Sebetulnya film yang alur ceritanya sejenis dengan film ESCAPE ROOM ini juga ada. Yakni, film yang sama-sama bertema tentang perlombaan "rahasia" berhadiah uang. Tengok saja salah satunya seperti film Death Race 1 (pertama rilis 2008) dan The Tournament (2009). Saking rahasianya perlombaan, pihak berwenang tidak ada yang tahu. Lebih tepatnya tidak mau tahu. Sebab oknum pejabat pemerintahan dan kepolisian terkena suap. Bahkan bisa jadi ikut terlibat bisnis di dalamnya.
Baca juga:
Ulasan (review) film A-X-L
Ulasan (Review) Film HOW TO TRAIN YOUR DRAGON: THE HIDDEN WORLD
Perlombaan di film yang disebutkan di atas bukan lomba biasa. Tidak sekadar adu taktik, strategi, dan kekuatan fisik semata. Lebih dari itu, di dalamnya kental unsur sadisme. Bahkan saling bunuh antar sesama peserta juga harus dilakukan untuk keselamatan diri. Lomba yang taruhannya tidak hanya harga diri tapi juga nyawa. Bisa dikatakan, dalam lomba itu sengaja di-setting ada korban jiwa. Menyisihkan pemain dengan aturan harus kehilangan nyawa. Sedang yang masih hidup akan menjadi pemenangnya.
Perlombaan yang "tertutup" itu diadakan dan dikelola oleh "perusahaan" rahasia. Perusahaan mengambil untung dari hasil "memfasilitasi" taruhan. Pastinya yang ikut taruhan bukan orang biasa. Bukan hanya sekadar orang berduit. Sebagian mreka juga punya kekuatan. Baik kekuatan politik maupun kekuatan ekonomi. Sudah barang tentu posisi mereka tak akan tersentuh oleh hukum. Oleh sebab itu, wajar bila lomba ini menjadi lomba yang paling misterius di bumi.
Selain itu juga, setiap ada korban atau kerusakan di sekitar perlombaan maka jejaknya akan "dihapuskan". Sidik jari, darah, properti lomba, dan yang terkait lainnya dibersihkan secara rapi. Ada tim khusus yang menanganinya dengan menggunakan peralatan khusus dan canggih. Pendeknya, "perusahaan" itu menggunakan teknologi canggih untuk memanipulasi keadaan di sekitar perlombaan. Akibatnya, jangankan masyarakat luas bahkan polisi yang jujur pun tak akan bisa mengendus jejaknya.
Ploting yang Jadi Ciri Khas Film Escape Room
Film ini diawali tampilan sekilas atau "kilasan" dari antiklimaks pemeran utama. Di mana, ia sudah terancam mati akibat terjepit dengan luka berdarah di ruangan bergerak. Jadi jangan kaget dan khawatir. Pun, tidak boleh berfikir film ini tak sengaja terpotong akibat kecerobohan petugas bioskop. Kami berasumsi bahwa sutradara sengaja melakukan itu. Supaya penonton bisa penasaran dengan nasib tokoh itu selanjutnya. Apakah akan mati atau akan bisa mengungkap rahasia "perlombaan".
Sebab, dalam cerita sesudah "kilasan" itu tokoh utama diketahui berlatar belakang orang yang bermasalah. Tampilannya pun biasa. Dengan mental, tutur kata, dan perilaku yang jauh dari kata keumuman pemeran utama. Pekerjaannya sangat remeh temeh. Ia tak masuk kriteria sebagai salah satu pemeran utama. Motivasi ikut perlombaan karena ingin memperoleh hadiah. Serta hanya untuk mengalihkan "masalah" hidupnya. Jeda sebentar dengan harapan bisa bersenang-senang dan dapat teman di perlombaan.
Sayangnya,
dengan adanya "kilasan" seperti itu penonton akan tahu nasib pemeran utama
selanjutnya. Paling tidak dia sudah diketahui pasti tak akan mati hingga saat
kejadian "kilasan" diputar ulang sesuai alur waktunya. Padahal sebelum
itu, banyak kejadian menegangkan yang melibatkan pemeran utama. Sudah
barang tentu penonton tidak khawatir bagaimana nasibnya. Sebab, sudah dipastikan tak akan mati hingga "kilasan" itu berjalan sesuai urutan waktu. Justru yang
meninggal adalah tokoh-tokoh yang "diharapkan" tetap hidup hingga akhir
film.
