ini bisa
dikategorikan sebagai bentuk kekerasan non verbal yang sangat jauh dari
nilai-nilai Islam. Terlebih lagi, bila dilakukan secara masif, terstruktur, dan
sistematis.
Dua temuan di atas menunjukkan salah
satu komponen dari sistem pembelajaran Pendidikan Agama termasuk Pembelajaran
PAI termasuk buku ajarnya belum berjalan secara integral. Misalnya komponen
tujuan dalam sistem pembelajaran belum diarahkan atau ditekankan pada
pentingnya bertoleransi agama yang baik dan benar. Komponen tujuan yang bagus
pun tidak diselaraskan dengan komponen materi PAI yang berkualitas. Bahkan
dalam penyusunan tujuan, materi, metode, dan strategi pembelajaran pendidikan
Islam di perguruan tinggi masih tumpang tindih (tidak nyambung), terjadi
penyeragaman, dan terkesan formalis. Diharapkan dengan integralnya antar
komponen pembelajaran PAI ke depannya nanti (yang merupakan salah satuh hasil
penelitian ini) diharapkan tidak ada mahasiswa yang berpola fikir ekslusif-radikalis.
Seakan menjadi
ketetapan bagi manusia hingga akhir zaman, sampai kapanpun masalah kekerasan
akan selalu ada. Meski tak dapat menghindarinya akan tetapi sesunggunhnya
manusia bisa meminimalir. Adapun yang membedakan antara zaman satu dengan zaman
lain ialah sejauh mana tingkat kekerasan yang dilakukan oleh manusia itu apakah
besar atau kecil serta dengan pola yang berbeda pula. Baik kekerasan yang
dilakukan karena faktor ideologi maupun dilakukan karena demi memenuhi
kepentingan nafsu (gaya hidup, urusan perut, dan bawah perut). Oleh sebab itu,
masalah nirkekrasan dan human security
ini sangat penting untuk diteliti serta dikembangkan dalam perguruan tinggi.
Bagaimanapun Indonesia masih membutuhkan konsep dan praktik nilai-nilai
tersebut. Tentu salah satu hal yang harus dibenahi adalah di dalam perguruan
tinggi. Mengingat perguruan tinggi merupakan salah satu mercusuar bahkan
sumber pengembangan peradaban masyarakat.
Berangkat dari fenomena-fenomena dan keunikan permasalahan baik yang bersifat das sein (kenyataan yang terjadi di
lapangan) maupun das sollen
(seharusnya, harapan, atau idealitas) yang penulis temukan dalam studi
pendahuluan yang masih bersifat mendasar serta masih berupa gambaran umum dan
bersifat sementara sehinga perlu diadakan penelitian tindak lanjut
secara mendalam. Penelitian tindak lanjut ini sangat diperlukan untuk
diperoleh sebuah kesimpulan yang komperhensif, objektif, dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan. Di sisi lain prasangka tanpa dasar akan menjadi
simpang siur jika tidak dicari kebenarannya melalui sebuah penelitian ilmiah. Dari beberapa
permasalahan di atas maka perlu adanya langkah penguatan pendidikan agama Islam
berbasis nirkekerasan. Dari alasan-alasan tersebutlah penelitian ini dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah dihasilkannya teori dan model pendidikan agama
Islam berbasis nirkekerasan
(perspektif interdisipliner) yang
diwujudkan dalam sebuah buku ajar/perkuliahan PAI yang integratif.
1.2. Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan
untuk:
- Mengetahui implementasi tujuan, materi, metode, dan strategi pembelajaran mata kuliah pendidikan Islam berbasis nirkekerasan (bina damai)
- Menyusun paket (buku ajar/perkuliahan) model pendidikan agama Islam berbasis nirkekerasan (bina damai)
1.3. Masalah
Penelitian
Masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimana implementasi tujuan, materi, metode, dan strategi pembelajaran mata kuliah pendidikan Islam berbasis nirkekerasan (bina damai)?
- Bagaimanakah menyusun paket (buku ajar/perkuliahan) model pendidikan agama Islam berbasis nirkekerasan (bina damai)?
1.4. Kajian
Penelitian Terdahulu
Secara garis besar kata kunci yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendidikan agama
Islam berbasis nirkekerasan (bina damai) dan Perguruan Tinggi. Kata kunci tersebut digunakan sebagai acuan
peneliti dalam mencari hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu dari
berbagai sumber relevan dan dapat dipertanggung jawabkan. Artinya pengambilan
dan pencantuman hasil dari penelitian dan karya ilmiah terdahulu dalam
penelitian ini didasarkan pada kemiripan tema, kata kunci, serta ditinjau dari isi, dasar teori, atau
didasarkan hasil-hasil penelitiannya.
Berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu, penelitian sekarang ini lokasi penelitian berada sekarang berada di wilayah
jawa timur. Berikut ini adalah isi secara garis besar dari hasil penelitian dan kajian
ilmiah terdahulu yang memiliki persamaan tema, objek penelitian, atau kata
kunci. Namun titik tekan yang dimiliki sangat berbeda dengan penelitian yang
sekarang ini. Lebih Konkritnya diuraikan sebagai berikut:
1. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, dengan judul
Artikelnya Islam dan Kekerasan:
Pengalaman untuk Aceh (Tinjauan Aspek Sosio-Historis dan Sosio Antropologis),
Jurnal Ilmiah Peuradeun: International Multidisciplinary Journal, Vol. 2 No. 3,
September 2014: hlm. 67-80. Penelitian ini hanya fokus pada kasus daerah yang
pernah berkonflik yaitu di aceh. Sudah sewajarnya daerah konflik memiliki
potensi besar adanya tindakan kekerasan dan anti bina damai. Penelitian ini
hanya memotret bagaimana kondisi masyarakat Aceh terkait permasalahan kekerasan
di sana tanpa memberi solusi teoritis dan praktis.
2.
Novi
Poespita Candra, dkk. Dengan buku berjudul Sekolah Nir
Kekerasan, Inspirasi Sekolah Menyenangkan dari Empat Benua. Buku tersebut memberi pemahaman bagaimana
sistem antikekerasan yang bisa diterapkan pada pendidikan Indonesia. Buku tersebut menyebutkan bahwa di negara lain, sistem
sekolah nirkekerasan sudah berjalan dengan sangat baik. Buku ini mengupas berbagai sistem
penanggulangan kekerasan di sembilan negara, seperti Australia, Norwegia,
Inggris, dan Indonesia. Buku ini kurang fokus terhadap upaya penanaman nilai
anti kekerasan (nirkekerasan) di Indonesia. Bagaimana pun Indonesia punya nilai
luhur pancasila dan nilai luhur tradisi nenek moyang yang bisa dijadikan
landasan dalam penenaman nilia nirkekerasan (bina damai).
