PROBLEMATIKA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA 1 WATES KABUPATEN KEDIRI
Disusun Dalam Rangka untuk mengajukan proposal penelitian.
Oleh
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2009
Tampilan proposal di halaman ini mengalami gangguan. Disebabkan kesalahan sistem saat mengcopme paste proposal. Untuk melihat tampilan proposal secara sempurna silakan download [di sini]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pada era informasi sekarang ini, kehadiran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sudah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak terbantahkan dan terbendung lagi. Perkembangan teknologi khususnya di Indonesia ini, berdampak terhadap dunia pendidikan. Teknologi yang pada awalnya digunakan untuk tujuan bisnis, mencari informasi yang mencerahkan dan sebagai hiburan semata, sekarang diadopsi oleh institusi pendidikan sebagai sarana dan media proses pembelajaran. Namun perlu adanya sebuah tinjauan ulang, dalam proses penyaduran teknologi tersebut harus diadakan penyesuaian-penyesuain sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan dunia pendidikan dari teknologi tersebut. Oleh karena itu perlu adanya sebuah gagasan pokok bagi praktisi pendidikan untuk melakukan sebuah tindakan-tindakan antisipasi agar tidak ada pembelokan fungsi teknologi di dunia pendidikan sehingga ditakutkan kedepannya nanti terdepat masalah yang timbul.
Seiring dengan berjalannya waktu, dengan perkembangan ilmu dan teknologi pada era informasi modern ini, menuntut bagi para Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPTD) khususnya seorang pendidik (guru) untuk dapat mencetak dan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas secara ruhani dan jasmani. Untuk dapat meningkatkan kualitas siswa seorang pendidik harus dapat membimbing siswa dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Dengan kata lain, terjadinya proses pembelajaran bisa ditingkatkan kualitasnya dengan melakukan inovasi atau bahkan revolusi dalam pemanfaatan media pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Guru sebagai pendidik di sekolah adalah profesi yang istimewa. Tidak cukup jika profesi pendidik sekedar dikatagorikan semata-mata sebagai suatu jenis “pekerjaan” di mana mereka bekerja untuk dibayar dan selesai begitu saja. Profesi pendidik memiliki misi, pengabdian, bahkan merupakan sebuah ibadah yang memiliki nilai (value) lebih jika dibandingkan dengan jabatan dan profesi lainnya.
Dalam mewujudkan pendidikan yang modern dan praktis, serta memperoleh manusia-manusia yang mempunyai sumber daya unggul yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi yang lebih dulu melesat. Maka perlu adanya sebuah konsep-konsep dalam pemanfaatan media pembelajaran sebelum media tersebut diterapkan atau bahkan sebelum diadakan di sekolah bersangkutan. Hal tersebut dilakukan agar tercapainya pendidikan yang berkualitas, efektif, efisien dan tepat guna sesuai dengan perkembangan teknologi. Maka disinilah diharapkan media pembelajaran sebagai alat untuk mempermudah praktisi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dapat berfungsi secara optimal.
Tolak ukur bisa atau tidaknya seorang guru dalam memanfaatkan media pembelajaran khususnya aspek teknologi dalam dunia pendidikan tidak hanya dapat diukur dengan seberapa bisa dan pintarnya guru dalam mengaplikasikan alat-alat teknologi pendidikan dengan baik dan efektif di depan kelas. Akan tetapi seorang pendidik dituntut untuk dapat memberikan sebuah motivasi belajar bagi peserta didik, memberikan pencerahan yang tepat sasaran dan kenyamanan peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan teknologi tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bambang Warsita, bahwa tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Sejauh penulis amati dalam mengikuti technical meeting di sekolah yang penulis teliti, SMA 1 Wates Kediri mempunyai keinginan usaha untuk mengantarkan sekolah tersebut ke dalam salah satu sekolah sebagai Pusat Sumber Pembelajaran (PSB) yang berbasis Teknologi Infomasi (TI), maka decisions maker di sekolah tersebut membuat sebuah wacana ke depan untuk menggalakkan pemanfaatan media pembelajaran secara optimal khususnya di bidang Teknologi Inforrmasi oleh bapak ibu dewan guru SMA 1 Wates.
