*BANJIR EMBUN*-Film- Akhirnya film trilogi yang bercerita tentang persahabatan bangsa Viking dengan para naga telah mencapai babak akhir. Film yang mengisahkan hubungan antara anak muda bernama Hiccup dengan naganya bernama Toothless. Di mana Hiccup sendiri meski masih remaja ia adalah seorang raja. Tepatnya sebagai kepala Suku dari bangsa Viking yang mendiami pulau bernama Berk. Pulau di tengah samudra luas. Sedang Toothles merupakan salah satu jenis naga yang langka. Yakni, dari spesies Night Fury.
Baca juga:
Ulasan (review) film A-X-L
Ulasan (review) film Mile 22
Sinopsis Film Kid Who Would Be King: Film Sihir Diperankan Generasi Z
Sebagai ketua suku, Hiccup punya tanggung jawab besar. Di dalam cerita ia dikesankan belum pantas menjadi sosok pemimpin. Saat kesulitan datang melanda sukunya, ia masih tergantung pada bantuan Toothless. Terlebih naga kesayangannya itu telah berubah menjadi naga Alfa. Yakni, naga yang bisa memerintahkan naga mana pun juga. Beruntung ia mendapat dukungan penuh dari Ibu kesayangan dan gebetannya bernama Astrid. Tentu teman-teman di sekitarnya juga siap siaga menemani perjuangannya bersama naga mereka.
Secara umum, film ini
menarasikan peperangan antara dua
kelompok. Kelompok pertama ingin melindungi para naga. Kelompok lain
ingin memenjarakannya. Di tengah keduanya ada
sosok baru bernama Grimmel. Ia satu-satunya tokoh yang benar-benar
antagonis. Raja tega. Pembunuh naga berdarah dingin. Pemburu naga
berpengalaman. Bahkan bergelar pemusnah naga jenis Night Furry.
Sayangnya, ia masih ingin terus melakukannya. Bahkan, ia mengelabui kelompok
pemburu naga untuk diajak kerja sama dalam proyek pemusnahannya itu.
Berbeda dengan film
sebelumnya. Kali ini para pemainnya sudah tumbuh dewasa. Banyak masalah
yang dihadapi semakin beda dan berkembang. Oleh sebab itu, wajar bila
film ini berisi
drama percintaan, kejenakaan, strategi perang, hubungan sosial antar
raja dengan teman serta rakyatnya, dan hubungan batin antara anak dengan
orang tuanya yang sudah meninggal. Serta dibumbui masalah-masalah yang
muncul tak terduga. Seperti gangguan dari luar secara tiba-tiba. Salah satunya saat musuh
bisa menembus daerah pertahanan tanpa terlacak "radar" pertahanan.
Film jilid ke tiga ini
tidak kalah seru dengan film prekuel sebelumnya. Film ini merupakan film
penutup yang sejati. Oleh sebab itu, wajar bila happy ending-nya berjalan
begitu panjang. Penonton diajak menikmati hasil perjuangan bertahun-tahun Hiccup
bersama teman-teman beserta anggota suku lainnya. Semunya dibayar lunas. Meski, pada momen tertentu ia bersama temannya terpaksa berjuang sendirian. Ia harus melawan musuh
tanpa bantuan para naga. Di saat inilah jiwa kepemimpinan Hiccup muncul.
Di tengah kecamuk yang tiada henti, Hiccup teringat dengan cerita dari ayahnya. Yakni, ada sebuah tempat impian
yang ideal untuk mendukung kehidupan bersama antara para naga dengan
manusia. Tempat itulah yang nantinya disebut sebagai "The Hidden Word". Dunia tersembunyi yang tak diketahui oleh siapa pun juga. Tempat teraman bagi para naga dan manusia saling berteman. Meski pada kenyataannya tidak demikian. Di akhir cerita para naga ternyata bersembunyi tanpa manusia. Inilah yang menguatkan mitos tentang
alasan mengapa hingga sekarang ini manusia tidak lagi berjumpa dengan
naga.
Pembeda lain antara film ini dengan film sebelumnya ialah di judulnya ada tambahan "The Hidden World".
Keberadaan bagian judul itu akan bisa dibuktikan saat klimaks film tercapai. Yakni, saat
di pertengahan film. Yups, sayangnya rahasia judul film ini
ditelanjangi
begitu saja di tengah tayangan. Namun, hal itu sudah terbayar dengan
drama
komedi yang disuguhkan. Serta tentunya pemandangan "The Hidden Word" itu
sendiri yang sangat memukau. Dapat memanjakan mata yang menontonnya.