3.
Sulaiman, dengan hasil Laporan Penelitian Individualnya berjudul Nirkekerasan dan Bina-Damai dalam Islam
(Studi Atas Pemikiran dan Gerakan KH. Abdurrahman Wahid), yang diterbitkan
oleh LP2M IAIN Walisongo Semarang pada tahun 2014. Penelitian ini menemukan
pengalaman Pondok
Pesantren Al-Qodir terhadap upaya counter-radikalisme melalui
pendekatan bina-damai di Sleman Yogyakarta. Kerangka teoritik yang digunakan
peneliti adalah teori peace building. Perdamaian menurut teori ini bisa
tercipta karena tiga faktor; mekanisme internal, antar kelompok, dan eksternal. Temuan dari
riset ini adalah adanya peran penting kiai dalam membangun
dialog partisipatif dengan masyarakat luar pesantren yang
terimplementasi melalui aksi-aksi sosial. Hasilnya Pesantren Al-Qadir mampu
merumuskan strategi counter-radikalisme yang
khas pesantren ditengah upaya banyak pihak mencari formulasi baru dalam
menangkal gerakan radikalisme di Indonesia. Penelitian ini hanya mencakup
masyarkat santri (pelajar Islam di pondok pesantren) yang pengalaman dan
pengetahuan agamanya bisa dikatakan cukup. Serta secara ideologi dan sosiologi
kehidupan santri di pondok pesantren cenderu homogen. Berbeda dengan penilitian
dalam proposal ini yang penelitiannya dilakukan di perguruan tinggi. Di mana
latar belakang mahasiswanya cenderung heterogen.
4.
Ahmad Primadi, Jurnal berjudul Kontruksi Kekerasan Politik Mahasiswa
Makassar, Jurnal Politik Muda Unair, Vol. 2 No. 2 tahun 2013.
Penelitian ini hanya mendalami sudut pandang mengenai
faktor penyebab dan bagaimana kekerasan mahasiswa tersebut tereproduksi menjadi
suatu tradisi. Di mana hanya ditemukan tiga faktor yaitu faktor kultur kedaerahan,
politik, dan sebagai pilihan untuk menarik perhatian publik. Bisa dikatakan bahwa faktor-faktor
tersebut hanya merupakan faktor kulit luarnya. Padahal masih ada faktor lain
yang sulit untuk dipulihan dalam jangka panjang. Misalnya seperti faktor
ideologis yang tertanam dalam diri
individu, faktor psikologis, dan faktor internal lainnya.
5.
Hasse J., dengan artikel di
jurnal berjudul Anarkisme Demonstrasi Mahasiswa: Studi Kasus Pada
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jurnal Studi Pemberintahan Vol 3 No. 1, Februari 2012. DOI:http://dx.doi.org/10.18196/jgp.2012.0004. Penelitian ini hanya
mendeskripsikan fenomena anarkisme demonstrasi mahasiswa.
6.
Sefnat A. Hontong, dengan jurnal berjudul Kekerasan oleh & Kepada siapa? Menyoal Fakta Kekerasan oleh Kaum
Laki-laki Menuju Budaya Nir-Kekerasan. Jurnal UNIERA, Vol. 2 No. 2 tahun
2012. Tulisan ini mempersoalkan fakta penyebab kekerasan dalam masyarakat. Salah satunya
bahwa kekerasan sebenarnya ada hanya dilakukan oleh orang yang kuat dan punya
kedudukan tertentu. Dapat dikatan bahwa penyebab kekerasan yang dimunculkan
dalam tulisan tersebut hanya pada faktor eksternalnya. Padahal faktor internal
individu dalam melakukan tindak
kekerasan juga cukup besar pengaruhnya.
7.
Utami Budiyati, Tesis dengan judul Pendidikan Anti Kekerasan dalam Buku Ajar
Pendidikan Agama Islam (Telaah atas Buku Ajar PAI SMA Kelas X, XI, XII Terbitan
Erlangga Tahun 2007). Penelitian ini bersifat studi kepustakaan. Di mana
ada enam nilai yan g dijadikan landasan
dalam menganilisis data. Di antara nilai tersebut adalah ketaatan, perdamaian,
kerukukan, keamanan, toleransi dan kerja sama. Penelitian ini hanya menunjukkan
persentase (berapa persen) kandungan nilai nirkekerasan yang ada pada buku ajar
siswa. Kemudian memaparkan faktor penghambat dan pendukung implemantis nilai
nirkekerasan dari buku ajar tersebut. Padahal pendidikan agama islam berbasis
nirkekerasan komponennya tidak hanya berupa materi (bahan ajar). Melainkan juga
tujuan, metode, dan evaluasi.
8. Unik Hanifah Salsabila, dengan judul Implementasi
Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan di SDIT LHI Yogyakarta tahun
2017. Penelitan ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan
kualitatif dengan aspek kajian psikologi dan sosiologi. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa 1) Ide pendidikan nirkekerasan terbentuk melalui konsep peace building dalam Islam. 2) Proses
perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi dalam implementasi PAI
berbudaya nirkekerasan di SDIT LHI Yogyakarta direfleksikan melalui dua
strategi yang saling terintregrasi meliputi a) strategi rekayasa mental dan b)
strategi rekayasa sosial. 3) Capaian implementasi PAI berbudaya nirkekerasan di
SDIT LHI Yogyakarta dapat dilihat melalui dua aspek yaitu a) aspek capaian
program dan b) aspek capaian sikap
siswa. Sumber: http://digilib.uin-suka.ac.id/28232/1/1520411044_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
9. Ramadiva
Muhammad Akhyar, Strategi Gerakan nirkekerasan (studi atas Lembaga
Dakwah Pengurus Besar Nahadlatul Ulama). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan aspek kajian sosiologi dan
komunikasi. Sumber: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38664/1/Ramadiva%20Muhammad%20Akhyar_Strategi%20Gerakan%20Nirkekerasan%20Studi%20atas%20Lembaga%20Dakwah%20Pengurus%20Besar%20Nahdlatul%20Ulama.pdf
Dari penejelasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa mayoritas penelitian di atas sudut pandang penelitiannya masih dalam
tataran menggali, memotret, menemukan, memaparkan data, dan menganalisisnya
saja. Belum kepada tahap pengembangan produk. Berbeda dengan penelitian
sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan model bahan
ajar/perkuliahan PAI berbasis nirkekerasan yang terintegrasi. Asumsinya, buku
ajar PAI selama ini masih masih tumpang tindih (tidak nyambung), terjadi penyeragaman
antar prodi, dan terkesan formalis. Selama ini buku ajar dibuat oleh beberapa
tim dosen lintas prodi. Di mana tampilan buku ajar nampak seperti kumpulan
artikel pada jurnal karya ilmiah.
