Abstrak merupakan "sidik jari" bagi setiap karya tulis ilmiah. Ia menjadi pertanda khusus yang tidak boleh ditiru persis 100% oleh siapapun. Sedangkan dalam dunia maya, abstrak digunakan untuk menghindari tindak kejahatan plagiasi. Sebuah jurnal akan aman bila hanya judul, nama penulis, abstrak, dan daftar pustakanya saja yang disebarkan di internet. Namun, demikian secara etika hal ini tidaklah sesuai dengan kaidah "ilmu pengetahuan untuk semuanya".
Sebelum kami jelaskan tentang kaidah dalam membuat abstrak perlu kami sampaikan dulu beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat akan membuatnya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Abstrak harus bersifat independen, objektif, tepat, dan jelas.
2. Panjang abstrak harus sesuai ketentuan (biasanya antara 100 hingga 200 kata).
3. Menggunakan kalimat singkat, padat, ringkas, atau tidak bertele.
4. Tidak ada informasi baru/tambahan.
5. Memilih kata yang punya arti jelas (bukan singkatan dan tidak ambigu).
6. Penulisannya mengikuti urutan (kronologis) dari tulisan utamanya.
Dari penjelasan di atas dalam membuat abstrak jurnal itu tidak bisa sembarangan. Tidak disusun sesuai pemahaman penulisnya tanpa mengindahkan kaidah yang ditentukan. Sebab bila abstrak dibuat dengan asal-asalan maka makna dari keberadaannya tidak ada. Dalam artian abstrak tidak berfungsi semestinya sehingga akan merugikan bagi penulis maupun pembaca.
Dengan hilangnya fungsi abstrak, menyebabkan penulis akan kehilangan pembaca. Sedang bagi pembaca kerugiannya tidak dapat memahami dengan cepat isi dari jurnal itu. Oleh sebab itu, dalam membuat abstrak harus sesuai dengan kaidah kronologis pemaparan abstrak sebagaimana umumnya. Agar pembaca bisa memahami abstrak itu secara terstruktur.
Secara rinci berikut ini cara membuat abstrak karya ilmiah penelitian maupun non penelitian:
1. Latar belakang/konteks/masalah/tujuan
Dalam kalimat pertama sekaligus sebagai pembuka sebuah abstrak harus memuat unsur latar belakang yang ditemukan penulis. Biasanya untuk unsur ini hanya diperlukan satu kalimat saja. Dengan membaca itu, pengguna jurnal bisa memahami alasan betapa pentingnya tema itu diangkat. Kalimat pertama ini sangat penting keberadaannya. Oleh sebab itu harus dibuat sesempurna mungkin. Sebab ini yang akan menjadi penentu penulis akan melanjutkan membaca atau tidak.
2. Metode atau pendekatan ilmiah
Menjelaskan tentang pendekatan ilmiah apa yang dilakukan dalam penulisan jurnal ini. Apakah menggunakan pendekatan penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau kepustakaan) atau menggunakan pendekatan non penelitian. Khusus untuk pendekatan non penelitian ini biasanya sebuah jurnal yang ditulis hasil dari konversi makalah. Yakni, sebuah makalah yang dirubah (diedit) untuk disajikan dalam sebuah jurnal.
Temuan ini ada dua macam. Yakni, yang pertama hasil penelitian dan yang kedua hasil kajian. Hasil penelitian disajikan untuk jurnal yang berasal dari pendekatan penelitian. Sedang hasil kajian dipaparkan untuk jurnal yang berasal dari pendekatan non penelitian. Dengan menyajikan temuan dalam abstrak maka pembaca akan tahu apakah temuan yang dihasilkan sudah sesuai dengan metode atau pendekatan ilmiah yang telah digunakan.
4. Implikasi (kesimpulan)
Keberadaan implikasi atau kesimpulan dalam sebuah abstrak merupakan hal penting. Sebab dengan membaca bagian ini pengguna jurnal akan tahu bobot dari jurnal tersebut. Apakah jurnal tersebut akan berimplikasi positif baik itu untuk tataran aplikatif-praktis maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Dari implikasi ini pula akan diketahui hal-hal apakah temuan (hasil penelitian atau hasil kajian) dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Demikian tulisan ini dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga membawa manfaat bagi kita semua.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Abstrak dalam Jurnal Penelitian dan Non Penelitian: Pengertian, Fungsi, dan Kaidah Pembuatannya "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*