Dalam proses difusi inovasi sebagaimana dijelaskan di atas, apabila kemudian hari muncul sebuah problematika yang harus dihadapi, maka sesungguhnya hal tersebut sangat wajar. Karena sesuatu hal yang baru dalam sebuah komunitas, pasti akan banyak sebuah pertanyaan-pertanyaan baru yang timbul, sehingga memunculkan pro dan kontra terhadapnya. Belum lagi permasalahan di aspek sumber daya teknologi yang melimpah tetapi tidak adanya sebuah greget untuk memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Sehingga banyak media pembelajaran yang terbengkalai karena tak tersentuh untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di atas peneliti di sini akan melakukan penelitian di SMA 1 Wates sebagai sekolah yang mempunyai media pembelajaran cukup lengkap. Berangkat dari penelitian pendahuluan yang dilakukan melalui observasi dan interview, penulis berpendapat bahwa peserta didik pada umumya sangat menyukai kegiatan pembelajaran yang menggunakan VCD pembelaran di pepustakaan. Akan tetapi pada ranah aplikasi secara umum media tersebut hanya dimanfaatkan oleh guru-guru tertentu saja.
SMA 1 Wates Kediri yang mempunyai media pembelajaran yang cukup lengkap seperti adanya 7 buah seperangkat LCD dan laptop, ruang perpustakaan yang berisi VCD pembelajaran, laboratorium bahasa dan IPA, laboratorium komputer berbasis intranet (perdasaran observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti). Sekian banyak media pembelajaran di sekolah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, hanya guru-guru tertentu dan itu-itu saja yang kerapkali memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Serta adanya media pembelajaran yang belum optimal dimanfaatkan seperti LCD pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran merupakan sebuah produk teknologi yang sangat fleksibel, efisien dan efektif. Sehingga sangatlah cocok jika peran TIK dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan, walaupun banyak sekali tantangan-tantangan untuk menjadi yang paling awal dalam menggunakan teknologi tersebut. Dan hal ini juga bisa terjadi di sekolah manapun juga, tidak terkecuali di SMA 1 Wates Kediri.
Fenomena-fenomena tersebutlah yang menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian tindak lanjut, karena masalah ini sangat penting untuk diteliti serta dipecahkan dan agar diperoleh sebuah kesimpulan yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.. Di sisi lain praduga dan prasangka akan menjadi simpang siur jika tidak dicari kebenarannya melalui sebuah penelitian ilmiah. Penelitian ini diadakan dengan maksud untuk membantu memecahkan permasalahan pemanfaatan media pemelajaran di SMA 1 Wates. Dan di lokasi penelitian nanti penulis akan mendapat pengarahan dari kepala UPTD SMA 1 Wates serta Waka Kurikulum dan Waka Humas. Berangkat dari pemaparan diatas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian di SMA 1 Wates Kabupaten Kediri yang di kembangkan ke dalam judul Skripsi ” PROBLEMATIKA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA 1 WATES KABUPATEN KEDIRI”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan dari titik permasalahan yang dimiliki SMA 1 Wates dalam memanfaatkan media pembelajaran, yaitu tidak ada sebuah keseimbangan antara jumlah media pembelajaran yang dimiliki dengan antusiasme guru dalam memanfaatkan media, serta berangkat dari konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian yang akan menjadi acuan peneliti adalah:
Bagaimana problematika pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di SMA 1 Wates Kediri, yang mana antara jumlah media yang dimiliki tidak diimbangi dengan antusisame guru untuk memnajfaaknnya.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah;
Untuk mengetahui problematika pemanfaatan media pembelajaran, yang mana antara jumlah media pembelajaran yang dimiliki tidak diimbangi dengan antusiaseme guru dalam memanfaatkannya dalam proses pembelajaran di SMA 1 Wates Kediri.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan diadakan penelitian ini, penulis mempunyai sejumlah harapan agar dari hasil penelitian yang dilakukan berguna dan bermanfaat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan media pembelajaran dan teknologi pendidikan. Penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi dan rujukan sebagai pembanding bagi guru dan mahasiswa di dalam usahanya untuk menyempurnakan tugasnya sebaik mungkin dalam pemanfaatan media pembelajaran di sekolah yang efektif dan efesien.
Peneliti berpendapat bahwa penelitian ini memang layak untuk dilakukan karena sangat berguna dan penting bagi pengembangan ilmu dan pelaksanaan pembangaunan secara luas. Diantara beberapa keguanaan penelitian yang diharapkan oleh penulis nanti adalah:
Sebagai rujukan bagi praktisi pendidikan dalam mengambil sikap untuk memutuskan kebijakan dalam mengadakan media pembelajaran di institusi terkait.