1.5. Kontribusi
Penelitian
Dalam jangka panjang hasil penelitian ini mampu
memberikan kotribusi bagi pembangunan dan pengembangan bangsa. Dengan hadirnya
penelitian ini diharapkan program jangka pangjang Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak hanya fokus dalam pembangunan dan pengembangan aspek fisiknya
akan tetapi juga aspek non fisiknya. Terutama aspek saling bina damai antar
anak bangsa. Selain itu hasil penelitian ini secara rinci bisa menjadi dasar
atau model yang berupa buku dalam menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dan tradisi
luhur bangsa. Salah satu di antaranya seperti nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai keberadaban, kebersamaan, kasih sayang, kesantunan,
kedamaian, gotong-royong, dan nilai-nilai universal lainnya. Dengan
terlaksananya konsep tersebut ke depannya dalam penanganan kasus kekerasan seperti
terorisme, pembantaian, perkelahian, konflik fisik, dan semacamnya pendekatan
fisik tidak lagi menjadi prioritas. Melainkan menggunakan pendekatan pemikiran
dan bina damai yang salah satunya melalui jalur dunia pendidikan di perguruan
tinggi.
Secara rinci penelitian ini akan menghasilkan
sebuah karya tulis yang berkualitas dan diakui secara nasional. Di antaranya
akan menghasilkan artikel ilmiah yang dimuat pada jurnal terakreditasi. Hasil
penelitian ini akan dikonversi menjadi buku referensi maupun bahan ajar
sehingga bisa dimanfaatkan dan menjadi model bagi masyarakat luas. Selanjutnya
semua karya tersebut yang merupakan konversi hasil penelitian akan diajukan ke
Kemenkumham untuk memperoleh sertifikat HKI (Hak Kekayaan Intelektual).
1.6. Metode Penelitian
Penelitian
ini dirancang untuk dilaksanakan dalam dua tahap selama satu tahun. Lebih
jelasnya digambarkan dalam skema berikut ini:
1.6.1. Penelitian Tahap Pertama
Masalah penelitian yang akan dipecahkan pada tahap
pertama adalah bagaimanakah (1) konsep teoretik tentang pendidikan agama Islam
berbasis nirkekerasan (bina damai) di perguruan tinggi, (2) Mendalami model pendidikan agama islam berbasis
nirkekerasan yang sudah terlaksana di perguruan tinggi, (3) prototype (bahan awal) model bahan ajar/perkuliahan Pendidikan Agama Islam
berbasis Nirkekerasan (Bina Damai). Berdasarkan masalah tersebut maka prosedur penelitian
yang akan ditempuh adalah sebagai berikut.
1. 6.1.1 Rancangan Penelitian
Penelitian
tahap I
menggunakan rancangan penelitian pengembangan Barg & Gall. Target utama
penelitian tahap ini adalah tersusunnya prototype
model buku ajar Pendidikan Agama
Islam berbasis Nirkekerasan (Bina Damai). Untuk itu perlu dilakukan survey
terhadap (1) konsep teoretik tentang Pendidikan Agama Islam berbasis
Nirkekerasan (Bina Damai)., (2) model buku ajar Pendidikan Agama Islam yang selama ini digunakan dosen dalam mendidik mahasiswa. Survey ini
digunakan sebagai bahan untuk penyusunan
teori dan prototype (bahan awal) model yang akan
dikembangkan.
1. 6.1.2 Populasi dan sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah dosen-dosen pendidikan
agama Islam di Jawa Timur.
Mengingat jumlahnya yang begitu besar, maka diadakan penyampelan dengan teknik multistages
proportional area cluster purposive sampling. PT yang berada di wilayah Jawa Timur, yaitu bagian
utara (1 PT di Surabaya), selatan (1 PT di Tulungagung), barat (1 PT di Madiun) dan timur (1PT di Jember). Jumlah sample untuk masing-masing wilayah 6 dosen (purposive)
Jumlah keseluruhan subyek sasaran penelitian adalah 24 dosen dan 40 mahasiswa.
1. 6.1.3 Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara dan catatan lapangan
dan angket.
1. 6.1.4 Analisis Data
Ada dua teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian
ini: analisis analisis kualitatif. Analisis kualitatif yang digunakan adalah analisis
domain dan analisis taksonomis.
1. 6.2 Penelitian Tahap Kedua
Masalah
yang akan dipecahkan
dalam penelitian tahap II ini adalah bagaimanakah menerapkan, mengembangkan, dan menyempurnakan
paket model buku ajar Pendidikan Agama Islam berbasis Nirkekerasan (Bina Damai).
Paket ini terdiri atas (1) Paket I: Pengertian, manfaat,
dan ruang lingkup bahan ajar Pendidikan Agama Islam berbasis Nirkekerasan (Bina
Damai). (2) Paket II : Petunjuk praktis penggunaan
Model buku ajar Pendidikan Agama Islam berbasis Nirkekerasan (Bina Damai).
Untuk itu, prosedur penelitianya adalah sebagai berikut.
1. 6.2.1 Rancangan
Penelitian
Rancangan
penelitian yang digunakan dalam tahap II adalah rancangan penelitian pengembangan dan ekspreimental.
Hasil yang diharapkan adalah tersusunnya paket model buku ajar Pendidikan Agama
Islam berbasis Nirkekerasan (Bina Damai).
1. 6.2.2 Subjek Penelitian
Penilaian
prortype paket model Pendidikan Agama Islam berbasis Nirkekerasan (Bina Damai)
ini dilakukan oleh subyek ahli dan subyek sasaran. Subyek ahli dalam penelitian
ini terdiri atas ahli dalam bidang psikologi pendidikan, sosiologi
pendidikan, dan ahli pendidikan Islam. Subyek
sasaran penelitian ini adalah dosen-dosen pendidikan agama Islam dan mahasiswa
yang tersebar pada PT di Jawa Timur, yaitu: Jumlah keseluruhan subyek sasaran
penelitian adalah 24 dosen pendidikan agama Islam dan 40 mahasiswa.
