Film Indonesia satu ini berasa sentuhan Hollywoodnya. Bagaimana tidak mulai dari teknologi gambar, alur cerita, aksi pemain, bahasa yang digunakan hingga backsoundnya terasa box officenya. Semuanya terpadu dalam aliran film yang luar biasa. Perasaan bangga atas lahirnya film berkualitas karya anak Indonesia dan kepuasan menonton film campur aduk jadi satu.
|
Mike Luwis salah satu pemain Foxtrot Six (gambar dimodifikasi dari sini) |
Detail tampilan gambar benar-benar sangat diperhatikan. Gedung, teknologi, dan hal-hal yang terkait dengan kehidupan modern lainnya disuguhkan secara "nyata". Kesan khayalan dan suguhan gambar yang amatiran tidak ada. Tak heran bila film ini saya sebut sebagai film Indonesia yang paling menarik untuk ditonton pada bulan Februari ini.
Film ini tidak hanya menjual drama cinta yang alay (lebay). Pun, tidak menjual kehorroran akibat ulah setan atau makhluk supranatural lainnya yang irasional. Tentunya juga tidak menjual ketokohan seseorang yang kemudian dieksploitasi. Bahkan selanjutnya bisa saja filmnya dipolitisir dan didramatisir untuk mengangkat nama tokoh yang diharapan dapat menjadi orang penting di negeri ini.
Film ini murni film aksi yang jauh dari kesan itu semua. Foxtrot Six adalah film yang menjual idealisme, humanisme, patriotisme, dan kebenaran. Dengan kata lain film ini adalah film heroisme. Sebab, mengajak penonton untuk jadi orang cerdas dalam memahami realitas sosial, ekonomi, dan politik. Tentu juga mengajak penonton untuk menjadi "pendukung" politikus secara rasional.
Foxtrot Six adalah film kisah kehidupan perpolitikan di Indonesia pada tahun 2030. Di mana negara Indonesia sudah bubar. Hal itu terjadi setelah ada revolusi yang dilakukan kelompok tertentu. Setelah revolusi terjadi terbentuklah negara baru. Ia menjadi negara besar yang memiliki ekonomi terbaik di dunia. Namun, dibalik itu ternyata para pemimpinnya merupakan manusia serakah dan korup.
Seperti pada penjelasan sebelumnya Film Foxtrot Six merupakan film yang bertabur penggunaan teknologi masa depan. Teknologi yang belum ada di zaman sekarang ini. Sebut saja seperti teknologi robot untuk militer, teknologi jubah transparan yang sekaligus anti peluru, dan teknologi persenjataan lainnya. Semuanya disajikan secara sempurna tanpa cacat. Meski seperti itu ternyata semua setting ceritanya berlokasi di Indonesia.
Dengan melihat film Foxtrot Six penonton diajak untuk tidak fanatik dalam mendukung tokoh politik tertentu. Sebab bisa jadi orang yang kita dukung itu memiliki niat jahat yang bisa merugikan negerinya. Terbukti saat di akhir cerita ada seorang tokoh politik sedang berpidato berapi-api di depan ribuan pendukungnya. Namun, setelah tahu kebusukan politikus itu pendukung malah "menyerang" si politikus busuk itu.
Dapat dikatakan film ini merupakan film independen. Film yang tidak bertendensi politik tertentu. Film yang tidak mengunggulkan salah satu figur tokoh politik tertentu. Film ini bukan hanya film hiburan tapi film pembelajaran bagi setiap yang menontonnya. Film yang mengajarkan penonton bagaimana seharusnya dalam bersikap saat menghadapi situasi politik yang tidak jelas mana hitam dan mana putih.
Mohon maaf khusus untuk ulasan film kali ini saya memang sengaja tidak memberikan bocoran. Kecuali hanya satu paragraf. Juga tidak akan membicarakan bagaimana nasib pemain utama, pemain pembantu, hingga pemain antagonisnya. Sebab, saya kira film ini tidak menjual "drama" hubungan cinta maupun kekeluargaan. Lebih dari itu film ini menjual jiwa patriotisme pada bangsa Indonesia.
Semoga saja film ini bisa menjadi film yang bisa mengangkat nama Indonesia ke kancah Internasional. Sebagaimana film The Raid. Film yang bertabur bintang ini sangat disayangkan bila dilewatkan. Bahkan, bila kalian hanya punya jatah 1 tiket untuk menonton sebaiknya gunakan jatah itu untuk menonton film Foxtrot Six. Sekaligus untuk membantu supaya film ini bisa moncer di Box Office.
Terima kasih telah membaca. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga bermanfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "2030 Indonesia Bubar: Ulasan Film Foxtrot Six, Satu-satunya Film Indonesia yang Menarik Ditonton pada Februari ini"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*