Sebagai antitesis (pembanding) dari teori pendahulu bahwa sekolah bagus adalah sekolah yang berteknologi lengkap
Sebagai rujukan pendidik untuk memilih (menyeleksi) media pembelajaran yang tepat sasaran dalam proses pembelajaran.
Sebagai bagian bahan evaluasi khususnya untuk SMA 1 Wates Kediri dan umumnya untuk praktisi pendidikan dalam bidang pemanfaatan media pembelajaran.
Sebagai literature (referensi) karya ilmiah, khususnya di bidang pemanfaatan media pembelajaran.
BAB II
METODE PENELELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dengan deskripsi konteks penelitian di atas untuk mendapatkan data objektif dan komperhensif, maka peneliti menggunakan pendekaatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh kaum fenomenologis, yang mana untuk menangkap makna-makna dari tingkah laku manusia kaum fenomenologi berusaha memandang sesuatu dari sudut pandang orang yang bertingkah laku itu sendiri (yang ingin memahami perilaku manusia dari kerangka berpikir perilaku itu sendiri). Kaum fenomenologis mencari pemahaman (understanding) lewat metode kualitatif seperti pengamatan peserta (participant observation), pewawancara terbuka (open-ended interviewing), dan dokumen pribadi. Metode-metode ini mengahsilkan data deskriptif yang memungkinkan mereka melihat dunia ini seperti yang dilihat oleh subyek. Pendekatan ini peneliti gunakan karena peneliti ingin lebih menyentuh ke aspek sosialnya (fakta sosial) yang sangat luwes, lebih manusiawi dan hasil dari penelitian ini tidak dapat diprediksikan secara statistik dan matematis yang terlualu kaku. Pendekatan kulaitatif diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Hal ini diperkuat oleh Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah ”suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yakni penyelidikan yang mendalam terhadap suatu individu, kelompok atau institusi (atau penelitian yang secara empiris menginvestigasi fenomena dalam kehidupan nyata). Studi kasus ini mencoba mengkaji secara terperinci sekaligus mendalam dari suatu aktivitas proses pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran di SMA 1 Wates Kabupaten Kediri.
Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yakni pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan adalah sangat penting diperlukan. Di mana peneleti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Oleh karena itu kehadirian peneliti dilapangan mutlak diperlukan. Hal ini Sesuai dengan pendapat Lexy J. Moleong, karakteristik pendekatan kualitatif meliputi:
Latar alami
Manusia sebagai alat (instrumen)
Menggunaan metode kualitatif
Menggunakan analisis data secara induktif
Deskriptif
Lebih mementingkan proses dari pada hasil
Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
Desain yang bersifat sementara
Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengamat penuh. Dan kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subyek atau informan. Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti akan melakukan observasi, interview dan dokumentasi di SMA 1 Wates Kediri dalam peneletian ini secara continue.
Lokasi Penelitian
Identifikasi Lokasi Penelitian
Suasana Sehari-hari
SMA 1 Wates memiliki bangunan; sejumlah kelas, ruang parkir, tempat ibadah, kantin, laboratorium, ruang guru, ruang kepala sekolah, raung tamu, ruang BK, perpustakaan, ruang admistrasi, laboraorium IPA dan bahasa, lapangan sepak bola, taman kelas dan sekolah dan lapangan bola voly. Dengan melihat kondisi bangungan fisik yang berjumlah cukup lengkap dan memadai tersebut, maka akses siswa untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun untuk sarana edutainment sangat tarjangkau dan mudah. Hal ini nampak pada saat istirahat maupun pada saat jam pelajaran berlangsung (baik atas arahan atau dipandu oleh pendidik maupun tidak). Banyak siswa yang beraktivitas di masjid, lapangan bola, kantin, perpustakaan dan laboratorium bahasa. Sedangkan aktivitas lain yang perlu penulis paparkan di sini adalah aktivitas satuan petugas keamanan (satpam) yang dilakukan secara bergiliran secara berjadwal (shift), aktivitas guru BK di ruang BK dan aktivitas pengelola TI (teknologi Infomasi) di ruang IT.