1. 6.2.3 Langkah dan
Teknik Penelitian
Langkah-langkah
penelitian tahun II adalah sebagai berikut. Pertama: dilakukan uji ahli terhadap
prototipe model. Teknik yang digunakan adalah FGD, angket, dan
wawancara. Uji ahli untuk memperoleh masukan dari ahli psikologi pendidkan, ahli sosiologi
pendidikan, dan ahli pendidikan agama atas prototipe paket model
yang telah disusun. Kedua, revisi produk. Ketiga, uji lapangan, untuk
memperoleh masukan dari subyek sasaran penelitian tentang keberterimaan paket. Teknik
yang digunakan eksperimental, angket dan wawancara. Keempat, berdasarkan uji
lapangan, diadakan revisi dan penulisan kembali paket model bahan ajar.
1. 6.2.4.
Instrumen Pengumpul Data
Data penilaian
uji ahli dan uji lapangan dilakukan dengan menggunakan angket dan wawancara
tentang keberterimaan paket pendidikan. Angket ini berisi masukan tingkat
kegunaan, keterlaksanaan, dan ketepatan.
1. 6.2.5.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis
data yang digunakan :analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis
kuantitatif yang digunakan adalah analisis deskriptif seperti persentase,
rerata dan mode. Analisis Kualitatif seperti
analisis isi, domain, dan analisis taksonomis. Data yang diperoleh dari
kegiatan eksperimen dianalisis dengan teknik uji beda test. Dalam menentukan keabsahan
data digunakan metode triangulasi.
1.7. Jadwal Pelaksanaan
Tabel Jadwal (time
table)
No
|
Kegiatan
|
Bulan
dan Pekan
|
|||||||
IV
1 2 3 4
|
V
1 2 3 4
|
VI
1 2 3 4
|
VII
1 2 3 4
|
VIII
1 2 3 4
|
IX
1 2 3 4
|
X
1 2 3 4
|
XI
1 2 3 4
|
||
1
|
Pembuatan & Revisi Proposal
|
XX
|
|||||||
2
|
Pengurusan Ijin Penelitian (Studi
pendahuluan)
|
XX
|
XX
|
||||||
3
|
Pelaksanaan Kerjasama dengan pihak lain
|
XX
|
XX
|
||||||
4
|
Pengumpulan data di lapangan
|
XX
|
XXXX
|
XXXX
|
XXXX
|
XXXX
|
XXXX
|
||
5
|
Analisis data
|
XXXX
|
XXXX
|
||||||
6
|
Penyusunan draft laporan
|
XXXX
|
XXXX
|
XXXX
|
|||||
7
|
Diskusi draft laporan di FGD dosen PAI
|
XX
|
|||||||
8
|
Laporan Akhir
|
XXXX
|
1.8. Rencana Anggaran Biaya
Total Anggara Biaya penelitian ini adalah 9,7 juta rupiah yang diperinci sebagai
berikut:
No.
|
Program
Kegiatan/output/suboutput/komponen/sub komponen
(seluruh
kebutuhan dari awal/proposal hingga akhir/laporan penelitian)
|
Perhitungan
Anggaran
|
||
Volume
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah
Biaya
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
|
Pengeluaran Habis Pakai
|
|||
a. Buku Induk untuk referensi
|
5 Eks
|
65.000
|
325.000
|
|
b. Biaya Print
|
300 lbr
|
250
|
75.000
|
|
c. Biaya fotokopi
|
6 rim
|
130
|
390.000
|
|
d. Biaya penjilidan (jilid langsung/ bukan solasi)
|
30 buah
|
6.000
|
180.000
|
|
e. Biaya penjilidan (solasi/bukan jilid langsung)
|
75 buah
|
2.500
|
187.500
|
|
f. Konsumsi (snack, makan dan minum) peserta diskusi/persentasi proposal
(FGD)
|
18 org
|
30.000
|
540.000
|
|
g. Cetak spanduk/banner untuk diskusi (FGD)
|
2 buah
|
125.000
|
250.000
|
|
h. Konsumsi wawancara (untuk dosen dan mahasiswa)
catatan: 3 lokasi/kampus
|
60 org
|
25.000
|
1.500.000
|
|
i. Konsumsi observasi 1(untuk dosen dan mahasiswa)
catatan: 3 lokasi/kampus
|
60 org
|
25.000
|
1.500.000
|
|
j. Konsumsi observasi 2 (untuk dosen dan
mahasiswa) catatan: 3 lokasi/kampus
|
60 org
|
25.000
|
1.500.000
|
|
k. Konsumsi Peneliti (makan pagi dan siang, minum,
dan snack) catatan: 2x 3 lokasi/kampus
|
17 hari
|
20.000
|
340.000
|
|
l. Pulsa (telepon/reguler dan kuota internet)
|
1 paket
|
85.000
|
85.000
|
|
m. Penggandaan kurikulum mata kuliah PAI (buku
ajar, modul, RPS, dll)
|
3 kampus
|
75.000
|
225.000
|
|
n. Peralatan ATK (amplop besar dan kecil,
penjepit, pena, materai, map plastik dan kertas, kertas 1 ½ rim,dll)
|
1 paket
|
170.000
|
170.000
|
|
Sub Total
|
7.267.500
|
|||
2.
|
Biaya Jasa/Ahli/Konsultan
|
|||
a. Biaya jasa pengolahan data kualitatif
menggunakan apalikasi komputer Nvivo
|
1paket
|
650.000
|
650.000
|
|
b. Biaya penyempurnaan proposal (diskusi dengan
pakar/nara sumber dan diskusi atau FGD)
|
1 paket
|
800.000
|
800.000
|
|
c. Biaya Presentasi (ekspos) hasil penelitian (biaya narasumber utama, narasumber
pembanding, penggandaan, konsumsi, dan banner)
|
1 paket
|
1000.000
|
1.000.000
|
|
d. Uang harian Peneliti atau jasa pengumpulan data
oleh peneliti (sebagai instrumen utama penelitian)
|
17 hari
|
22.500
|
382.500
|
|
e. Biaya konsultasi ahli sosiologi bidang
nirkekerasan
|
1 paket
|
3.000.000
|
3.000.000
|
|
f. Biaya konsultasi ahli Pengembangan Pendidikan
Agama Islam
|
1 paket
|
3.000.000
|
3.000.000
|
|
g. Biaya uji coba produk
|
1 paket
|
2.000.000
|
2.000.000
|
|
Sub Total
|
10.832.500
|
|||
3.