Pembeda lainnya ialah cara "mendapatkan" peserta lomba. Bila di film The Torunament peserta ikut dengan sukarela, dalam film ini peserta dipilih dengan kategori tertentu. Hanya orang yang memiliki "keberuntungan" dalam sejarah hidupnya yang akan direkrut. Perekrutannya dengan cara memanipulasi "surat undangan". Disertai kata-kata motivasi yang ikut menggugah mereka turut berlomba. Undangnya berupa kotak "rubik" misterius. Balok yang memberi teka-teki sehingga membuat mereka penasaran untuk memecahkan. Inilah yang menjadi pembeda dengan film sejenis lainnya. Yakni, lebih menonjolkan pikiran daripada otot semata.
Setelah tantangan awal itu berhasil dipecahkan maka petunjuk di dalamnya akan keluar. Berupa alamat dan panduan lainnya yang bersangkut paut dengan lomba itu. Singkat cerita, akhirnya mereka datang menghadiri undangan lomba. Mereka hadir datang ke gedung tengah kota. Gedung yang tak mendatangkan curiga bagi calon peserta lomba. Nyatanya, permainan langsung dimulai tanpa ada seleksi. Bahkan, sesi dialog dengan pemilik gedung pun tidak ada. Ketegangan dimulai dari sini hingga berakhirnya film. Sebelum itu, hanya dialog basa-basi yang membosankan.
Hasil Penilaian Film Escape Room
Meski bukan film horor. Bukan pula film berbau mistis. Namun film ini tetap menyuguhkan ketegangan yang luar biasa. Oleh sebab itu, bagi kalian yang takut ketinggian, takut tempat sempit, gampang kagetan, dan semacamnya kami sarankan untuk siap-siap menutup mata. Sebab film ini penuh dengan itu semua. Bisa dikatakan, unsur teknologi mutahir yang digunakan dalam jebakan, porpeti (alat), tampilan, ruangan, dan hal-hal yang terkait dengan perlombaan lainnya sangat ditonjolkan. Semuanya bisa dijelaskan menggunakan kacamata ilmiah.
Film ini bercerita tentang pertemuan orang-orang yang tak saling kenal di satu ruangan jebakan. Awalnya sebagian mereka datang dengan motivasi ingin lebih terlihat unggul dari yang lainnya. Sengaja ingin menikmati permainan yang memang ia sudah pengalaman dengan jenis permainan itu. Sudah barang tentu plot twist dalam cerita ini tidak begitu mengena. Sebab, adanya unsur pengkhianatan dan unsur persaingan di film itu sangat mudah ditebak. Sebaliknya unsur kecocokan dan pertemanan antar sesama peserta pun menjadi hal lumrah.
Konflik di film ini tidak begitu menonjol. Kecuali hanya konflik batin masing-masing tokoh dengan masa lalunya. Sebab setiap di ruang tertentu ada saja peserta yang teringat dengan trauma di hidupnya. Serta konflik sosial yang terlihat "klise" antar sesama peserta. Aksi tokoh dalam film juga tidak begitu menimbulkan decak kagum. Bisa dikatakan film ini lebih menonjolkan pada suguhan gambar, teknologi canggih, dan teka-teki yang ada di lokasi perlombaan. Di teka-teki inilah yang menjadi kekuatan utama bagi film ini. Tanpa adanya unsur itu film ini akan kehilangan sisi menariknya.
Sisi menarik lainnya dari film ini adalah penonton bisa diajak berimajenasi dan terlarut dalam alur cerita. Seakan penonton disuguhkan pilihan. Penonton dapat menilai karakter pemain sekaligus karakternya sendiri tatkala dihadapkan pada situasi yang sama. Sebagaimana yang diketahui, meski mereka memiliki "keberuntungan hidup" yang sama tapi karakter dan latar belakang profesi mereka berbeda. Ada yang pemalu, mudah putus asa, kreatif, suka tantangan, tegar dalam situasi kritis, oportunis, dan lain sebagainya.
Sayangnya, durasi film ini sangat pendek. Sekitar 1,5 jam lebih sepuluh menit. Namun itu sedikit terobati dengan ending yang tak terduga. Meski bukan happy ending sih sebenarnya. Sebab posisi pemeran utama masih terancam. Sebab "perusahaan" pengelola lomba masih tak bisa tersentuh hukum. Oke, langsung saja kami akan berikan penilaian dari film ini. Berikut hasilnya:
Alur Cerita: 8
Aksi tokoh: 7,5
Kualitas gambar (visual): 9
Sound Effec: 8
Penilaian akhir: 8,125
Demikian tulisan ini dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga bermanfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hasil Penilaian Film ESCAPE ROOM, Alur Cerita Film Lama yang Dikemas Ulang"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*