Letak Geografis
SMA 1 Wates terletak di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Sekolah ini berdiri pada bulan Juni 1991. Secara antropologis sekolah ini terletak di pinggir sawah/ladang dan jauh dari pusat keramaian umum, misalnya pasar, rumah sakt, terminal atau kampung penduduk yang padat. Sedangakan secara administratif SMA 1 Wates berbatasan dengan desa Gadungan di sebalah timurnya, sedang di sebelah barat berbatasan dengan Dusun Kerep Desa Pojok, di sebelah utara berbatasan dengan desa Wonorejo dan di sebelah selatan berbatasan desa Duwet. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan denah lokas SMA 1 Wates Kabupaten Kediri (bukan dalam skala sebenarnya):
Peta Lokasi SMA 1 Wates Kabupaten Kediri
Gambar 1: Peta Lokasi SMA 1 Wates Kabupaten Kediri
Progam Sekolah
Diantara progam sekolah yang penulis dapat dari wawancara dengan waka kurikulum adalah sebagai berikut:
SMA Negeri lWates melaksanakan kurikulum KTSP untuk Kelas X dan KBK untuk siswa kelas XI dan XII.
Meningkatkan SDM melalui MGMP, workshop dan pelatihan-pelatihan.
Meningkatkan SDM siswa melalui full day school dan ekstrakulikuler.
Mensukseskan UU No. 20 Th. 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang tertulis pada Bab 2 Pasal 3 Alenia ke-2 yang berbunyi "Bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusai yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, Berakhlak mulia, Cakap, Berilmu, Kreatif, Mandiri dan Bertanggung jawab dan menjadi warga negara yang demokrasi.”
Strutuktur Organisasi Sekolah
Keadaan struktur organisasi yang berada di SMAN 1 Wates sudah cukup baik dan sudah termanajeman dengan baik, detail dan pelaksanaannya dalam proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2. : bagan struktur organisasi UPTD SMA 1 Wates Kabupaten Kediri
Dokumentasi: Arsip UPTD SMA 1 Wates Kabupaten Kediri, tahun 2009
Karakteristik Lokasi Penelitian
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di lokasi penelitian, UPTD SMA Wates Kediri merupakan sekolah menengah tingkat atas satu-satunya yang berstatus negeri di Kecamatan Wates. Sekolah ini memiliki beberapa peralatan media pembelajaran yang mendukung untuk mengadakan pembejalajaran modern dan berteknologi. Diantaranya 1 buah DVD pembelajaran beserta kaset-kaset yang berasal dari pemerintah pusat maupun koleksi sendiri, 7 buah LCD dan Laptop khusus untuk digunanakan dalam pembelajaran di lokal, 2 buah laboratorium (IPA dan Bahasa) yang dilengkapi dengan audio visual dan 1 buah masjid sebagai sarana untuk praktik beribadah dan pendidikan akhlakul karimah. Berbagai Media pembelajaran tersebut merupakan media yang tidak semua sekolah bisa memilikinya apalagi sekolah di tingkat Kecamatan Wates dan sekitarnya.
Untuk keunggalan SMA 1 Wates dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain adalah bahwa SMA NEGERI 1 WATES merupakan sekolah masa depan dengan pengembangan IT yang proses pembelajaranya pada beberapa kelas menggunakan tehnologi IT serta dilengkapi dengan LCD proyektor dan laptop, juga di lengkapi free hotspot area SMA 1 Wates with scholnet. rombongan belajar sebanyak 18 kelas. sehingga dalam melakukan penelitian ini penulis mengharapkan dapat menemukan hal-hal yang bermakna dan hal yang bersifat baru dalam lokasi penelitian. Oleh karena itu, atas dasar analisa lokasi sekolah, karakter sekolah serta kemenarikan dan keunikan, maka penulis mengasumsikan bahwa SMA 1 Wates Kediri memang tepat untuk dilakukan penelitian sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang sudah direncanakan penulis.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan dari informan yang dianggap perlu dan sesuai dengan tujuan penelitian, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen. Sedangkan jenis data dalam penelitian ini adalah:
Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan dari orang yang telah diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sedangakan untuk teknik penjaringan data dilakakun dengan mencatat hasil dari pengamatan dan wawancara kepada informan yang merupapakan hasil kegiatan melihat, mendengar dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan, atau merekam suara serta pembambilan foto atau film yang di anggap perlu. Pengamatan dilakukan terutama saat informan melakukan penerapan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di SMA 1 Wates Kediri. Diantara informan dan subyek penelitian tersebut adalah guru (pendidik) dan peserta didik, serta pengambil kebijakan sekolah yaitu Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Sarana Prasarana.