|
Biaya Perjalanan (Transportasi) Peneliti
|
|||
a. Biaya perjalanan dari dan ke tempat penelitian
(dari studi pendahuluan/penelitian pendahuluan hingga pelaporan hasil
penelitian)
|
17 hari
|
50.000
|
850.000
|
|
Sub Total
|
850.000
|
|||
4.
|
Biaya Keluaran (Pascapenelitian)
|
|||
a. Publikasi jurnal Nasional terakreditasi
(bimbingan, perbaikan jurnal, dan penerjemahan abstrak)
|
1 paket
|
750.000
|
750.000
|
|
b. Penerbitan Buku ber-ISBN internasional
(penerbit nasional bereputasi)
|
1 paket
|
2.500.000
|
2.500.000
|
|
c. Penerbitan sertifikat HKI secara online (dalam jaringan) untuk karya
berupa Jurnal
|
1 paket
|
400.000
|
400.000
|
|
d. Penerbitan sertifikat HKI secara online (dalam jaringan) untuk karya
berupa Buku
|
1 paket
|
400.000
|
400.000
|
|
Sub Total
|
4.050.000
|
|||
JUMLAH ANGGARAN YANG DIPERLUKAN
1+2+3+4
|
23.000.000
|
1.9. Biodata Peneliti
1.1
|
Nama Lengkap (dengan gelar)
|
A. Rifqi Amin, M.Pd.I
|
||
1.2
|
NIDN
|
2102118702
|
||
1.3
|
NIY
|
841549
|
||
1.4
|
Jabatan Fungsional
|
Asisten Ahli
|
||
1.5
|
Jenis Kelamin
|
Laki-laki
|
||
1.6
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Kediri, 02 November
1987
|
||
1.7
|
Alamat Rumah
|
Dsn. Duwet, Desa Duwet
RT 30 RW 07, Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
|
||
1.8
|
Nomor HP
|
08563350350
|
||
1.9
|
Alamat Surat
Elektronik
|
|||
1.10
|
SINTA ID
|
6033313 (33,496 Rank in National from 134,620 Total Authors) |
||
1.11
|
Google Scholar ID
|
ErwXGWcAAAAJ (Citations 18 ) (h-index
3)
|
||
1.12 |
Portal Garuda ID
|
574281
|
||
1.13 |
Laman Pribadi
|
https://www.banjirembun.com/
|
||
1.14 |
Academia Edu
|
https://independent.academia.edu/BanjirEmbun
|
1.10. Daftar Pustaka
Abu-Nimer, Mohammed. “Nirkekerasan dan
Bina-Damai dalam Islam: Teori dan Praktek,” dalam Nonviolence and Peace Building in Islam: Theory and Practice, terj.
M. Irsyad Rhafsadi dan Khairil Azhar. EDISI DIGITAL, http://www.abad-demokrasi.com/sites/default/files/ebook/Nirkekerasan%20Abu-Nimer.pdf,
didownload tanggal 16 Desember 2014, hlm. 20.
Amin, A. Rifqi. Pengembangan
Pendidikan Agama Islam: Reinterpretasi Berbasis Interdisipliner.
Yogyakarta: LKiS, 2015.
Amin, A. Rifqi. Sistem
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta:
Deepublish, 2014.
Anselm Strauss & Juliet
Corbin, “Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori
Grounded,” dalam Basics of Qualitative
Research: Grounded Theory Procedures and Techniques, ed. M. Djunaidi Ghony
(Surabaya: Bina Ilmu, 1997), 13.
Aqimuddin, Eka An. “PBB dan Tantangan
Human Sucurity,” dalam http://www.negarahukum.com/hukum/pbb-dan-tantangan-human-security.html,
29 Oktober 2012, diakses tanggal 31 Desember 2014.
Arifin, Syamsul. “Implementasi Studi
Agama Berbasis Multikultural dalam Pendidikan,” dalam http://rires2.umm.ac.id/publikasi/lama/IMPLEMENTASI%20STUDI%20AGAMA2.pdf,
didownload tanggal 16 Desember 2014.
---------. “Klaim Kemutlakan, Konflik
Sosial, dan Reorientasi Keberagamaan,” dalam Agama Kekerasan: Membongkar Ekslusivisme, ed. Armada Riyanto.
Malang: Dioma, 2000.
---------. “Konflik, Kekerasan, dan
Multikulturalisme: Mengurai Sengkarut Agama di Ranah Sosial,” dalam Ulumul Qur’an (Vol.
X/No.1/Th.ke-25/2014).
---------. Studi Agama: Perspektif Sosiologis &Isu-isu Kontemporer. Malang: UMM, 2009.
Bandura, Albert. “Mekanisme
Merenggangnya Moral,” dalam “Origins of Terrorism: Tinjauan Psikologi,
Ideologi, Teologi, dan Sikap Mental, Judul asli: Origins of Terrorism: Psychologies, Ideologies, Theologies, States of
Mind, ed.Walter Reich, terj. Sugeng Haryanto. Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2003.
Borg & Gall. Educational Research: An Introduction fourth edition. New York:
Logman. 1983.
Crenshaw, Martha. “Pertanyaan yang Harus
Dijawab, Riset yang Harus Dikerjakan, Pengetahuan yang Harus Diterapkan,” dalam
“Origins of Terrorism: Tinjauan Psikologi, Ideologi, Teologi, dan Sikap
Mental,” Judul asli: Origins of
Terrorism: Psychologies, Ideologies, Theologies, States of Mind, ed.Walter
Reich, terj. Sugeng Haryanto. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Creswell, John W.. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Los Angeles: Sage, 2009.
Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21: Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful
Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta, 2005.
Goleman, Daniel. “Kecerdasan Emosional,”
dalam Emotional Intelligence ed. T.
Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Hakim, Luqman. Terorisme di Indonesia. Surakarta: Forum Studi Islam Surakarta,
2004.
Hammad, Suhailah Zain al-Abidin.
“Bagaimana Mengatasi Terorisme,” dalam Irhaab,
Asbaabuhu, Ahdaafuhu, Manaabi’uhu, wa ‘Illa juhu, terj. Nasruddin Atha’.
Jakarta: Zikrul Hakim, 2005.
Hasan, Said Hamid. dkk. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kemendiknas, 2010.
Juergensmeyer, Mark. “Terorisme Para
Pembela Agama,” dalam Terror in the Mind
of God: The Global Rise of Religious Violence, terj. Amien Rozany Pane.
Yogyakarta: Tarawang, 2003.