Ditambah lagi ada kejutan lainnya dalam film. Yakni, kenyataan tentang Toothless
sebagai naga satu-satu dari jenis Night Furry terbantah. Masih
ada naga sejenis dengannya. Untungnya ia berjenis kelamin betina.
Berwarna putih mengkilau yang akhirnya disebut sebagai Light Furry. Dari situ konflik batin antara
Hiccup dengan Toothless mulai muncul. Naga itu dihadapkan dilema mau memilih memperjuangkan cintanya pada naga betina atau menyelematkan Hiccup.
Light Furry (sumber gambar) |
Bisa dikatakan, hadirnya Light Furry dalam cerita menciptakan plot twist
(perubahan alur cerita secara tajam) tersendiri. Ternyata, Light Furry
sengaja dihadirkan oleh Grimmel sebagai umpan jebakan. Menyebabkan masalah yang
dihadapi Hiccup semakin rumit. Namun pada akhirnya ia sadar. Naga
miliknya juga butuh pasangan. Seperti halnya dirinya yang sedang
berhubungan rumit dengan Astrid cewek gebetannya. Ia pun akhirnya membantu Toothles dalam memperjuangkan cinta pertamanya.
Kami tekankan lagi bahwa film ini penuh unsur komedi. Baik komedi yang dilakukan oleh manusia maupun oleh Toothless sang naga. Penonton akan dibuat terbahak-bahak. Terutama saat sang Naga dipandu pemiliknya mencuri perhatian pada Light Furry si jelita. Kejadiannya di danau yang indah. Hiccup bersembunyi dibalik rimbunnya tanaman. Sambil memberi contoh Toothless melakukan tarian khas naga saat mencari pasangan. Namun, ternyata gagal total. Si betina malah cuek saja.
Hiccup di antara hubungan Toothless dengan Light Furry (sumber gambar) |
Sebagaimana pemuda lainnya, Toothless terjangkit jatuh cinta kronis. Ia bertekad berjuang bisa mendapatkan cintanya. Akibatnya, penonton ikut terhanyut dalam romansa saat Toothless melakukan PDKT (pendekatan) pada gebetannya. Sayangnya usaha PDKT-nya gagal. Bahkan penuh kekonyolan. Di sinilah tawa penonton pecah. Tidak hanya tawa sebentar tapi bisa tertawa lama hingga bertubi-tubi. Dapat disimpulkan, hubungan Toothless dan Light Furry inilah yang menjadi kekuatan film ini.
Kejutan lainnya muncul. Ternyata Light Furry punya kekuatan misterius yang membuat Toothless nampak lemah. Akhirnya setelah beberapa kali PDKT dilakukan, betina menawan itu rela mengajarkannya. Kekuatan "super" itu hanya dimiliki naga berjenis Night Furry. Pada akhirnya hasil ajarannya akan bermanfaat bagi Toothles di akhir cerita. Peristiwa itu menguatkan pendapat bahwa cinta itu bukan menerima tapi memberi. Bahkan berkorban dengan cara berbeda demi melindungi yang dicintainya.
Baca juga:
Cerita Nyata: Kisah Kasih Aktivis
Baca juga:
Cerita Nyata: Kisah Kasih Aktivis
Dikutip dari Gatra, film ini tercatat sebagai film terlama dalam sejarah animasi DreamWorks. Durasinya sekitar 104 menit. Selama itu penonton tidak akan rela mengalihkan mata walau hanya semenit saja. Sebab suguhan gambarnya berkualitas tinggi. Dengan produk teknologi terbaru. Meski kalian tak suka alur ceritanya, tapi gambar dan komedinya dapat menggantinya.
Dari temuan-temuan di atas, maka berikut ini kami sajikan penilaian kami terhadap film "How to Train Your Dragon: The Hidden Word" yang tertulis di bawah ini:
Alur Cerita: 8,5 (+: Agak sulit ditebak, -: Kemasan konflik antara protagonis dengan antagonis monoton)
Aksi tokoh: 7,5 (+: Tokoh utama menjadi inspirasi, -: Tak ada tokoh yang aksinya menonjol)
Kualitas gambar (visual): 9,5 (+: Tajam dan menyuguhkan tampilan"surga" di dunia tersembunyi, -:Pemandangan pulau tempat tinggal baru kurang disajikan secara lengkap)
Sound Effect: 7,5 (+: Pengisi suaranya bagus, -: Kurang nendang)
Penilaian Akhir: 8,25
Demikian ulasan dari kami. Semoga bermanfaat. Kalau ada kurangnya kami memohon maaf. Terima kasih telah membaca.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ulasan (Review) Film HOW TO TRAIN YOUR DRAGON: THE HIDDEN WORLD "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*