Penjaringan data dari informan dilakukan dengan cara pendekatan emosional terutama kepada pada peserta didik, hal ini dilakukan agar informan bisa memberikan beberapa informasi dengan tegas dan apa adanya tanpa ada pengaruh atau intervensi dari peneliti. Dan peneliti melakukan pengecekan kembali kepada informan yang lain (triangulasi) tentang segala pernyataan yang dianggap janggal oleh peneliti. Atau bila diperlukan peneliti akan melakukan pengambilan sampel informan (subjek), pengambilan sampel ini bertujuan untuk informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Selain itu peneliti akan melakukan perpanjangan penelitian agar diperoleh data yang benar-benar dapat dipertanggunjawabkan.
Sumber Tertulis
Sumber ini terbagi atas sumber buku, jurnal ilmiah, surat kabar, makalah dan berbagai sumber dari internet yang sangat relevan.
Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dari Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Sarana Prasarana, Dewan guru dan peserta didik yang menjadi subjek atau informan di lokasi penelitian, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantara lain:
Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap informan pada saat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di UPTD SMA 1 Wates Kabupaten Kediri.
Metode Interview
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. Dalam wawancara selalu ada dua pihak, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berbeda. Pihak yang satu berkedudukan sebagai pengejar informasi (information hunter), sedangkan pihak lainnya dalam kedudukan sebagai pemberi informasi (information supplyer) atau informan. Tujuan dari wawancara sendiri adalah mengumpulkan data atau informasi (keadaan, gagasan atau pendapat, sikap atau tanggapan, keterangan dan sebagainya) dari suatu pihak tertentu.
Data yang ingin diperoleh dengan interview ini antara lain adalah kegiatan apa saja yang dilakukan oleh guru, siswa dan kepala sekolah yang berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Metode Dokumentasi
Memperoleh surat-surat, foto, penumuman, peraturan dan hasil evaluasi atau dokumen lain yang relevan.
Terdapat dua dimensi rekaman data yang akan dilakukan penulis dalam melakukan penelitian yaitu fidelitas dan struktur. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah STAIN Kediri:
Terdapat dua dimensi rekaman data; fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Sedangkan dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan sterstruktur.
Selanjutnya, untuk memastikan keabsahan data maka penulis akan melakukan dengan triangulasi dan memperpanjang waktu penelitian apabila diperlukan.
Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil obesrrvasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman tentang kasus yang diteliti dan menyajikanya sebagai temuan bagi orang lain. Untuk mengingkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan mencari makna. Oleh karena itu penulis melakukan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan bahan lain agar peniliti dapat menyajikan temuan data dengan sistematis dan mudah dipahami.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data dengan menggunakan teknik analisis tema. Analisisnya menggunakan kegiatan reduksi data, yaitu proses pemilihan dan pemusatan perhatian penelitian melalui seleksi yang ketat terhadap fokus yang dikaji. Setelah data di lapangan telah selesai dikumpulkan, maka semuanya dianalisis lebih lanjut secara intensif yang dikaji oleh peneliti dengan menggunakan logika, etika dan estetika.
Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibelitas data dimaksudkan untuk membuktikaan bahwa apa yang dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Usaha-usaha peneliti untuk memperoleh temuan dan interpretasi yang abash, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
Perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan.
Ketekunan pengamatan (observasi yang diperdalam).
Triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti dan teori), yaitu memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melalui tahapan-tahapan penelitian sesuai dengan model penahapan Moelong, yaitu:
Melakukan penelitian pendahuluan, dengan cara melakukan observasi dan wawancara seperlunya kepada pihak yang berwenang di SMA 1 Wates Kediri.
Tahap sebelum kelapangan (sebelum penelitian yang sebenarnya), meliputi kegiatan mencari permasalahan penelitian melalui bahan-bahan tertulis, menentukan fokus penelitian, menghubungi lokasi penelitian, menyusun usulan dan kemudian mengembangkan desain.
Tahap pekerjaan lapangan (penelitian sebenarnya), meliputi kegiatan pengumpulan data/informasi yang terkait dengan fokus penelitian dan pencatatan data, berbaur dengan lingkungan lokasi penelitian sambil mengumpulkan data.
Tahap analisis data, meliputi analisis data, penafsiran data, pengecekan keabsahan data dan memberi makna.
Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan menyusun hasil penelitian dan perbaikan hasil penelitian.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Contoh Proposal Skripsi Media Pembelajaran"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*