---------. “Teror Atas Nama Tuhan:
Kebangkitan Global Kekerasan Agama,” dalam Terror
in The Mind of God: The Global Rise of Religious Violence, terj. M. Sadat
Ismail. Jakarta: Nizam, 2002.
“Kontra Terorisme: Perlu Perubahan
Paradigma Menuju Human Security,”
dalam http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,19992-lang,id-c,warta-t,Perlu+Perubahan+Paradigma+Menuju+Human+Security-.phpx,
11 November 2009, diakses tanggal 31 Desember 2014.
Kosim, Muhammad. “Sistem Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Berwawasan Multikultural,” dalam Pendidikan Agama Islam dalam Prespektif Multikulturalisme, ed.
Zainal Abidin dan Neneng Habibah. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan
Agama Jakarta, 2009.
Kristiadi, J. “National Security, Human
Security, HAM dan Demokrasi,” dalam http://ina.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/Human%20Security%20dan%20Hak%20Asasi%20Manusia%20-%20J.%20Kristiadi.pdf,
diakses 31 Desember 2014.
Lisa R. Lattuca, Creating
Interdisciplinarity: Interdisciplinary Research and Teaching among College and
University Faculty (USA: Vanderbilt University, 2001), 78.
Marie-Christine Pardon, “The need for and challenges of interdisciplinary research in biomedical neuroscience: Alzheimer’s
disease as a critical example,” dalam Exploring Avenues to Interdisciplinary Research: From Cross- to Multi-
to Interdisciplinarity, ed. M. Karanika-Murray dan R. Wiesemes (United
Kingdom: Nottingham University, 2009), 149.
Martin, Gus. The New Era of Terrorism: Secected
Readings. California: Sage, 2004.
Merari, Ariel. “Kesediaan untuk Membunuh
dan Terbunuh: Terorisme Bunuh Diri di Timur Tengah,” dalam “Origins of
Terrorism: Tinjauan Psikologi, Ideologi, Teologi, dan Sikap Mental,” Judul
asli: Origins of Terrorism: Psychologies,
Ideologies, Theologies, States of Mind, ed.Walter Reich, terj. Sugeng
Haryanto. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Michael Quinn Patton, “Metode
Evaluasi Kualitatif,” dalam How to Use
Qualitative Methods in Evaluation, ed. Budi Puspo Priyadi (Yogyakarta:
Pustak Pelajar, 2006), 23.
Miles, Matthew B., dkk. Qualitative data Analysis: a methods
sourcebook Third Edition. Los Angeles: Sage, 2014.
Muchsin Bashori. dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer. Bandung: Refika Aditama, 2009.
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen
Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali,
2009), hlm. 17.
Mujtahid, Reformasi Pendidikan Islam (Malang: UIN
Maliki, 2011), hlm. 103-104.
Naim, Ngainun. Teologi Kerukunan Mencari Titik Temu dalam Keragaman.Yogyakarta:
Teras, 2011.
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, “Handbook of
Qualitative Research,” dalam Handbook of Qualitative Research, terj. Dariyanto,
dkk (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 123.
Nusa Putra & Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 22.
Nyoman, Paskalis Edwin. “Agama dan
Kekerasan,” dalam Agama Kekerasan:
Membongkar Ekslusivisme, ed. Armada Riyanto. Malang: Dioma, 2000.
“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan,” dalam http://riau.kemenag.go.id/file/dokumen/pp55tahun2007.pdf,
didownload 22 Desember 2014.
Patricia L. Rosenfield dan
Frank Kessel, “Fostering Interdisciplinary Research: The Way Forward,” dalam Interdisciplinary Research: Case Studies
from Health and Social Science, ed. Frank Kessel, dkk (New York: Oxford University, 2008), 432.
Post, Jerrold M. “Psiko-logika Teroris:
Perilaku Teroris Sebagai Hasil Tekanan Psikologis,” dalam “Origins of
Terrorism: Tinjauan Psikologi, Ideologi, Teologi, dan Sikap Mental,” Judul
asli: Origins of Terrorism: Psychologies,
Ideologies, Theologies, States of Mind, ed.Walter Reich, terj. Sugeng
Haryanto. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Purnomo, Agus. Ideologi Kekerasan: Argumentasi Teologis-Sosial Radikalisme Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Qodir, Zuly. “’Involusi Pemekaran,”
Etnisitas dan Agama,” dalam http://csps.ugm.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/12/2012-social-cohesion-in-north-maluku-1.pdf,
didownload tanggal 26 Desmber 2014.
--------. “Deradikalisasi Islam dalam Perspektif Pendidikan Agama,”
Jurnal Pendidikan Islam, Vol 1, Nomor
2, Desember 2012: hlm -85-107, dalam http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/5_jurnal_pi_2-1_zuly_qodir.pdf, diakses tanggal 21 Desember 2014.
Rapoport, David C. “Teror Suci: Contoh
Terkini dari Islam,” dalam “Origins of Terrorism: Tinjauan Psikologi, Ideologi,
Teologi, dan Sikap Mental,” Judul asli: Origins
of Terrorism: Psychologies, Ideologies, Theologies, States of Mind, ed.
Walter Reich, terj. Sugeng Haryanto. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Reich, Walter. “Memahami Perilkau
Teroris: Keterbatasan dan Kesempatannya Bagi Penelitian Psikologi,” dalam
“Origins of Terrorism: Tinjauan Psikologi, Ideologi, Teologi, dan Sikap
Mental,” Judul asli: Origins of
Terrorism: Psychologies, Ideologies, Theologies, States of Mind, ed. Walter
Reich, terj. Sugeng Haryanto. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Riyanto, Armada. “Membongkar
Ekslusivisme Hidup Beragama,” dalam dalam Agama
Kekerasan: Membongkar Ekslusivisme, ed. Armada Riyanto (Malang: Dioma,
2000)
Robert Bogdan & Steven J.
Taylor. ”Kualitatif (Dasar-Dasar Penelitian)”, dalam Kualitatif, ed. A. Khozin
Afandi. (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), Vol. 1, 45; Idem, ”Pengantar Metode
Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Imu-ilmu
Sosial”, dalam Introduction to qualitative research
methods: A Phenomenological Approach to the Social Sciences, ed Arief
Furchan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 18-19.
Salam, Moch. Faisal. Motivasi Tindakan Terorisme. Bandung:
Mandar Maju, 2005.
Sanjeev Khagram, dkk., “Thinking about knowing: conceptual foundations for
interdisciplinary environmental research,” Environmental Consevation 37 (4):
388-397, dalam http://journals.cambridge.org/action/displayFulltext?type=1&pdftype=1&fid=7944215&jid=ENC&volumeId=37&issueId=04&aid=7944213, diakses pada 04 Desember 2015.
Schillebeeckx, Edwar. “Dokumentasi:
Agama dan Kekerasan,” dalam Agama Sebagai
Sumber Kekerasan? Judul Asli: Religion
as a Source of Violence, ed. Wim Beuken. dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003.
Somad, Abdul. Pendidikan
Nilai Sebagai Basic Pembinaan Nilai Generasi Muda. Artikel. Buletin Gerakan
Indonesia Bersatu, 2006.
Taufiq, Muhammad. Terorisme dalam Demokrasi. Solo: Law Firm, 2005.
Tobroni, Pendidikan Islam: Paradigma Teologis Filosofis, dan Spiritualitas.
Malang: UMM, 2008.
Tuman, Joseph S. Communicating Terror: The Rhetorical Dimensions of Terrorism.
California: Sage, 2003.
Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003
Beserta Penjelasannya.
Jakarta: Cemerlang, 2003.
“Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945,” dalam http://www.dpr.go.id/id/uu-dan-ruu/uud45,
didownload 04 Oktober 2014.
“Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun
2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-undang,”
dalam http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2003_15.pdf dan http://www.setneg.go.id/components/com_perundangan/docviewer.php?id=1548&filename=PP_Pengganti_UU_No_1_th_2002.pdf, diakses 08 Maret 2015.
Wahid, Abdul. dkk. Kejahatan Terorisme: Prepektif Agama, HAM, dan Hukum. Bandung:
Refika Aditama, 2004.
Wahid, Abdurrahman. dkk., “Islam Tanpa
Kekerasan” dalam Islam and Nonviolence,
terj. M. Taufiq Rahman. Yogyakarta: Lkis, 2010.
Waluyo, Sapto. Kontra-Terorisme: Dilema Indonesia Era Transisi. Jakarta: Media
Center, 2009.
Wandelt, Ingo. “Perkembangan Reformasi
Sektor Keamanan: Kebutuhan Bahasa dan Komunikasi,” dalam csps.ugm.ac.id/Download-document/Perkembangan-Reformasi-Sektor-Keamanan-Kebutuhan-Bahasa-dan-Komunikasi.html,
diakses tanggal 26 Desember 2014, hlm. 3-4.
Warsono. Membangun Moral Generasi Muda Melalui
Gerakan Pramuka. Disampaikan dalam Musda Pramuka Provensi Jatim. Surabaya, 2006.
Wibowo, Ari. Hukum Pidana Terorisme: Kebijakan Formulatif Hukum Pidana dalam
Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012.
Wiyani, Novan Ardy. “Pendidikan Agama
Islam Berbasis Anti Terorisme di SMA,” dalam http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/4_jurnal_pi_2-1_novan_ardi_wiyani.pdf,
Jurnal Pendidikan Islam Vol. I. No. 2 Desember 2012, hlm 75, didownload 20
Desember 2014.
Yin, Robert K.. Case Study Research: Design and Methods Fifth Edition. Thousand Oaks, CA: Sage, 2014.
Dan referensi lainnya yang releven,
outentik, dan kredibel.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
Dalam
penelitian ini, dukungan sarana dan prasarana penelitian dari jurnal, buku, majalah, TV, LCD, komputer, video
pembelajaran, audio, dan akses internet (jaringan kabel dan
nirkabel/wifi).
Lampiran 2
RANCANGAN
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Pembelajaran PAI
berbasis nirkekerasan
|
a. Sejauh mana pemahaman anda tentang pentingnya paradigma nirkekerasan (sikap
bina damai) dalam dunia pendidikan?
b. Bagiaman cara mengetehui mahasiswa telah melakukan tindak kekerasan
verbal (tertulis dan lisan) maupun non verbal (gerak fisik dan gerak
isyarat)?
c. Bagaimana cara mengintegrasikan atau memasukkan nilai-nilia
nirkekerasan ke dalam materi perkuliahan PAI?
|
Pembentukan sikap
nirkekerasan (bina damai) mahasiswa
|
1. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam membentuk sikap nirkekerasan (bina damai) mahasiswa?
2. Apakah program yang telah diterapkan itu cukup
memberi pengaruh terhadap sikap bina damai (nirkekerasan) mahasiswa?
|
Sikap
bina damai (nirkekerasan) mahasiswa
|
3. Sikap nirkekerasan (bina damai)l apa
saja yang telah Nampak pada maha siswa dalam kegiatan
sehari-hari?
4. Apa
yang dapat dijadikan ukuran bahwa mahasiswa telah memiliki sikap tersebut?
5. Apakah hanya
dosen PAI yang diberi tanggungjawab dalam pembentukan
sikap bina damai (nirkekerasan)
6.
Bagaimana cara dosen mengarahkan sikap bina damai (nirkekerasan) kepada
mahasiswa melalui pembelajaran?
7. Apakah
latar belakang tertentu yang melekat pada mahasiswa menjadi penghambat dalam
pembentukan sikap bina damai (nirkekerasan)
8. Hambatan apa yang ditemui dalam menumbuhkan
sikap nirkekerasan (bina damai) kepada mahasiswa?
9.. Adakah faktor-faktor yang mendukung
atau menghambat dalam pembentukan sikap nirkekerasan
(bina damai)l pada mahasiswa?
|
INSTRUMEN PENELITIAN
MODEL PENGEMBANGAN BUKU AJAR PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS NIRKEKRASAN
(BINA DAMAI) DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Lampiran 3
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Agama
Islam
Di
Tempat
Pendidikan agama Islam berbasis nirkekerasan
(bina damai) untuk mahasiswa penting dikembangkan oleh setiap
pendidik PAI. Melalui perkuliahan PAI, optimalisasi pembelajaran yang berbasis nirkekerasan
(bina damai) akan berdampak pada berkembangnya psikologis
mahasiswa yang cenderung matang. Mahsiswa menjadi
pribadi yang bisa meredam bahkan menghilangkan
potensi tindak kekerasan verbal maupun non verbal yang ada (bahkan
menjadi bawaan) pada dirinya, tidak akan
mudah diprovokasi, dan dibelokkan nalar ideologinya.Diharapkan mereka
akan selalu menggunakan cara-cara damai dalam bermasyarakat.
Berkenaan dengan ini, kami mohon bantuan dan kerjasama
Bapak/Ibu pengampu mata kuliah pendidikan agama Islam, untuk dapat melengkapi
kuesioner terlampir.
Demikian surat permohonan ini
disampaikan, atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami haturkan terima kasih.
Mohon
diisi dengan identitas yang lengkap dan sesuai
Identitas
Pengisi
Nama
|
:
|
Jabatan
|
:
|
Alamat
|
:
|
,………….,…….
(
)
- Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam di lembaga Bapak/Ibu (dukungan, kebijakan lembaga)?
- Kendala-kendala apa sajakah yang Bapak/Ibu hadapi dalam mengoptimalkan penyelenggaran pembelajaran PAI di lembaga Bapak/Ibu?
- Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang dampak pembelajaran PAI pada sikap bina damai (nirkekerasan) mahasiswa?
- Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu tentang urgensi penyelenggaraan pembelajaran pendidikan agama Islam yang berorientasi pada pemecahan masalah kekerasan?
- Permasalahan-permasalahan social apa sajakah (keumatan, kemasyarakatan/kebangsaan) yang menurut Bapak/Ibu penting di kaji dan dipecahkan melalui penyelenggaraan pembelajaran PAI ?
- Bagaimanakah pandangan bapak/Ibu tentang urgensi pengembangan sikap nirkekerasan (bina damai) mahasiswa melalui perkuliahan PAI?
- Materi-materi PAI (sesuai kurikulum DIKTI) mana sajakah yang menurut Bapak/Ibu menekankan pada pengembangan sikap bina damai (nirkekerasan) mahasiswa?
- Metode-metode pembelajaran PAI apa sajakah yang seringkali Bapak/Ibu terapkan untuk mengembangkan sikap bina damai (nirkekerasan) mahasiswa?
- Berkaitan dengan pengembangan pendidikan nirkekerasan (bina damai) pada mahasiswa, media-media pembelajaran PAI apa sajakah yang seringkali Bapak/Ibu manfaatkan selama perkuliahan PAI?
- Model pendidikan berbasis bina damai (nirekekerasan) apa sajakah yang selama ini Bapak Ibu terapkan melalui perkuliahan pendidikan agama Islam?
Kami
menghaturkan Terimakasih
[1]Yahya Ganda, Petunjuk
Praktis: Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo,
2004), 2.
[2]Rahmat
Hidayat, “Demonstrasi:
‘Bukan
Anarkisme’,” dalam http://www.negarahukum.com/hukum/demonstrasi-%E2%80%9C-bukan-anarkisme%E2%80%9D.html, 30 Maret 2012, diakses tanggal 20 September 2015.
[3]“Parah, Mahasiswa Baru Universitas Lampung Dipelonco Kekerasan,” dalam http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/09/11/nbqfrz-parah-mahasiswa-baru-universitas-lampung-dipelonco-kekerasan, 11 September 2014, diakses tanggal 20 September 2015.
[4]Yohanes Kurnia Irawan, “Mahasiswa Baru Diduga Alami Kekerasan di Kampus, Puluhan Orangtua Datang
Melapor Kontributor Pontianak,”
tanggal 06/09/2017,
20:23 WIB.
[5]Moch Harun Syah, “BNPT: Mahasiswa dan Pelajar Target Utama
Propaganda ISIS,”
dalam http://m.liputan6.com/news/read/2253491/bnpt-mahasiswa-dan-pelajar-target-utama-propaganda-isis, 17 Juni 2015, diakses tanggal 20 September 2015 dan
“BNPT: Potensi Terorisme di 2013 Masih Berbahaya,” dalam http://news.okezone.com/read/2013/07/15/337/837421/bnpt-potensi-terorisme-di-2013-masih-berbahaya, 16 Juli 2013, diakses tanggal 20 September 2015.
[6]BHP UMY, “kampus harus sadar Isu kekerasan pada
Mahasiswa,: dalam
http://www.umy.ac.id/kampus-harus-sadar-isu-kekerasan-pada-mahasiswanya.html tanggal 24 Desember 2015.
Serta Iro Fk, “Kekerasan Remaja Indonesia Mencapai 50 Persen,” dalam
http://fk.ugm.ac.id/kekerasan-remaja-indonesia-mencapai-50-persen/ tanggal 14 Maret 2018.
[7]Nurhadi Sucahyo, “Menghapus Budaya Kekerasan di Perguruan
Tinggi,” dalam https://www.voaindonesia.com/a/menghapus-budaya-kekerasan-di-perti-/3698712.html
tanggal 30 Januari 2017
[8]Zumrotul Abidin, “Mahasiswi Korban Perkosaan di Surabaya Juga Alami Kekerasan” dalam http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2018/200483-Mahasiswi-Korban-Perkosaan-di-Surabaya-Juga-Alami-Kekerasan, Jumat, 09 Maret 2018.
[9]“Anarkisme Mahasiswa,” dalam http://profesi-unm.com/2014/12/28/presma-kedua-unm-birokrat-picu-anarkisme-mahasiswa/, 28 Desember 2014, diakses tanggal 20 september 2015.
[10]Agregasi Antara,, “ TOP NEWS (9):
Prihatin Mahasiswa Autis Di-Bully, Khofifah: Akibatnya Bisa Fatal sampai
Bunuh Diri.” dalam
https://news.okezone.com/read/2017/07/17/337/1738459/top-news-9-prihatin-mahasiswa-autis-di-bully-khofifah-akibatnya-bisa-fatal-sampai-bunuh-diri,
Senin 17 Juli 2017 19:35.
[11]“Aniaya Adik Kelasnya, Tiga Mahasiswa Universitas
Peradaban Ditahan,” dalam
https://radartegal.com/berita-lokal/aniaya-adik-kelasnya-tiga-mahasiswa-universitas.20654.html
.
[12] Warsono. Membangun Moral Generasi Muda Melalui Gerakan
Pramuka. Disampaikan dalam Musda Pramuka Provensi
Jatim. Surabaya, 2006.
[13] Somad, Abdul. Pendidikan
Nilai Sebagai Basic Pembinaan Nilai Generasi Muda. Artikel. Buletin Gerakan Indonesia Bersatu, 2006. 1.
[14]Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama, Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi Tentang
Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama,
dan Lingkungan Pendidikan terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama pada 7
Perguruan Tinggi Negeri Umum Negeri) (Jakarta: Maloho Jaya Abadi,2010),
139.
[15]Kasinyo Harto, Islam
Fundamentalis di Perguruan Tinggi Umum: Kasus Gerakan Keagamaan Mahasiswa
Universitas Sriwijaya Palembang (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Depag
RI, 2008), xvii.
terima kasih informasinya admin
BalasHapus